Rachmawati Soekarnoputri: Indonesia Alami Paradoks

Rachmawati Soekarnoputri: Indonesia Alami Paradoks

NERACA

Jakarta - Rachmawati Soekarnoputri, putri Proklamator RI Soekarno, mengatakan Indonesia mengalami paradoks, di mana perikehidupan yang dijalankan tidak selaras dengan falsafah yang dianut oleh bangsa Indonesia.

Pendiri Universitas Bung Karno (UBK) tersebut menyampaikan hal itu dalam sambutannya pada Acara Wisuda ke-XV UBK di Jakarta, Kamis (16/11), yang juga dihadiri oleh sejumlah tokoh, diantaranya istri mantan Presiden Soekarno, Ratna Dewi Soekarno, mantan Ketua MPR Amin Rais, mantan Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdijatno, mantan Menteri Dalam Negeri Syarwan Hamid, mantan Panglima TNI Djoko Santoso dan mantan KSAD Tyasno Sudarto.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto juga menyampaikan orasi ilmiah dengan tema Membangun Kesadaran Nasional: Nasionalisme, Demokrasi dan Masa Depan Indonesia.

Rachmawati dalam sambutannya mengatakan Indonesia didirikan dengan falsafah Pancasila dan selaras ajaran Bung Karno Trisakti.

Dalam Trisakti disebutkan pertama berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam berkebudayaan. Namun sayangnya kini, justru menjauh dari nilai-nilai dasar tersebut.

"Tapi alangkah sayangnya sebagaimana yang kita ketahui, terjadi semacam paradoks, Indonesia mengalami paradoks," kata dia dihadapan 1.086 wisudawan dan wisudawati.

Di bidang politik, menurut Rachmawati, Indonesia memasuki era demokrasi liberal yang menganut prinsip-prinsip satu orang satu suara (one man one vote)."Dan ini bertentangan dengan sila pancasila di mana kita harusnya mengemukakan prinsip-prinsip musyawarah mufakat, yang menjadi dasar demokrasi di Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pancasila," ujar dia.

Di bidang ekonomi, Indonesia mengalami era liberal kapitalistik, yang menganut prinsip-prinsip liberalisme yang bebas berkompetisi, berorientasi pasar bebas (freefight liberalisme, free market oriented)."Dan ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip berdikari maupun keadilan sosial sebagaimana diamanatkan sila ke 5 yaitu sila tentang membangun keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata dia.

Sementara di bidang sosial, menurut dia, masyarakat semakin renggang. Semakin jauh dari nilai-nilai gotong royong. Kepentingan diri sendiri maupun golongan semakin mengemuka dalam mengejar kekuasaan."Dan ini pernah disinggung Bung Karno, diprediksi oleh Bung Karno pada tahun 50an. Dulu jiwa kita dihikmati oleh aku untuk semua, sekarang justru aku buat aku dan ini sangat bertentangan dengan jiwa atau prinsip-prinsip dasar Pancasila sebagai falsafah dasar negara kita," kata dia.

Untuk itu, menurut dia, membangun kesadaran nasional sangat penting untuk kepentingan nasional bangsa dan negara."Pentingya kita membangun kesadaran kita, diri kita sendiri terhadap tanggung jawab kita, masa depan kita dengan membangun diri kita sendiri, self help, kata Bung Karno," ungkap dia. Ant

 

 

BERITA TERKAIT

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…

BERITA LAINNYA DI

Aiptu Supriyanto Cerminan Polisi Jujur Berintegritas

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarto menyebut tindakan Aiptu Supriyanto mengembalikan uang temuan milik pemudik yang…

RI Bisa Jadi Penengah Konflik Iran-Israel

NERACA Yogyakarta - Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin memandang Indonesia berpeluang menjadi mediator atau…

Ruang Siber Telah Menjadi Medan Perang Modern

NERACA Semarang - Pakar keamanan siber Dr. Pratama Persadha mengatakan bahwa ruang siber telah menjadi medan perang modern yang memperlihatkan…