Pasar Finansial Soroti Suku Bunga Acuan

NERACA

 

Jakarta - Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menyatakan pasar finansial menyoroti kebijakan Bank Indonesia yang tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan dengan berada di level 4,25 persen. "Reaksi pasar finansial Indonesia relatif tidak bersemangat setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25 persen," kata Lukman Otunuga di Jakarta, Jumat (17/11).

Menurut dia, pilihan tersebut terkait dengan upaya BI yang berusaha mempertahankan stabilitas finansial menjelang keputusan tingkat suku bunga Amerika Serikat yang diprediksi bakal meningkat pada bulan Desember 2017. Poin penting dari rapat yang telah digelar BI adalah terkait dengan revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2017 menjadi 5,1 persen.

"Konsumsi Indonesia berpotensi menguat pada kuartal terakhir 2017 dan optimisme terhadap ekonomi global pun meningkat sehingga menarik untuk dicermati apakah target 5,1 persen akan berhasil dicapai," katanya. Sebelumnya, Bank Indonesia mempertahankan kembali suku bunga acuan "7 Days Reverse Repo Rate" 4,25 persen untuk menjaga stabilitas perekonomian domestik di tengah masih derasnya tekanan ekonomi eksternal.

Pada rapat triwulanan November 2017 di Jakarta, Kamis (16/11) malam, bank sentral juga mempertahankan suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (Deposit Facility) sebesar 3,5 persen dan suku bunga penyediaan likuiditas ke perbankan dari BI (Lending Facility) sebesar 5 persen. "BI tetap mewaspadai sejumlah risiko baik yang berasal dari global seperti pengetatan kebijakan moneter maupun dari domestik, yakni pelemahan konsumsi rumah tangga dan intermediasi perbankan," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam jumpa pers setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) triwulanan.

Dalam RDG tersebut, BI menyimpulkan pemulihan ekonomi domestik terus berlanjut di sisa tahun seiring dengan meningkatnya prospek ekonomi global. Bank sentral memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,6 persen pada tahun 2017 dan 2018. Pertumbuhan perekonomian global terus membaik seiring dengan pertumbuhan ekonomi Jepang, Cina, dan Amerika Serikat yang lebih tinggi daripada perkiraan.

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…