Bank Danamon Mau Diakuisisi Investor Jepang - OJK Minta Klarifikasi

 

 

NERACA

 

Jakarta – PT Bank Danamon Tbk dikabarkan akan diakuisisi oleh investor Jepang yaitu Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU). Kabar akan masuknya investor Jepang ke emiten bersandi BDMN itu sempat terdengar sejak beberapa pekan lalu. Atas kabar tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memanggil manajemen PT. Bank Danamon Tbk untuk meminta klarifikasi mengenai kabar rencana akan diakuisisinya bank tersebut oleh investor Jepang, Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU). "Di waktu dekat ini, OJK akan meminta penjelasan manajemen bank," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana, seperti dikutip Antara, kemarin.

Namun, Heru mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima pemberitahuan resmi atau permohonan izin dari pemegang saham Danamon maupun BTMU terkait rencana akuisisi. "Bank belum melaporkan rencana aksi korporasi tersebut," ujarnya. Sementara itu, Bank Danamon membenarkan memang terdapat investor yang sudah memulai penjajakan guna membeli saham milik perusahaan asal Singapura yang merupakan pengendali bank tersebut, Asia Financial Indonesia Pte Ltd (AFI).

Direktur Bank Danamon Michellina Triwardhany melalui pernyataan resmi yang dikutip Antara mengatakan Asia Financial Indonesia Pte Ltd (AFI) sudah menerima "expression of interest" terkait kepemilikan saham di Danamon. Namun Michellina menegaskan AFI dan investor tersebut baru akan melakukan negoisasi sehingga belum terdapat hasil atau kesepakatan yang mengikat.

"Ketertarikan investor tersebut tergantung pada hasil negosiasi lebih lanjut yang belum tentu menghasilkan perjanjian yang mengikat sehingga transaksi ini belum tentu terealisasi," kata Michellina. Ia mengimbau pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya agar bersikap hati-hati dalam bertransaksi terkait saham Danamon yang bersandi BDMN. "Kegiatan operasional Bank Danamon berjalan normal," ujarnya.

Merujuk pada laporan media Jepang, Nikkei, Kamis ini, BTMU dilaporkan berencana membeli sekitar 40 persen saham Bank Danamon untuk memperluas bisnis perusahaan di Asia Tenggara. Nilai transaksi disebutkan sekitar 1,76 miliar dolar AS atau setara Rp23,7 triliun (dengan kurs saat ini).

Menurut Nikkei, induk usaha BTMU yaitu Mitsubishi UFJ Financial Group memutuskan untuk memulai negosiasi dengan Danamaon dan pemegang saham mayoritasnya, yaitu perusahaan investasi milik pemerintah Singapura Temasek Holding. Saat ini, porsi kepemilikan saham di Danamon, menurut laman resmi perusahaan, adalah 67,37 persen milik Asia Financial (Indonesia) Pte, LTd, 6,5 persen milik JPMCB-Frankiln Templeton Investment Funds dan 25,7 persen dikuasai publik.

Adapun BTMU, sebenarnya sudah memiliki "perpanjangan tangan" di industri perbankan domestik. BTMU telah beroperasi di Indonesia hampir 60 tahun dengan status Kantor Cabang Bank Asing (KCBA). Oleh karena itu, jika BTMU menjadi pemegang saham pengendali di Danamon, perusahaan bakal berhadapan dengan ketentuan tentang Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia atau "single presence policy" yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/24/2012. PBI tersebut mengatur setiap pihak hanya dapat menjadi Pemegang Saham Pengendali pada satu Bank, atau jika ada pihak yang menjadi Pemegang Saham Pengendali pada lebih dari satu Bank, maka pihak tersebut wajib memenuhi ketentuan Kepemilikan Tunggal.

Danamon yang berbasis di Jakarta adalah bank terbesar kelima di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar dan berada di urutan ke delapan dari ukuran total aset. Laba bersih tumbuh 14% menjadi Rp 2,79 triliun rupiah untuk tahun buku yang berakhir pada bulan Desember 2016. Danamon cukup solid sebagai perbankan ritel maupun korporasi, dengan jaringan domestik yang memiliki lebih dari 1.800 cabang.

BTMU telah melebarkan sayap kepemilik bank di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2012 BTMU membeli 20% saham Vietinbank, Vietnam. Pembelian dilakukan melalui Vietnam Commercial Stock Commercial Industry. Bank asal Jepang ini pada 2013 juga menghabiskan 170,6 miliar baht (Rp 69,6 triliun) untuk mengakuisisi 72% Thailand Bank of Ayudhya, dan mengambil 20% saham di Security Bank Filipina tahun lalu. Membeli Danamon akan memberi pijakan lagi di satu pasar utama perbankan Asia Tenggara.

 

BERITA TERKAIT

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…