Ekonomi Syariah Tak Melulu Sektor Keuangan

 

 

 

NERACA

 

Surabaya - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, mulai tahun ini pengembangan ekonomi syariah tidak hanya terfokus pada sektor keuangan tapi juga sektor lainnya berupa jaringan aktivitas produksi barang dan jasa halal atau "halal supply chain". "Pengembangan ini untuk mempercepat menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah," kata Perry dalam konferensi pers penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) 2017 yang berlangsung pada 7-11 November di Surabaya, Rabu (8/11),

Perry menjelaskan kalau selama ini pengembangan ekonomi syariah terfokus pada sektor keuangan atau "bus"-nya, mulai tahun ini fokus juga diarahkan ke "penumpangnya" seperti produksi produk halal yang mencakup antara lain mode, makanan, obat dan kosmetika serta pariwisata. Ia yakin jika "penumpang" berkembang baik maka sektor keuangan syariah berikut instrumennya juga bakal mengikutinya karena usaha halal yang berkembang pasti membutuhkan pembiayaan.

Indonesia, katanya, kini merupakan pasar syariah terbesar yang nilainya pada 2015 mencapai Rp3.000 triliun, di mana 70 persennya merupakan makanan halal. "Kita berharap, nantinya kita tidak hanya menjadi pasar, tapi mampu memproduksi produk dan jasa halal, bahkan mengekspornya," ucapnya. Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi menambahkan, menurut Global Islamic Economy Indeks periode 2014-2017 yang dikeluarkan Thompson Reuters, Indonesia berada di peringkat 10 pasar syariah terbesar.

Di bidang makanan halal, Indonesia di peringkat satu, keuangan syariah (10), travel (5), mode (5), media dan rekreasi (6) dan obat-obatan serta kosmetika di peringkat empat. Perry menjelaskan, pengembangan ekonomi syariah kini mencakup tiga pilar yakni pengembangan ekonomi syariah dalam bentuk "halal supply chain" yang melibatkan usaha besar, menengah dan kecil. Selain itu, mempercepat sektor keuangan syariah dan memperkuat riset dan edukasi dalam membentuk "halal lifestyle".

Dikatakannya, dalam melaksakan tiga strategi pengembangan ekonomi syariah itu diperlukan kerja sama dan kolaborasi semua pihak seperti, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), kementerian/lembaga, MUI, UMKM, dan pesantren.

Disamping itu juga, Rosmaya Hadi mengatakan lembaga keuangan mikro berbasis syariah di Indonesia perlu didorong, karena perannya yang masih kecil dibanding dengan konvensional. "Upaya pengembangan perlu dilakukan, sebab jumlah usaha lembaga keuangan mikro nonbank berbasis syariah masih kecil dibandingkan dengan konvensional, sehingga perannya dalam perekonomian juga masih tergolong kecil," kata Rosmaya.

Rosmaya menyebutkan, di Jatim jumlah lembaga syariah dalam Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Jatim per akhir Desember 2015 tercatat sebanyak 260 unit atau hanya 0,83 persen dari total 31.182 unit koperasi Jawa Timur dengan jumlah anggota sebanyak 83.907 anggota. Sedangkan asetnya, kata dia, sebesar Rp85,52 miliar atau masih 0,27 persen dari total aset koperasi di Jatim (Rp32,09 triliun).

Rosyama mengatakan dengan adanya seminar ini diharapkan bisa menjadi media diskusi untuk mencari terobosan memperkuat posisi lembaga keuangan mikro berbasis syariah. Ia mengatakan, lembaga keuangan berbasis syariah memiliki beberapa potensi, antara lain milik dari, oleh dan untuk anggota dan calon anggota, serta lokasi kantor dekat anggota, dan pengurus mengenal dengan baik pribadi anggota sehingga akses informasi tentang nasabah mudah. Selain itu, lembaga keuangan mikro berbasis syariah juga menerapkan pola tanggung renteng, dan persyaratan pinjaman dan pembiayaan tergolong mudah yang tidak terikat pada kekakuan persyaratan pinjaman.

Sebelumnya, Rosyama juga mengapresiasi upaya yang pernah dilakukan Pemprov Jatim dengan memberikan dana hibah untuk lembaga keuangan mikro berbasis fungsional guna menjadi koperasi karyawan (Kopwan) berbasis syariah. "Seminar ini juga merupakan wujud pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang terdiri dari pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah dan penguatan riset, asesmen dan edukasi," katanya.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…