Supaya Pelajaran Sains Menyenangkan

 

 

Puluhan anak SD itu duduk mengelilingi meja. Satu persatu mereka dengan antusias mencoba mencelupkan pH Paper ke dalam cairan di tabung reaksi dan melihat perubahan warnanya. Mereka tampak senang mempelajari mengenai asam dan basa dan bagaimana cara mengukurnya melalui pH Paper tadi. Cairan tadi adalah aneka minuman yang biasa kita konsumsi.

“Dengan cara ini adik-adik bisa tahu mana yang asam dan mana yang basa, sedang tubuh kita ini membutuhkan kondisi yang netral, sehingga kita perlu menyeimbangkannya,” tutur pembicara, salah satu relawan dari Merck Chemical and Life Sciences. Anak-anak itu adalah murid-murid SD Negeri 05 Gedong, Jakarta Timur. Mereka tengah mengikuti kegiatan Spark: Science is Fun, yang digelar oleh relawan dari Merck, yang tergabung dalam komunitas Spark, di Pusat Peragaan Iptek Taman Mini Indonesia Indah, seperti dikutip CNNIndonesia.

Kegiatan itu dimaksudkan untuk menanamkan minat anak-anak terhadap sains. “Kita tahu selama ini memang pelajaran sains kurang banyak diminati oleh anak-anak seperti ini,” kata Melisa Sandrianti, Corporate Communications Manager Merck kepada CNN Student. Dia berharap, program semacam itu bisa memercikkan keingintahuan dan ketertarikan anak-anak usia dini untuk mempelajari sains.

Berbagai percobaan diperlihatkan oleh para relawan kepada murid-murid SD itu. Percobaan dengan memanfaatkan hal-hal yang ada di sekitar. Semisal, mencari tahu mengapa balon bisa menggelembung ketika dimasukkan permen mint dan disumpalkan ke mulut botol yang berisi minuman berkarbonasi. Percampuran bahan-bahan macam minuman dan permen tadi ternyata menghasilkan gas karbondioksida yang kemudian menggembungkan balon. Percobaan lain menghasilkan efek serupa, yaitu saat cuka, yang bisa ditemukan di warung bakso, dicampur dengan soda kue di tabung reaksi dan tabung ditutup balon.

“Secara kimia cuka dan soda kue berikatan dan menghasilkan gas karbondioksida,” tutur sang relawan, yang disambut anggukan mengerti dari anak-anak SD itu. Pada kesempatan lain, seorang relawan menceritakan bagaimana melakukan perkalian matematika yang cukup rumit dengan membuat garis-garis saja. Ini ternyata membantu kita untuk menghitung dengan lebih cepat.

Chrispina Sukarmi, salah seorang guru di SDN 05 Gedong, mengatakan sebetulnya cukup banyak anak-anak di sekolah mereka yang antusias pada sains. Namun kendala biaya dan alat peraga membuat mereka kesulitan menampilkan pelajaran sains yang menarik. Dia berharap, kegiatan semacam itu bisa dilanjutkan dan ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain di dekat sekolah mereka, supaya anak-anak semakin tergugah untuk menyukai sains dan bukan tak mungkin nanti memilih profesi sebagai ilmuwan.

Sains bagi sebagian orang adalah momok yang harus dihindari. Kalau perlu supaya tidak menyusahkan akan lebih baik kalau sains tak perlu diajarkan di sekolah. Atau kalau bisa dipotong jam belajarnya supaya makin singkat dan siswa tak lagi perlu bersusah-susah untuk belajar sains. Apa sih gunanya belajar sains dan menghafal rumus-rumus ? Pada kenyataannya menyusahkan siswa untuk lulus dan membuat anak jadi tidak suka bersekolah. Mungkin itu sepenggal paradigma tentang sains secara umum. Matematika, Fisika, Kimia, Biologi adalah mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian siswa. Betapa tidak rumusnya sulit untuk dihafal.

Ada satu hal yang seringkali tidak pernah disadari oleh masyarakat kita bahkan mungkin juga oleh pengajar sains itu sendiri. Sains adalah bagian dari kehidupan sehari-hari manusia. Apa yang kita kerjakan dalam kehidupan kita adalah terapan dari sains itu sendiri. Rumus bukan untuk dihafal tapi untuk dipahami.. inilah yang seringkali kurang tersampaikan dalam pelajaran sains. Siswa dituntut untuk bisa menjabarkan rumus-rumus nan rumit tanpa memahami apa dan mengapa.

Sains adalah mata pelajaran tentang kehidupan yang menyenangkan. Paradigma itulah yang harusnya ditanamkan dalam diri setiap orang. Sains bukan tentang benar dan salah tapi bagaimana siswa membangkitkan keingintahuannya, mencari jawaban, mencoba jawaban itu dan menemui kegagalan atau keberhasilan untuk kemudian ia eksplorasi. Itulah seharusnya bagaimana sains diceritakan di sekolah.

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…