Waspadasi Tarif Listrik Juga Naik 10%

NERACA

JAKARTA - Pemerintah tampaknya tetap nekad dengan rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 10% pada April 2012. Pada pada saat yang sama juga akan diberlakukan pembatasan BBM. "Pokoknya kami menganggarkan ya naik maksimum 10%. Saya tegaskan sampai dengan 10%," kata  Menteri Keuangan Agus Martowardojo  di  Jakarta,

Namun demikian, kata mantan Dirut Bank Mandiri ini, dalam perjalanannya kemungkinan tetap ada opsi lain yang berkembang. "Jadi kalo ada opsi lain saya persilahkan tapi kami meminta 10% maksimum kenaikan TDL," tambahnya

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Djarman  mengatakan ada dua opsi  yang akan diserahkan ke  DPR RI mengenai kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) sebesar 10%.   "Ada beberapa opsi (kenaikan) yang menggunakan 450 watt tidak naik. Opsi kedua 450 watt, 900 watt sampai 60 kwh ada yang tidak naik tapi semua naik 10%. Untuk golongan pelanggan tidak mampu tidak naik. Opsi-opsi itu yang akan diajukan ke DPR. Pemerintah sudah usulkan, ada beberapa alternatif," ujar Djarman.

Djarman mengakui kemungkinan memang ada kenaikan 10% maka PLN dapat menghemat kurang lebih Rp8,9 triliun. "Semua akan dibicarakan. kalau 450 watt itu naik tapi sesudah pemakaian diatas 60 kwh," tegasnya.

Lebih jauh kata Djarman, opsi tersebut disetujui DPR, maka kenaikan ini akan sejalan dengan upaya pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada 1 April 2012.  "Kalau gas sudah optimal akan efisien. Pemerintah akan mengusulkan kepada DPR. Karena UU nomor 30 menyatakan (demikian), kita sudah sampaikan ini kita minta waktu ke DPR. Kalau disetujui itu 1 April. Sudah disebutkan nota keuangan di Agustus kemarin," jelasnya.

Meski begitu, Djarman mengatakan pihak DPR masih belum menyetujui rencana kenaikan TDL ini, karena masih menunggu kajian dari pemerintah. "Kajian sudah. Hasilnya kenaikan 10 persen pengaruhnya terhadap competitiveness tidak signifikan artinya mayoritas Usaha Kecil Menengah (UKM) di atas 90 persen tidak terpengaruh," pungkasnya.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah sudah memperhitungkan laju inflasi akibat kenaikan TDL mulai April nanti sehingga pemerintah ingin TDL tetap naik. "Inflasi sudah diperhitungkan kenaikan TDL sudah diperhitungkan," jelasnya

Sementara soal imbauan pemakaian BBG, Hatta mengatakan tak perlu menunggu April untuk melakukan kebijakan tersebut. "Karena kita, apapun opsinya strategi kita untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM harus dilakukan. Mendorong penggunaan gas," kata Hatta.

Dalam kesempatan itu Hatta mengatakan pemerintah tak bisa menaikkan harga BBM subsidi karena dilarang oleh APBN, kecuali APBN diubah dalam APBN-P nanti.  APBN 2012 menyebutkan pemerintah harus membatasi penggunaan BBM subsidi dengan melarang mobil pribadi di Jawa-Bali menggunakan bensin premium, dan menyiapkan opsi BBG yang lebih murah. Menurut Hatta, tak ada kerugian yang diderita Pertamina karena kebijakan ini.

Hanya permasalahannya, sekarang pemerintah harus menyiapkan secara bertahap semua infrastruktur untuk mendukung kebijakan pembatasan konsumsi BBM subsidi tersebut.  Walau begitu, pemerintah masih harus menunggu persetujuan Komisi VII DPR untuk melaksanakan kebijakan pembatasan konsumsi BBM subsidi dan juga kenaikan TDL sebesar 10%.

Soal TDL, PLN sebelumnya menyatakan tarif listrik di Indonesia lebih murah dibanding negara tetangga. Perbandingannya antara lain, Singapura : Rp 1.453/Kwh,  Filipina : Rp 1.149/Kwh,  Vietnam : Rp 848/Kwh, Malaysia : Rp 829/Kwh,  Thailand : Rp 782/Kwh,  Indonesia : Rp 632/Kwh. *cahyo

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…