Harga Karet Membaik di Pasar - Kirana Megatara Bidik Laba Rp 500 Miliar

NERACA

Jakarta – Keyakinan membaiknya harga komoditas dunia, menjadi alasan bagi produsen remah karet PT Kirana Megatara Tbk (KMTR) menargetkan laba lebih agresif lagi atau tumbuh lebih dari dua kali lipat di tahun ini. “Kita menargetkan laba sebesar Rp 500 miliar di tahun ini dan untuk pendapatan, diperkirakan tahun ini bisa mencapai Rp 11 triliun,”kata Sekretaris Perusahaan KMTR, Ferry Sidik di Jakarta, Senin (13/11).

Dirinya menuturkan, jika dibandingkan perolehan pendapatan dan laba tahun 2016 lalu, Kirana tergolong optimistis. Tahun lalu, perusahaan yang baru melantai di bursa pada Juni 2017 ini hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp 7,69 triliun dengan laba Rp 204,62 miliar. Optimisme ini, menurut Ferry, didukung oleh perbaikan harga karet di pasar.

Sepanjang tahun ini, harga karet bergerak di kisaran level US$ 1,5 per kilogram (kg). Hal ini membuat Kirana Megatara bisa meningkatkan perolehan pendapatannya di tahun ini. Selain karena faktor harga karet, volume produksi perusahaan ini pun juga cukup tinggi sehingga mereka yakin akan bisa mencapai target ini. "Hingga September 2017 lalu, produksi kami mencapai angka 400.000 ton," kata Ferry.

Untuk tahun depan, Ferry mengaku belum bisa membeberkan berapa target. Namun, dirinya berharap harga karet akan tetap stabil di level harga US$ 1 per kilogram sehingga bisa membuat pendapatan dan laba perusahaan tetap tumbuh di tahun 2018 mendatang. Sebagai informasi, KMTR berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 71,33% year-on-year (yoy) menjadi Rp 9,46 triliun hingga akhir kuartal ketiga. Laba emiten ini tumbuh hampir tiga kali lipat ke angka Rp 391,09 miliar pada periode yang sama.

Sebagai informasi, Kirana Megatara saat ini menguasai sekitar 17% pangsa pasar ekspor pada tahun 2016. Emiten ini juga berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 1 juta ton. Manajemen menargetkan bisa memperbaiki rantai pasokan karet alam agar industri tersebut lebih efisien. KMTR kini menjadi induk bagi 15 pabrik pengolahan karet remah dan satu subholding di bidang perkebunan. Di antaranya yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan Barat. Sejak 2011, perusahaan juga meningkatkan skala produksinya. Dari 550 ribu ton pada 2011 menjadi 720 ribu ton karet remah per tahun.

Produk KMTR didistribusikan kepada 13 pemain besar perusahaan ban global. Di antaranya seperti Bridgetstone, Continental, Cooper, Goodyear, Hankook, Kumho, Michellin, Pirelli, Sumimoto, Yokohama. Penjualan sebagian besar dilakukan dengan sistem penjualan Kontrak Jangka Panjang (LTC).”Sebagian besar hasil penjualan kami, 95% untuk ekspor," kata Jenny Widjaja, Direktur Keuangan KMTR.

Perusahaan sebelumnya juga sudah mengakuisisi 3 pabrik lainnya di wilayah Lampung, Bangka, dan Jambi. Peningkatan kapasitas tersebut dilakukan dalam lima tahun terakhir ini. Tahun ini, KMTR menganggarkan belanja modal (capital expenditure) sebesar Rp 100 miliar - Rp 150 miliar. Belanja modal ini digunakan untuk relokasi pabrik. Selain itu, belanja modal juga digunakan untuk melakukan perawatan dari pabrik yang ada, dan untuk perawatan tanaman yang belum menghasilkan.

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…