Permata Genjot Kredit Korporasi Rp36 T

NERACA

Jakarta—Kredit pertumbuhan korporasi menjadi perhatian PT Bank Permata, Tbk (BNLI).  Karena perseroan menargetkan pertumbuhan kredit korporasi sebesar 20% pada 2012 atau menjadi Rp36 triliun dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp30 triliun. "2012, target korporasi kita sekira 15-20 persen, sesuai target bank total juga dan tergantung kondisi ekonomi," kata Direktur Wholesale Banking PermataBank Roy Arfandy di Hotel Pullman, Jakarta, (26/1)

Arfandy menambahkan kucuran kredit tersebut tidak hanya fokus ke satu sektor tertentu. Hal tersebut dilakukan agar kredit korporasi tetap aman. "Portofolio kita cukup merata, tidak ada satu sektor yang dominan, rata-rata 5%-10%.  Kita tetap mengarah ke industri yang berbasis sumber daya alam, transportasi dan logistik, makanan dan minuman, juga manufaktur," tambahnya

Selain itu, kata Arfandy, perseroan juga memberikan kredit sindikasi senilai total Rp 330 miliar dengan jangka waktu 3 tahun dengan tingkat suku bunga yang kompetitif kepada PT Trihamas Finance.  "Fasilitas ini merupakan wujud nyata PermataBank dalam mendukung bisnis pembiayaan multifinance secara berkelanjutan, dimana kami memiliki rekam jejak yang panjang dibidang ini," paparnya

Bersama dengan Bank DKI, Bank BJB dan Bank ICBC, PermataBank bertindak sebagai Mandated Lead Arranger yang memimpin pemberian kredit sindikasi kepada PT Trihamas Finance dengan nilai partisipasi sebesar Rp 100 miliar, Bank DKI dan Bank BJB masing-masing juga sebesar Rp 100 miliar dan Bank ICBC Indonesia berpartisipasi dengan jumlah Rp 30 miliar.

Sementara itu Direktur Utama PT Trihamas Finance Ronny Effendy mengatakan PT Trihamas Finance yang didirikan pada tahun 1994 merupakan perusahaan pembiayaan yang fokus kepada pembiayaan kendaraan angkutan umum, komersial atau niaga serta kendaraan penumpang bekas.  "Selama periode tahun 1994 samapai 2012 ini, PT Trihamas Finance telah berhasil memperluas jaringan pelayanannya dengan membuka 46 kantor cabang dan menjalin kerjasama pembiayaan dengan bank-bank besar (nasional dan asing) serta berhasilnya mencapai asset Rp 2,3 triliun," jelas Ronny.

Ronny menambahkan kinerja perusahaan juga cukup memuaskan. "Fasilitas kredit sindikasi ini diharapkan dapat mendukung ekspansi bisnis di tahun 2012, dimana kami menargetkan penjualan sebesar Rp 2 triliun serta kami menargetkan pertumbuhan profit sekitar 2-3% dari portofolio.  **bari/maya

 

BERITA TERKAIT

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…

BERITA LAINNYA DI

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi

Investasi Ilegal di Bali, Bukan Koperasi NERACA Denpasar - Sebanyak 12 lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat secara ilegal di…

Farad Cryptoken Merambah Pasar Indonesia

  NERACA Jakarta-Sebuah mata uang digital baru (kriptografi) yang dikenal dengan Farad Cryptoken (“FRD”) mulai diperkenalkan ke masyarakat Indonesia melalui…

OJK: Kewenangan Satgas Waspada Iinvestasi Diperkuat

NERACA Bogor-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengharapkan Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi dapat diperkuat kewenangannya dalam melaksanakan tugas pengawasan, dengan payung…