Penilaian Kadin - TEI 2017 Buka Akses Pasar Ekspor Nontradisional

NERACA

Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai bahwa penyelenggaraan pameran dagang Trade Expo Indonesia (TEI) 2017 mampu membuka dan mengoptimalkan peluang ekspor dari dalam negeri ke pasar-pasar nontradisional.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan bahwa penyelenggaraan TEI 2017 pada 11-15 Oktober 2017 tersebut telah mendatangkan berbagai pembeli potensial yang berasal dari negara-negara nontradisional, dan membuka peluang ekspor bagi pelaku usaha dalam negeri.

"Semakin banyak variasi negara yagn datang. Pasar-pasar yagn dahulu belum tergarap, sekarang sudah digarap cukup serius oleh Kementerian Perdagangan. Tidak hanya pasar tradisional, tapi pasar nontradisional juga," kata Rosan, di Jakarta, disalin dari Antara.

Rosan menambahkan, selain memanfaatkan TEI 2017 untuk peningkatan perdagangan, pelaku usaha dalam negeri juga berpeluang untuk menggaet investasi dari pelaku usaha luar negeri. Investasi tersebut bukan hanya menarik masuk ke dalam negeri, namun juga membaca peluang pengusaha lokal berinvestasi di luar negeri.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam jumpa pers di Jakarta, mengatakan bahwa nilai transaksi yang terjadi pada TEI 2017 tersebut juga akan mendorong kinerja ekspor secara berkelanjutan, karena banyak pembeli potensial dari negara-negara tujuan ekspor nontradisional. "Pada 2016, ada kenaikan. Pada 2017 juga meningkat, sekarang ini menjadi 1,41 miliar dolar AS. Kenaikan sangat signifikan. Transaksi tersebut juga masih ada yang berjalan," kata Enggartiasto.

Jumlah total transaksi meningkat sebesar 37,36 persen dibandingkan hasil transaksi pada TEI 2016, yang tercatat sebesar 1,02 miliar dolar AS. Sementara untuk perolehan transaksi produk pada TEI 2017 tercatat 1,28 miliar dolar AS, meningkat 55,91 persen dibandingkan hasil transaksi produk pada ajang TEI 2016 sebesar 823,06 juta dolar AS.

Produk-produk lainnya yang berhasil menarik minat pembeli (buyers) yaitu kopi yang menghasilkan transaksi sebesar 91,62 juta dolar AS 7,14 persen, minyak esensial sebesar 80,43 juta dolar AS atau 6,27 persen, makanan olahan sebesar 78,61 juta dolar AS atau 6,13 persen, dan CPO sebesar 69,58 juta dolar AS atau 5,42 persen.

Namun, berdasarkan data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), permintaan pada sektor jasa pada TEI 2017 ini sebesar 41,37 juta dolar AS, sedikit menurun dibanding perolehan tahun lalu sebesar 48,53 juta dolar AS atau menurun 14,76 persen.

Enggartiasto menjelaskan, setiap adanya kenaikan transaksi pada penyelenggaraan TEI, maka akan berbanding lurus dengan kinerja ekspor Indonesia. Kinerja ekspor juga akan mengalami kenaikan, baik pada tahun berjalan maupun tahun berikutnya karena adanya kontrak berkelanjutan.

"TEI itu jangan hanya dilihat dari transaksi 1,41 miliar dolar AS saja. Jika kita lihat, kebanyakan dari pembeli itu baru, dari pasar-pasar baru. Meskipun ada pemain lama, yang membeli produk baru," ujar Enggartiasto.

Tercatat, pengunjung yang menghadiri TEI pada 2017 27.711 orang dari 117 negara selama lima hari pelaksanaan TEI 2017. Jumlah tersebut naik 78 persen dibandingkan tahun 2016 sebanyak 15.567 orang.

Negara dengan jumlah pengunjung tertinggi pada TEI 2017 selain Indonesia, berasal dari Jepang, Afganistan, Arab Saudi, India, dan Malaysia. Selain itu, sebanyak 1.108 pelaku usaha ikut berpartisipasi dalam TEI 2017.

Negara-negara dengan nilai transaksi produk terbesar selama TEI 2017 yaitu Laos sebesar 588 juta dolar AS atau 45,82 persen, India 104,29 juta dolar AS atau 8,13 persen, Mesir 83,01 juta dolar AS atau 6,47 persen, Arab Saudi 73,60 juta dolar AS atau 5,74 persen dan Italia sebesar 64,87 juta dolar AS atau 5,06 persen.

Peningkatan nilai transaksi selama TEI 2017 di Indonesia Convention Exhibition, Kota Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, tersebut, menurut dia, tidak lepas dari upaya pemerintah untuk mendatangkan pembeli potensial dari negara tujuan ekspor nontradisional.

TEI 2017 didatangi 22.088 pengunjung dari 113 negara, dan di antaranya ada pembeli potensial dari negara nontradisional di kawasan Afrika, Eurasia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Amerika Selatan.

Ajang itu juga menunjukkan keragaman produk ekspor, yang antara lain meliputi batu bara, kopi, minuman, otomotif dan komponennya, minyak kelapa sawit mentah, makanan olahan, produk elektronik dan listrik, produk pertanian, minyak esensial, dan kosmetik.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…