Jangkau Luas Layanan Kesehatan - Rail Clinic Menjadi Harapan Masyarakat Kecil

Membuka layanan kesehatan bagi masyarakat yang sulit di jangkau, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 3 Cirebon, Jawa Barat akan mengadakan pengobatan gratis kepada masyarakat dengan menerjunkan Rail Clinic.”Kami akan melaksanakan kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan gratis dengan kereta kesehatan Rail Clinic untuk masyarakat di sekitar Stasiun Babakan Cirebon," kata Manajer Daop 3 Cirebon, Krisbiyantoro di Cirebon, kemarin.

Diterjunkannya Rail Clinic merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) dalam bentuk kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan gratis. Rail Clinic sendiri, kata Kris merupakan kereta kesehatan yang pembuatannya dilatarbelakangi oleh semangat PT KAI untuk memberi pelayanan lebih kepada masyarakat Indonesia khususnya di bidang kesehatan dengan memanfaatan jalur KA, sehingga dapat menembus daerah yang sulit dilalui oleh kendaraan bermotor.

Dibuatnya Rail Clinic ini juga sebagai salah satu bentuk dari pelaksanaan program CSR PT KAI. Disebutkan, Rail Clinic merupakan retrofit kereta rel diesel (KRD) yang dilengkapi dengan toilet ramah lingkungan. Rangkaian Rail Clinic terdiri dari dua kereta yang masing-masing memiliki tata ruang dan jenis pelayanan kesehatan yang berbeda.”Secara umum, fasilitas pelayanan kesehatan yang akan diberikan di dalam Rail Clinic adalah jenis pelayanan kesehatan primer atau pelayanan tingkat pertama meliputi pemeriksaan umum, gigi, KIA, pemeriksaan kesehatan mata dan penyuluhan kesehatan," ujarnya.

Kris menambahkan pelaksanaan pelayanan kesehatan gratis yang dapat dinikmati masyarakat di dalam Rail Clinic ini dilaksanakan hari Kamis, 16 November 2017 mulai jam 08.00-14.00 WIB di Stasiun Babakan dengan sasaran 300 peserta masyarakat Babakan dan sekitarnya. Selain itu, PT KAI juga memberikan kacamata gratis untuk 200 siswa dan guru dari SD di UPT Pendidikan Babakan dan sekitarnya.”Kami PT KAI menyiapkan tim kesehatan yang terdiri dari lima dokter umum, dua dokter gigi, satu dokter spesialis Kandungan, satu bidan, dua apoteker dan 10 paramedis untuk memberikan pelayanan kesehatan," katanya.

Dengan pelaksanaan kegiatan ini diharapkan kepada masyarakat semakin mencintai kereta api, serta dapat lebih perduli terhadap keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api. Sebelumnya, Rail Clinic generasi ke-4 juga diluncurkan di Stasiun Kiaracondong, Bandung. Rail Clinic sendiri adalah kereta dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Meliputi pemeriksaan umum, gigi, kehamilan, mata, serta pelayanan kefarmasian. Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, peluncuran Rail Clinic bertepatan dengan hari lahirnya PT KAI yang ke-72.

Rail Clinic generasi ke-4 terdiri dari empat unit kereta atau gerbong. Dua kereta untuk kesehatan dan dua kereta pustaka yang dinamakan Rail Library. Sedangkan pada Rail Clinic generasi-generasi sebelumnya hanya terdiri dari dua unit kereta kesehatan saja di tiap rangkaiannya. Rail Clinic pertama kali diresmikan pada 12 Desember 2015, dan sekaligus mendapatkan piagam rekor MURI sebagai kereta kesehatan pertama di Indonesia. Untuk generasi ke-4 ini, dilengkapi dengan fasilitas laboratorium hematology analizer sysmex berbasis komputer. Fungsinya untuk mengukur sampel darah sehingga mampu membantu mendiagnosis penyakit seperti kanker, diabetes dan sebagainya.

 

 

Daerah Terpencil

 

 

Persoalan keterbatasan infrastruktur menjadi hambatan warga di daerah terpecil sulit mendapatkan layanan kesehatan secara optimal. Meskipun ada, bisa dibilang masih jauh dari kata layak baik itu dari tenaga medis maupun sarana kesehatan yang ada. Asal tahu saja, selama ini Indonesia masih fokus dalam meningkatkan layanan kesehatan sekunder (rumah sakit), sedangkan pada layanan kesehatan primer masih jauh tertinggal. Akibatnya, masih banyak masyarakat yang berobat ke rumah sakit, dan imbasnya banyak menghabiskan anggaran kesehatan nasional.

Sekretaris Pokja Nasional Dokter Layanan Primer, dr. Mora Claramita pernah bilang, kalau di dunia internasional rata-rata angka rujukan layanan sekunder hanya 5-10%, sedangkan Indonesia rujukan lebih dari 80%. Tingginya rujukan itu, menurut Mora, dikarenakan kurangnya akses kesehatan akibat kondisi geografis Indonesia. Selain itu, persoalan minimnya fasilitas kesehatan, kompetensi dokter dan tenaga kesehatan di layanan primer, serta kualitas penyedia layanan kesehatan.”Karenanya fasilitas kesehatan di layanan primer seperti puskesmas, klinik dokter mandiri, dan klinik pratama harus ditingkatkan, tidak hanya dokter tapi juga tenaga kesehatan lain. Tidak lupa juga kerja sama kolaboratif,” kata Mora.

Sementara itu Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menegaskan, untuk memperkuat pelayanan kesehatan primer maka diperlukan pembentukan Dokter Layanan Primer (DLP). Diingatkan, pendidikan DLP telah dimandatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran. Prodi ini dibentuk untuk mempersiapkan pendidikan lanjutan yang sesuai bagi dokter yang bekerja di layanan primer. Rencananya, lama  pendidikan DLP di Indonesia berkisar 2 tahun.

Moeloek menambahkan, pendidikan DPL ini selain untuk meningkatkan kompetensi dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama, juga untuk memperbaiki layanan kesehatan masyarakat di layanan primer, dan mengurangi jumlah rujukan ke rumah sakit. Dengan kata lain, dokter di layanan ini diharapkan dapat menangani pasien sehingga tidak perlu memberikan rujukan ke rumah sakit maupun dokter spesialis.

BERITA TERKAIT

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

Beri Makna di Ramadhan - BRI Danareksa Bagikan Ratusan Paket Sembako di 8 Kota

Berbagi di bulan suci Ramadhan kepada masyarakat sekitar kembali dilakukan BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan…

BERITA LAINNYA DI CSR

Gelar Charity Program di Panti - Sharp Greenerator Tularkan Kepedulian Lingkungan

Membangun kepedulian pada lingkungan sejak dini menjadi komitmen PT Sharp Electronics Indonesia. Kali ini melalui Sharp Greenerator komunitas anak muda…

Melawan Perubahan Iklim dengan Sedekah Pohon

Momentum Ramadan sebagai bulan yang pernuh berkah tidak hanya menyerukan untuk berbagi kepada sesama, tetapi juga pada lingkungan. Hal inilah…

Beri Makna di Ramadhan - BRI Danareksa Bagikan Ratusan Paket Sembako di 8 Kota

Berbagi di bulan suci Ramadhan kepada masyarakat sekitar kembali dilakukan BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan…