Aksi Profit Taking Hambat Penguatan IHSG

NERACA

Jakarta –Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (15/11) ditutup melemah sebesar 15,98 poin dipicu koreksi saham-saham sektor pertambangan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI ditutup melemah 15,98 poin atau 0,26% menjadi 5.972,31. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,79 poin (0,18%) menjadi 991,40.”IHSG melemah dipimpin saham-saham sektor pertambangan setelah surat kementrian ESDM menginstruksikan PLN untuk mengkaji power purchase agreement contract (PPAs) di pulau jawa," kata analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi di Jakarta, kemarin.

Dia mengemukakan bahwa saham produsen pemasok batubara PLN dan pemilik powerplant terkena dampak dari kebijakan itu, situasi itu memicu pelaku pasar cenderung keluar dari saham-saham sektor pertambangan. Di sisi lain, lanjut dia, investor asing yang kembali melakukan aksi lepas saham turut membebani laju IHSG. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada Rabu (15/11) ini, investor asing mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp348,71 miliar.

Sementara analis Indosurya Sekuritas, William Surya Wijaya menambahkan bahwa koreksi IHSG Rabu berada dalam rentang konsolidasi wajar dengan masih menyimpan potensi penguatan pada hari selanjutnya (Kamis, 16/11) merespon sentimen positif surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Oktober 2017 surplus US$ 900 juta, dipicu oleh sektor nonmigas US$ 1,69 miliar, sementara sektor migas masih defisit US$ 790 juta.

Selain itu, lanjut dia, hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang sedianya akan dipublikasikan Kamis (16/11) juga diperkirakan memberikan sentimen positif bagi pola gerak IHSG. Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 344.877 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,815 miliar lembar saham senilai Rp8,514 triliun. Sebanyak 129 saham naik, 194 saham menurun, dan 131 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei ditutup turun 351,69 poin (1,57%) ke 22.028,32, indeks Hang Seng melemah 300,43 poin (1,03%) ke 28.851,69 dan Straits Times melemah 0,87 poin (0,87% ke posisi 3.369,65. Kemudian pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 13,62 poin atau 0,23% menjadi 6.001,91. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 3,47 poin (0,35%) menjadi 996,66.

Menurut analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, investor kembali melakukan aksi beli selektif memanfaatkan saham-saham yang telah mengalami pelemahan pada hari sebelumnya. Aksi beli investor itu kembali mendorong IHSG ke level 6.000 poin. Reza menambahkan bahwa nilai tukar rupiah yang kembali terapresiasi turut menjadi faktor positif bagi aset berisiko, seperti saham. Nilai tukar yyang stabil dengan kecenderungan menguat menunjukan ekonomi kondusif.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…