Bekraf: Ekonomi Kreatif Berikan Nilai Tambah Barang

NERACA

Jakarta – Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengungkapkan dengan memanfaatkan ekonomi kreatif secara langsung bisa memberikan nilai tambah pada semua potensi yang ada, pada nilai barang, sehingga produk mereka akan lebih menarik bagi pasar.

"Potensi ekonomi kreatif itu banyak, tapi belum banyak yang dikembangkan. Potensi itu yang kini menjadi pekerjaan kami. Lewat ekonomi kreatif, mencoba memberikan nilai tambah pada semua potensi yang ada," kata Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf Poppy Savitri di Kediri, Jawa Timur, sebagaimana disalin dari Antara di Jakarta.

Ia mengatakan, dalam mewujudkan ekonomi kreatif, salah satunya dengan mengoptimalkan potensi budaya, produk budaya sehingga bisa difungsikan untuk kekinian. Dengan itu, produk itu akan diminati pasar baik dalam negeri ataupun dalam negeri.

Ia mencontohkan, keranjang yang dibaut untuk menyadap karet di hutan bagus, namun bukan berarti jika dibuat selalu untuk menyadap karet. Keranjang itu bisa didesain ulang untuk kebutuhan sekarang, dengan kemasan yang lebih menarik dan kreatif.

Sebenarnya, tambah dia, pasar di dalam negeri masih sangat terbuka luasa. Namun, salah satu yang menjadi kendala adalah sarana promosi yang masih kurang. Misalnya, produk dari Kediri harusnya bisa dikenal hingga seantero Nusantara, contohnya di Makassar. Begitu juga dengan beragam produk dari Makassar yang juga dibawa, dikenal hingga Kediri.

"Saat ini masih belum optimal, masih kurang. Bergeraknya orang karena ada wisata, ketika datang mereka membeli oleh-oleh, sesederhana itu. Untuk itu, Bekraf juga mendorong sekaligus melestarikan budaya supaya tidak hilang, karena keterampilan jarang dipakai lagi, dampaknya produk tidak dipakai," katanya.

Ia juga menambahkan, mengembangkan ekonomi kreatif, salah satunya yang etnik bukan hanya menjadi pekerjaan rumah untuk Bekraf, tapi juga pemerintah daerah. Dengan adanya sinergisitas yang baik, diharapkan dapat mendorong ekonomi kreatif di daerah semakin berkembang.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi Kadin Kota Kediri Setyohadi mengatakan pihaknya juga berupaya untuk terus mendorong agar pengusaha di Kediri semakin kreatif dalam mengembangkan usahanya. Pembinaan juga terus dilakukan, sehingga pedagang yang belum punya izin lengkap bisa melengkapinya. "Jadi, di kadin ini harus punya komplet, misalnya SIUP, NPWP, yang tidak punya kami bantu, sehingga kami jadikan anggota. Harus punya legalitas," kata Setyohadi.

Ia juga mengakui, ada beragam kendala bagi pengusaha, misalnya kekurangan modal maupun sarana pemasaran. Namun, kadin juga memberikan kesempatan bagi pengusaha untuk ikut pameran, bahkan hingga ke luar negeri, sehingga jadi motivasi bagi pedagang lainnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra mengemukakan program satuan tugas anti pembajakan yang dibentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bakal dapat membantu pengembangan sektor ekonomi kreatif di Tanah Air.

"Jika perang kepada pembajakan tidak dimulai secara serius dengan melibatkan berbagai komponen, dikhawatirkan ekonomi kreatif kita akan mati suri," kata Sutan Adil Hendra dalam keterangan tertulisnya, disalin dari Antara.

Menurut Sutan, bila pembajakan terus merajalela di tengah masyarakat, maka dampaknya akan membuat orang menjadi malas berkreativitas karena hasil olah pikir dan curah rasa mereka diambil secara ilegal.

Selain itu, politisi Partai Gerindra mengingatkan besarnya potensi ekonomi kreatif nusantara juga bakal menguap bila aktivitas pembajakan tidak dihilangkan secara masif. Sutan mengungkapkan sebuah kajian memaparkan bahwa Indonesia harus kehilangan nilai ekonomi sebesar Rp82 triliun setiap tahunnya karena kasus pembajakan karena kehilangan potensi pajak.

Untuk itu, ujar dia, satgas Anti Pembajakan juga diharapkan dapat bertugas dan meningkatkan sinergi antara aparat hukum, masyarakat, dan pengusaha guna mengantisipasi serta melawan pembajakan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih mengatakan, sektor ekonomi kreatif yang memiliki beragam inovasi dan gagasan termutakhir merupakan bahan bakar yang diperlukan dalam rangka mengembangkan kondisi perekonomian nasional agar lebih berdaya saing secara global.

Menurut politisi PKS itu, hal tersebut karena sektor ekonomi kreatif mengedepankan pada ide-ide kreatif dan inovasi serta eksperimen dalam memanfaatkan sumber daya alam secara inovatif dan kreatif, yang kemudian dikapitalisasi.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…