Warrior FCTC Kota Jember Dorong Harga Rokok Mahal - Agar Tidak Terjangkau Anak-Anak

Warrior FCTC Kota Jember Dorong Harga Rokok Mahal

Agar Tidak Terjangkau Anak-Anak

NERACA

Jakarta - Dua warrior FCTC asal Jember, Widya Nindy Nastiti dan Jeihany Angrilla, hari ini mementaskan wayang FCTC bertema Anak Indonesia Sehat Tanpa Rokok, di area CFD alun-alun kota Jember, Minggu (12/11).

Pementasan wayang ini sekaligus menjadi aksi warrior kota Jember untuk menyambut kedatangan Wayang FCTC. Kota Jember menjadi kota ketujuh yang didatangi Wayang FCTC dan Naskah Deklarasi D10M dalam rangkaian “Petualangan 365 Hari FCTC Warrior di 25 Kota”. Sebelum Jember, Wayang FCTC sudah melalui kota Tangerang Selatan, Bogor, Bandung, Pekalongan, Semarang, dan Yogyakarta.

Nindy dan Jeje, panggilan akrab warrior FCTC Jember, menerima Wayang FCTC dari keempat warrior asal Yogyakarta, yakni Agista Siskasari, Desi Rahmawaty, Renaldo Pratama, dan Wira Setya Dharma.

Warrior FCTC sendiri adalah 40 anak muda dari 25 kota di Indonesia yang berkolaborasi menolak hegemoni industri rokok dan menolak menjadi target pemasaran industri rokok. Mereka telah mengikuti Konferensi Youth Summit di Bogor pada Mei lalu dan mendeklarasikan Suara Anak Muda untuk FCTC di Jakarta. Sejak Agustus lalu, Wayang FCTC yang menjadi simbol FCTC Warrior, diperjalankan ke 25 kota untuk mengajak lebih banyak anak muda bersuara menolak menjadi target pemasaran industri rokok.

“Kami senang sekali menyambut kedatangan Wayang FCTC. Untuk itu kami langsung berkolaborasi dengan Komunitas Peduli Air Bersih (Kopdar Jember), serta Forum Komunikasi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial Regional Jatim Universitas Jember menggelar pementasan Wayang FCTC di alun-alun kota Jember ini,” kata Nindy.

Selain mementaskan Wayang FCTC, Nindy dan Jeje juga membacakan naskah deklarasi D10M yang berisi suara anak muda menolak hegemoni industri rokok dan menolak menjadi target pemasaran industri rokok.

“Deklarasi ini didorong keprihatinan kami terhadap tingginya prevalensi perokok anak di Indonesia. Data Global Youth Tobacco Survey {GYTS} 2014 menunjukkan ada 20,3% remaja usia 13-15 tahun merokok. Dan menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, dalam 10 tahun terakhir perokok pemula remaja usia 10 - 14 tahun naik 2 kali lipat, dari 9,5% pada 2001 menjadi 18% pada 2013,” tegas Nindy yang juga mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember ini.

Jeje menambahkan, tingginya perokok anak disebabkan harga rokok sangat murah dan dijual batangan sehinggga sangat terjangkau oleh anak-anak. Rokok juga dijual bebas di warung-warung dekat sekolah dan dekat rumah. “Sehingga, cara terbaik untuk menjauhkan keterjangkauan anak dari rokok adalah harga rokok harus mahal dan tidak boleh dijual batangan,” tegas mahasiswi Program Studi Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Jember ini.

Bahaya Laten Rokok

Nindy dan Jeje sengaja mengambil momentum pementasan Wayang FCTC pada tanggal 12 November, yang selalu diperingati setiap tahun sebagai Hari Kesehatan Nasional.

“Hari Kesehatan Nasional ini menjadi momentum untuk mengajak masyarakat lebih peduli tentang bahaya rokok. Karena yang sangat menakutkan dari rokok ini adalah bahaya laten, dimana dampak yang dirasakan akibat merokok butuh waktu yang panjang,” tegas Nindy.

Ia menjelaskan dampak yang dirasakan sejak anak mulai merokok dan akhirnya ketagihan, hingga kemudian menderita penyakit butuh waktu 10 hingga 15 tahun. “Sehingga, jika anak-anak sudah merokok secara terus menerus sejak usia 10 tahun, bisa dipastikan di usia produktifnya ia akan menjadi generasi yang sakit-sakitan,” tambah pegiat Kopdar Jember ini.

Padahal, kata Jeje, anak-anak punya hak untuk hidup sehat.“Seharusnya anak Indonesia dilindungi dari segala hal yang dapat merusak kesehatannya di masa depan,” tegasnya.

Karena itu, tepat di Hari Kesehatan Nasional, dua warrior kota Jember ini mendorong pemerintah untuk menaikkan harga rokok setinggi-tingginya dan tidak dijual batangan agar rokok tidak terjangkau anak-anak.

“Bila harga rokok sangat mahal dan tidak dijual batangan, anak-anak akan berpikir panjang sebelum membeli rokok. Kami berharap mereka lebih  memprioritaskan membeli makanan sehat atau buku ketimbang membeli rokok yang akan merusak kesehatannya di masa depan,” pungkas Nindy.

Menuju Kota Tabanan

Setelah Jember, Wayang FCTC dan Naskah Deklarasi D10M akan diperjalankan kembali dalam rangkaian Petualangan 365 hari FCTC Warrior  di 25 kota. Kota Tabanan sudah menunggu untuk menerima estafet kedelapan Wayang FCTC Warrior. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Grab Raih Sertifikat Kepatuhan Persaingan Usaha

NERACA Jakarta - Grab Indonesia menjadi perusahaan berbasis teknologi pertama penerima sertifikat penetapan program kepatuhan persaingan usaha menurut Komisi Pengawas…

KPK: Anggota Dewan Harus Mewariskan Budaya Antikorupsi

NERACA Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron mengatakan anggota dewan harus mewariskan budaya antikorupsi. “Tantangan terbesar…

KPPU: Skema Denda di UU Cipta Kerja Guna Beri Efek Jera

NERACA Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan skema denda yang diatur dalam Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) bertujuan…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Grab Raih Sertifikat Kepatuhan Persaingan Usaha

NERACA Jakarta - Grab Indonesia menjadi perusahaan berbasis teknologi pertama penerima sertifikat penetapan program kepatuhan persaingan usaha menurut Komisi Pengawas…

KPK: Anggota Dewan Harus Mewariskan Budaya Antikorupsi

NERACA Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nurul Ghufron mengatakan anggota dewan harus mewariskan budaya antikorupsi. “Tantangan terbesar…

KPPU: Skema Denda di UU Cipta Kerja Guna Beri Efek Jera

NERACA Jakarta - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengatakan skema denda yang diatur dalam Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) bertujuan…