Industri Multifinance Kucurkan Pembiayaan Rp410,8 triliun

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa industi multifinance hingga September 2017 telah mengucurkan pembiayaan sebesar Rp410,8 triliun. Angka tersebut mengalami pertumbuhan mencapai 8,6% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp378,1 triliun. Pembiayaan konvensional masih mendominasi sebesar Rp378,7 triliun. Sementara, pembiayaan berprinsip syariah hanya sebesar Rp32,1 triliun.

Secara keseluruhan, pembiayaan multiguna mencapai Rp237,2 triliun. Pembiayaan multiguna ini umumnya mengalir untuk kendaraan bermotor roda empat dan roda dua. Diikuti oleh pembiayaan investasi sebesar Rp116,6 triliun, dan modal kerja Rp24,6 triliun. Dari sisi pembiayaan bermasalah (nonperforming finance/NPF), industri multifinance mencatat peningkatan kualitas pembiayaan. Yaitu, dari 3,38 persen pada September 2016 menjadi 3,18 persen pada kuartal ketiga ini.

Pun demikian, peningkatan kualitas pembiayaan tidak terlepas dari lebih lambatnya pertumbuhan pembiayaan kuartal ketiga ketimbang paruh pertama tahun ini yang sebesar 8,95 persen. Dari sisi laba, industri multifinance mengantongi keuntungan bersih sebesar Rp9,7 triliun atau meningkat 8,7 persen dibandingkan laba bersih kuartal ketiga tahun lalu, yakni Rp8,9 triliun. Pertumbuhan industri multifinance yang single digit juga tercermin dari realisasi yang dicatat salah satu perusahaan pembiayaan, misalnya PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF).

Anak usaha PT Bank Danamon Indonesia Tbk ini mencetak pertumbuhan pembiayaan baru (new booking) 7,7 persen menjadi Rp23,8 triliun pada kuartal ketiga ini. Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli menjelaskan, sumbangsih terbesar bisnis pembiayaan perseroan masih berasal dari kendaraan bermotor roda dua sebesar 56 persen atau Rp13,4 triliun. "Sedangkan sisanya mengalir ke roda empat Rp9,8 triliun," ujarnya belum lama ini. Beruntung, laba bersih perseroan masih tumbuh di atas rata-rata industri multifinance. Laba yang dikantongi perseroan berlogo kuning tersebut mencapai Rp1,09 triliun atau naik 21 persen dari tahun lalu.

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Riswinandi mengatakan, piutang pembiayaan per September 2017 mencapai Rp410,84 triliun atau meningkat sebesar 8,63% (yoy) dengan kualitas piutang pembiayaan yang masih terjaga dengan baik. Tercatat rasio Non Performing Financing Netto perusahaan pembiayaan sebesar 1,16%. Sementara NPF gross berada dikisaran 3,18%, jauh lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 3,38%. "Sampai dengan triwulan III 2017, Perusahaan Pembiayaan mencatat laba bersih sebesar Rp9,76 triliun atau mengalami pertumbuhan laba sebesar 8,73% (yoy)," ujar Riswinandi.

Dijelaskannya, dari aspek pendanaan, industri pembiayaan mencatat outstanding pinjaman sebesar Rp329,02 triliun per September 2017 atau tumbuh 7,80% (yoy) dengan rincian pinjaman dalam negeri sebesar Rp171,76 triliun (52,20%), pinjaman luar negeri sebesar Rp84,42 triliun (25,66%), dan penerbitan obligasi sebesar Rp72,84 triliun (22,14%). "Sumber pendanaan industri pembiayaan saat ini masih bergantung pada sumber pendanaan yang berasal dari perbankan, hampir 73% pendanaan perusahaan pembiayaan diperoleh dari pinjaman bank," tuturnya.

Meskipun tumbuh cukup baik, Riswinandi menegaskan, industri pembiayaan harus mampu untuk mengubah pola pikir selama ini yang selalu berfokus pada pembiayaan otomotif. "Saya dapat memahami bahwa kita semua sudah merasa nyaman berada di area comfort zone dengan melakukan bisnis pembiayaan otomotif atau pembiayaan alat berat untuk periode waktu yang cukup lama," kata Riswinandi.

Namun demikian, di sisi lain industri pembiayaan perlu memiliki kesadaran dan pemahaman yang baik bahwa jenis pembiayaan usaha yang diperkenankan dalam regulasi sangat beragam dan luas yang mancakup Pembiayaan Investasi, Pembiayaan Infrastruktur, Pembiayaan Modal Kerja, dan Pembiayaan Multiguna. "Pemanfaatan inovasi teknologi informasi dan komunikasi di sektor jasa keuangan atau fintech dapat memperluas jangkauan layanan sektor jasa keuangan sehingga diharapkan mendukung akselerasi program inklusi keuangan," paparnya.

 

BERITA TERKAIT

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…