Graha Layar Prima Raup Untung Rp 4,26 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) membukukan pendapatan sebesar Rp 592,56 miliar per 30 September 2017. Besar pendapatan ini naik 37,49% year on year (yoy). Periode sama tahun sebelumnya tercatat pendapatan BLTZ sebesar Rp 430,97 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Beriringan dengan meningkatnya pendapatan, beban pokok pendapatan dan beban operasional perusahaan juga meningkat. Beban pokok pendapatan naik 44,16% yoy menjadi Rp 250,20 miliar per 30 September 2017. Beban operasional juga meningkat 34.95% yoy menjadi Rp 350,43 miliar. Namun, BLTZ tampak terbantu dengan peningkatan penghasilan bunga sebesar 48,05% yoy menjadi Rp 6,69 miliar. Di September 2017, BLTZ juga tidak membukukan beban bunga pinjaman. Padahal, di periode sama tahun lalu tercatat beban bunga pinjaman sebesar Rp 12,30 miliar.

Melirik bottom line perusahaan, di sembilan bulan pertama 2017, BLTZ tak lagi membukukan kerugian. Di September 2016, tercatat kerugian BLTZ sebesar Rp 5,83 miliar. Di periode sama tahun ini, BLTZ justru membukukan laba sebesar Rp 4,26 miliar. Dalam laporan keuangan periode yang sama, tercatat liabilitas sebesar Rp 228,09 miliar, dengan ekuitas sebesar Rp 1,11 triliun. Dus total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 1,34 triliun.

Hingga akhir tahun nanti, perseroan menambah 20 bioskop. Bernard Kent Sondakh, Presiden Direktur Graha Layar Prima pernah bilang, bioskop akan dibuka di sejumlah kota seperti; Lombok, Gresik, Malang, Yogyakarta, Tangerang, Bekasi dan Surabaya. Perusahaan juga akan buka bioskop di Pekanbaru dan Manado. "Kami mengejar target membuka 1.000 layar tahun 2020. Saat ini, baru 27 bioskop dengan 235 layar," ujarnya.

Dari total bioskop anyar, ada delapan yang bermitra dengan PT Trans Retail Indonesia, pengelola gerai Transmart. Investasi membuka bioskop baru antara  Rp 10 miliar-Rp 60 miliar. Dengan demikian, investasi bioskop tahun ini antara Rp 200 miliar-Rp 1,2 triliun. "Investasi tergantung teknologi. Teknologi biasa lebih murah ketimbang teknologi 4DX," kata Bernard.

4DX merupakan film 4D yang dilengkapi sensor gerakan, udara, aroma, percikan air dan efek khusus lain. Akhir tahun lalu, perusahaan membuka bioskop di Palembang, menggunakan dana hasil penawaran umum perdana. Penambahan bioskop di Palembang menggantikan rencana pembukaan di Bogor. "Pusat belanja di Bogor belum dibuka, kami alihkan ke Palembang," ujar Bernard.

Semula, dana hasil penawaran umum perdana untuk membuka 7 bioskop di Bandung, Yogyakarta, Karawang, Jakarta, Surabaya dan Bogor. Selain kota besar, CGV melirik kota kecil seperti Purwakarta dan Mojokerto yang berpotensi mencetak pertumbuhan pengunjung besar. "Jumlah penonton tertinggi di kota kecil," tutur Bernard.

 

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…