Profit Taking Investor Bikin Rekor IHSG Jatuh

NERACA

Jakarta – Memanfaatkan rekor baru yang diraih indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), memacu para pelaku pasar melakukan aksi jual. Alhasil kondisi ini membuat indeks BEI pada perdagangan Rabu (8/11) ditutup melemah 11,07 poin atau 0,18% ke level 6.049,38. Padahal, kemarin (7/11), indeks mengukir rekor tertinggi baru dengan bertengger di 6.060,45.

Koreksi yang melanda lima sektor pada Rabu menyebabkan IHSG kehabisan tenaga. Sektor infrastruktur dan pertambangan turun paling tajam yaitu masing-masing 1,71% dan 1,30%. Sedangkan, lima sektor lain masih menguat, terutama aneka industri yang naik 0,97%. RTI mencatat, 204 saham rontok, berbanding 137 saham yang berhasil naik. Saham PT Rimo International Tbk (RIMO) membukukan kinerja terburuk (top losers) di pasar domestik dengan melorot 24,41% ke Rp 192. Sedangkan, saham dengan kenaikan tertinggi (top gainers) ditorehkan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) yang naik 21,95% ke posisi Rp 300.

Di jajaran indeks LQ45, PT United Tractors Tbk terseret ke posisi top losers. Pasalnya, saham UNTR melorot 4,26% menjadi Rp 34.250. Sementara, puncak top gainers ditempati PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang berhasil naik 4,31% ke Rp 605. Total sekitar 10,63 miliar lot saham ditransaksikan sepanjang hari, dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,72 triliun. Pemodal asing kembali keluar dari pasar saham dengan jumlah yang cukup besar. Nilai penjualan bersih (net sell) asing di seluruh pasar mencapai Rp 818,81 miliar.

Tren pelemahan terhadap indeks BEI juga sudah terjadi di awal perdagangan. Dimana IHSG dibuka melemah 7,46 poin atau 0,12% menjadi 6.052,98. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 1,90 poin (0,19%) menjadi 1.008,19.

Kata analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, bursa saham di kawasan Asia yang melemah berdampak negatif pada pergerakan IHSG, sebagian pelaku pasar cenderung menahan transaksinya.”Laju IHSG tertahan seiring pergerakan bursa saham eksternal, sebagian investor diperkirakan juga melakukan aksi jual dengan memanfaatkan penguatan saham sebelumnya,”ujarnya.

Kendati demikian, menurut dia, harga komoditas yang terjaga dalam tren penguatan dapat memberikan sentimen positif pada pergerakan IHSG, sehingga koreksi yang terjadi diproyeksikan cenderung terbatas. Sementara itu, Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa Bank Pembangunan Asia (ADB) secara umum berpendapat, tren perbaikan ekonomi Tiongkok, telah mendorong pemulihan perdagangan dan kebutuhan investasi negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia khususnya di bidang investasi langsung dan ekspor."Sentimen itu dapat berdampak positif bagi pergerakan IHSG," kata Nico Omer.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei dibuka turun 68,51 poin (0,30%) ke 22.869,09, indeks Hang Seng melemah 24,64 poin (0,08%) ke 28.969,70 dan Straits Times melemah 10,01 poin (0,29%) ke posisi 3.403,13.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…