Alasan Diabetes Bisa Berujung Kematian Mendadak

Mengapa kadar gula tinggi pada penyandang diabetes bisa menyebabkan kematian mendadak? berikut paparan spesialis penyakit dalam dari RSCM, Dr. Wismandari Wisnu, SpPD, KEMD, FINASIM. "Kadar gula darah yang tinggi yang mengalir dalam pembuluh darah menyebabkan lapisan dalam dinding pembuluh darah mengalami cedera. Di samping itu, juga terdapat gangguan pada pola lemak darah, yakni kolestrol jahat (LDL) menjadi lebih mudah menumpuk di dinding pembuluh darah, sedangkan kolesterol baik (HDL) terganggu produksinya," kata dia di Jakarta, dikutip dari kator berita Antara.

Hal inilah yang mengakibatkan penumpukan lemak dan gangguan kelenturan dinding pembuluh darah atau aterosklerosis. Kondisi ini menyebabkan gangguan aliran darah yang menuju organ-organ penting tubuh antara lain otot jantung dan otak. "Aterosklerosis akan mengakibatkan gangguan aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung sehingga otot jantung mengalami kerusakan," tutur Wismandari.

Kerusakan otot jantung inilah yang menyebabkan jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh yang berakibat kematian mendadak.  Wismandari mengatakan kematian akibat sakit jantung meningkat dua sampai empat kali lipat pada penyandang diabetes. 

Lebih lanjut Wismandari mengatakan, anda yang sudah berusia 40 tahun ke atas, sebaiknya segera memeriksakan kadar gula darah, karena tergolong berisiko terkena diabetes. "Begitu usia di atas 40 tahun, langsung cek. Kalau normal, lalu kapan chek lagi? Setiap tiga tahun sekali," ujarnya.

Sementara bagi mereka yang ternyata terdiagnosa prediabetes, Wismandari menyarankan pemeriksaan gula darah kembali di tahun berikutnya.  Prediabetes atau fase sebelum seseorang terkena diabetes terjadi jika gula darah puasa di atas 100 mg/dL atau 125 mg/dL.

Selain itu, kelompok usia di bawah 45 tahun, terutama yang memiliki sederet faktor risiko juga perlu segera memeriksakan gula darahnya.  Faktor risiko ini antara lain: gemuk, prediabetes, ada riwayat keluarga terkena diabetes, kadar kolesterol tinggi. 

Selain itu, tekanan darah tinggi (di atas 140/90 atau sedang minum obat), ada riwayat sakit jantung dan stroke, pernah melahirkan bayi yang beratnya lebih dari 4 kg.  "Lalu, saat hamil kadar gula darahnya tinggi, mereka sukar hamil dan kurang melakukan aktivitas fisik," kata dia.

Data menunjukkan pasa 2015 lalu, Indonesia berada di peringkat ke tujuh penyandang diabetes terbanyak di seluruh dunia, dengan jumlah 10 juta penyandang.

Dari jumlah ini, 1 dari 5 orang penyandang diabetes berusia bahkan di bawah usia 40 tahun (1,67 juta orang). Lalu, 4,6 juta merupakan kelompok usia 40-59 tahun. Sisanya, sebanyak 2 juta orang adalah usia 60-79 tahun.  Di sisi lain, Melakukan aktifitas fisik menjadi salah satu kegiatan wajib para penyandang diabetes dan bahkan mereka yang belum terkena, seperti anjuran para ahli kesehatan.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengontrol kadar gula darah tetap stabil. Kadar gula darah yang stabil bisa mencegah terjadinya komplikasi.  Hanya saja, khusus para diabetasi, sebaiknya memilih aktifitas fisik berintensitas sedang seperti jogging, bersepeda santai, jalan cepat dan berenang."Dilakukan secara teratur 3-5 kali seminggu, selama 30-45 menit," ujar Wismandari.

Perlu diketahui bahwa, jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.  Selain itu, Wismandari mengingatkan para diabetesi untuk memeriksakan kadar gula darahnya sebelum beraktifitas fisik. 

Namun, Ahli kesehatan sekalipun ternyata kerap merasa menderita kala harus menahan diri atau sekedar mengontrol makanan atau minuman mengandung pemanis. Untuk kesehatan jangka panjang nampaknya mereka tak segan menahan diri dan pakar gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Saptawati Bardosono MSc, adalah salah satunya. Lantas apa yang dia lakukan?

"Pilih teh tawar atau tanpa gula atau air putih saja. Sebenarnya penderitaan. Tetapi karena saya ingin long live, harus menahan," ujar dia.

Bagi Anda yang bisa mengontrol gula dalam makanan seperti menghindari makanan penutup manis lalu menggantinya dengan buah yang rasanya kurang manis atau sayuran segar maka tak perlu membuat teh Anda menjadi tawar.  

Cara ini bagi sebagian Anda yang menggemari teh atau kopi manis mungkin terasa sulit. Namun, bukan berarti tak bisa samasekali.  Pun bagi dokter yang kerap disapa Tati itu."Oke teh atau kopi gula, tetapi perlahan kurangi gulanya, sampai akhirnya tak mengunakan gula samasekali," tutur Tati.

BERITA TERKAIT

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Vina Panduwinata Gandeng Brand Lokal Melawan Diabetes

Kasus diabetes di Indonesia kini kian jadi masalah serius. Menurut International Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai…

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…