Outlook Pasar Obligasi 2018 - Pefindo Taksir Emisi Capai Rp 158,5 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi penerbitan surat utang makin agresif tahun depan. Analis Pefindo Hendro Utomo memproyeksikan, angkanya mencapai Rp155 triliun hingga Rp158, 5 triliun yang terdiri dari Medium Term Note (MTN), Obligasi, dan sukuk.”Dengan asumsi kondisi makro tetap sesuai dengan proyeksi 5,1% hingga 5,4%, inflasi terkendali, suku bunga stabil, maka penerbitan surat utang di 2018 diperkirakan ada di range Rp155 triliun - Rp158, 5 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (21/11).

Selain kondisi makro, lanjutnya, penerbitan surat utang tahun depan juga bakal dipengaruhi oleh jatuh tempo surat utang, sehingga diyakini akan banyak emiten yang melakukan refinancing untuk menutup jatuh tempo utang melalui penerbitan utang baru. Sementara hingga Oktober 2017 ini, Pefindo mencatat penerbitan surat utang sudah mencapai Rp137 triliun. Dalam mandate Pefindo, Hendro menyebutkan masih ada sekira Rp26,8 triliun surat utang yang belum diterbitkan. Terdiri dari MTN sebesar Rp14,1 triliun, obligasi Rp7,8 triliun.

Selain itu, masih ada mandate rencana realisasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar Rp3,4 triliun, serta PUB baru sebsar Rp1,3 triliun. Dan masih ada sukuk sebesar Rp200 miliar yang berlum diterbitkan.”Peneribitan surat utang tahun ini, kita melihatnya capaian Oktober Rp137 triliun dengan tambahan mandate Rp 26,8 triliun, totalnya sekitar Rp163 triliun. Jadi Rp150 triliun mungkin masih bisa," tuturnya.

Hendro menambahkan, pihaknya juga mencermati potensi penyerapan surat utang tahun depan. Idealnya, ada porsi investor asing yang cukup signifikan untuk meningkatkan likuidtas penyerapan obligasi terutama obligasi korporasi. Namun, dirinya menambahkan bahwa investor asing seringkali menangguhkan investasi ke obligasi korporasi karena melihat risiko nilai tukar mata uang. Kondisi ini dieprkirakan masih akan berlangsung hingga jangka menengah.”Pandangan investor terhadap risiko rupiah masih rentan volatilitas, sehingga itu menyebabkan keengganan minat investor asing meningkatkan portofolionya di Indonesia," jelas dia.

Selain itu, investor asing lebih menyukai investasi pada surat utang pemerintah karena mereka tidak memahami detail kinerja korporasi. Oleh karenanya investor asing masih mengkhawatirkan risiko kredit perseroan.”Mereka belum familiar dengan emitennya, oleh karena itu harus terus dilakukan sosialisasi, untuk meningkatkan obligasi korporasi," tandasnya.

Pefindo juga menyebutkan emisi obligasi korporasi nasional hingga Oktober 2017 mencapai Rp 137,05 triliun. Sementara jumlah emisi obligasi korporasi yang Pefindo berikan peringkat mencapai Rp 113, 71 triliun. Dari total emisi tersebut rinciannya, berupa obligasi sebesar Rp 111,5 triliun, lalu MTN berjumlah Rp 13,7 triliun. Selanjutnya, sekuritisasi mencapai Rp 6,4 triliun dan sukuk sebesar Rp 5,3 triliun. Tercatat total perusahaan yang mengeluarkan obligasi sebanyak 84 perusahaan.

Hingga 20 November 2017, Pefindo juga telah menerima mandat penerbitan obligasi korporasi dari 35 perusahaan yang belum dilisting. Berdasarkan mandat tersebut, maka total emisi obligasi korporasi nasional berpotensi bertambah Rp 26,8 trilun menjadi sekitar Rp 163 triliun. “Terealisasinya mandat bergantung dari perusahaan terkait, mungkin ada bisa terealisasi dan juga tidak atau mundur di tahun depan, “ujar Hendro Utomo.

Berdasarkan mandat tersebut, Hendro memproyeksikan hingga akhir tahun jumlah penerbitan surat utang korporasi bisa mencapai Rp 150 triliun.  

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…