Globalisasi, Demokratisasi, Liberalisasi, dan Digitalisasi

Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri

 

Empat kata yang menjadi judul tulisan ini telah menjadi realitas yang kita hadapi dalam kehidupan umat manusia di muka bumi dewasa ini. Hampir semua aspek kehidupan di bidang apapun, baik di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, "dipaksa" untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan dimana globalisasi, demokratisasi, liberalisasi, dan digitalisasi telah menjadi arus utama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebab itu, bergegaslah beradaptasi dengan lingkungan baru, yang arus utamanya telah menjadi realitas.

Kebijakan dan kebijaksanaan yang harus kita bangun adalah menyesuaikan diri, baik secara individu, maupun secara melembaga agar kita dapat menarik manfaat seoptimal mungkin, tanpa harus membuang waktu berlama-lama berdebat dalam suasana pro-kontra, meskipun kita harus mengakui bahwa suasana kebatinan yang melahirkan sikap pro kontra pasti akan muncul.

Globalisasi telah membuat lingkungan menjadi saling ketergantungan, saling memerlukan kerjasama, kolaborasi dan aliansi. Liberalisasi memberikan sebuah pembelajaran bahwa pada dasarnya campur tangan pemerintah dilakukan sesedikit mungkin agar ekonomi pasar mampu bekerja dengan efisien dan kompetitif. Demokratisasi menempatkan posisi dan peran masyarakat menjadi semakin sentral untuk mengurus rumah tangganya sendiri. Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Digitalisasi hakikatnya memberikan pelajaran bahwa akses informasi dan komunikasi semakin mudah dan cepat karena kemajuan di bidang teknologi informasi. Terkait dengan itu, maka hidup kita di abad ini semakin bercirikan oleh sebuah kondisi dimana saling ketergantungan, efisiensi dan kompetisi, kebebasan berekspresi, berkreativitas, dan berinovasi, serta tidak gagap teknologi (gaptek) menjadi ciri menonjol dalam kehidupan modern yang berlangsung hingga kini, dan kita berada di lingkungan itu.

Kita tengah ikut berproses dalam lingkungan baru tersebut. Sepanjang rantai prosesnya, kita harus selalu bersikap konstruktif agar hasilnya memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Ini berarti bahwa setiap nilai manfaat yang dihasilkan dalam setiap mata rantai proses, sebagian besar harus berputar di dalam negeri. Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan(ATHG), akan selalu hadir di lingkungan kita, yang sudah terglobalisasi, terliberalisasi, terdemokratisasi, dan terdigitalisasi.

Dinamika politik, ekonomi, dan sosial budaya secara aktif dan dinamis, pasti akan ikut berproses dalam retorika globalisasi, liberalisasi, demokratisasi, dan digitalisasi, dan posisinya kita tidak boleh merugi karena gagal kelola atas fenomena yang berkembang. Yang penting dicatat adalah jangan sekali-sekali berpikir untuk kembali ke masa lampau karena hanya buang-buang waktu, pikiran, tenaga serta sumber daya yang lain karena situasi dan kondisi selalu bersifat kondisional.

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…