Pengawasan Perbankan dan Stabilitas Keamanan

 

Oleh: Achmad Deni Daruri, President Director Center for Banking Crisis

 

Kongres Partai Komunis Cina baru-baru ini memperlihatkan bahwa keterkaitan antara stabilitas keamanan dan stabilitas sektor keuangan sangatlah erat. Pengawasan perbankan salah satu tujuannya adalah menjamin stabilitas sektor keuangan termasuk dari ancaman tidak stabilnya sektor keamanan. Konsepsi ketahanan ekonomi nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yan seimbang, serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh yang berlandaskan Pancasila, UUD 45 dan Wawasan Nusantara. Stabilisasi ekonomi terwujud jika stabilitas polittik dan keamaan ter­jaga. Sedangkan stabilitas politik dan keamanan bisa dicapai jika kesejahteraan rakyat terjamin. Aspek kesejahteraan rakyat belakangan ini semakin membaik.

Stabilitas hanya akan tercapai jika sistem imunisasi berjalan dengan baik. Memberikan virus yang terukur kepada tubuh akan memperkuat kekebalan dan daya saing tubuh dimana pengawasan perbankan dan stabilitas keamanan akan menguat dengan sendirinya. Sistem imunisasi sangat diperlukan bagi pengawasan perbankan dan juga stabilitas keamanan. Secara biologis, Imunisasi dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan, sehingga tidak menimbulkan penyakit. Imunisasi dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus). Imunisasi akan mempersiapkan sistem imun manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Imunisasi juga bisa membantu sistem imun untuk melawan sel-sel (kanker).

Edward Jenner menyadari bahwa mereka yang telah terinfeksi oleh cacar sapi (cowpox) sebelumnya, maka tidak akan terkena smallpox (Variola vera). Pada tahun 1796, Edward Jenner menggunakan sapi yang diinfeksi dengan cacar sapi (variolae vaccinae) untuk membuat Imunisasi yang melindungi masyarakat dari smallpox. Ia menginokulasi seorang anak dengan cowpox dan kemudian menginfeksinya dengan smallpox. Anak tersebut tetap sehat, karena telah terkena cowpox sebelumnya. Inokulasi cowpox menyebabkan yang sakit lebih sedikit daripada inokulasi smallpox.

Imunisasi sistem pengawasan perbankan dan keamanan wajib untuk dilakukan secara sistematis dengan menggunakan “virus” yang mungkin saja berbeda. Bahkan jika yang diImunisasiasi mengembangkan antibodinya, proteksinya mungkin tidak cukup; kekebalan mungkin berkembang terlalu lambat, antibodi mungkin tidak dapat menumpas antigen sepenuhnya, atau bisa juga terdapat berbagai strain patogen, tidak semuanya bergantung pada sistem rekasi kekebalan.

Bagaimanapun, bahkan hanya sebagian, terlambat, atau kekebalan yang lemah, seperti terjadi pada kekebalan silang pada suatu strain daripada strain target, mungkin meringankan infeksinya, yang menurunkan tingkat kematian, menurunkan banyaknya yang sakit (morbidity) dan mempercepat penyembuhan. Jika individu yang divaksin tetap sakit, maka penyakitnya lebih jinak dan tidak mudah menyebarkan penyakit daripada pasien yang tidak divaksin. Artinya sistem pengawasan dan stabilitas keamanan tetap saja dapat diserang namun dengan serangan yang dapat dilemahkan. Adalah menjadi tugas pengawasan perbankan dan stabilisator keamanan untuk duduk bersama mencari vaksin yang tepat dan melakukan program pengulangan imunisasi yang pas.

Dengan demikian dalam struktur Menko Keamanan harus ada perwakilan sistem pengawasan perbankan dan sebaliknya. OJK dan Bank Indonesia harus membukan liason office bagi perwakilan menko Keamanan nasional. Lebih idealnya lagi dibentuk sistem Komando Strategi Nasional yang menciptakan sismtem imunisasi pengawasan perbankan dan stabilitas nasional. Dalam era SBY, stabilitas keamanan yang artikan secara kerdil dimana proses imunisasi dalam sistem keamanan nasional dan pengawasan perbankan bukan saja tidak ada tetapi juga tidak berjalan.

Karena itulah program imunisasi perekonomian belum memasuki tahap imunisasi DNA. Meskipun vaksin sejauh ini tidak virulen sebagaimana agen "sebenarnya", bisa menimbulkan efek samping yang merugikan, dan harus diperkuat dengan vaksinasi ulang beberapa tiap tahun. Suatu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan vaksinasi DNA. DNA yang menyandi suatu bagian virus atau bakteri yang dapat dikenali oleh sistem kekebalan dimasukkan dan diekspresikan dalam sel manusia/hewan. Sel-sel ini selanjutnya menghasilkan toksoid agen penginfeksi, tanpa pengaruh berbahaya lainnya. Pada tahun 2003, vaksinasi DNA masih dalam percobaan, namun menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Bukan hanya itu sistem pengawasn perbankan dan sistem keamanan nasional tidak memiliki strategi akan vaksinisasi pasif maupun aktif. Imunisasi pasif buatan umumnya diberikan melalui injeksi dan digunakan jika ada wabah penyakit tertentu atau penanganan darurat keracunan, seperti pada tetanus. Antibodi ini dapat dibuat menggunakan binatang, dinamai "terapi serum", meskipun ada kemungkinan besar terjadinya syok anafilaksis, karena sistem imun yang melawan serum binatang tersebut. Jadi, antibodi manusia dihasilkan secara in vitro melalui kultur sel dan digunakan menggantikan antibodi dari binatang, jika tersedia.

Di kota-kota besar di Indonesia selalu tersedia vaksin rabies untuk mereka yang ingin mendapatkan kekebalan terhadap rabies dan serum anti-rabies bagi mereka yang dikhawatirkan sudah terjangkit rabies, karena misalnya habis digigit anjing atau monyet. Imunisasi aktif buatan adalah di mana mikroba, atau bagian darinya, diinjeksikan kepada seseorang sebelum ia dapat melakukannya secara alami. Jika keseluruhan mikroba digunakan, maka perlu dilemahkan.

Kedua metode ini jika diterapkan dalam sistem pengawasan perbankan dan sistem keamanan nasional akan memerlukan biaya modal yang berbeda sehingga pengelola sektor keuangan dan pengelola keamanan nasional harus duduk bersama merumuskan sistem antibodi yang akan dibuat yang memberikan efek simultan bagi stem perbankan dan kemanan nasional secara jitu. Inilah yang dilupakan oleh Partai Komunis Cina. Bukan hanya itu metode imunisasi juga harus dirumuskan secara bersama, misalnya dalam biologi manusia vaksin dalam dilakukan melalui mulut, di bawah kulit atau suntikan ke otot. Dalam konteks perngawasan perbankan dan stabilitas keamanan nasional hal-hal tersebut harus dirumuskan secara lebih seksama lagi!

BERITA TERKAIT

Pertahankan Sinergitas dan Situasi Kondusif Jelang Putusan Sidang MK

  Oleh: Kalista Luthfi Hawa, Mahasiswa Fakultas Hukum PTS   Sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tengah menarik perhatian publik menjelang putusan…

Pemerintah Bangun IKN dengan Berdayakan Masyarakat Lokal

  Oleh: Saidi Muhammad, Pengamat Sosial dan Budaya   Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur bukan hanya tentang…

Ekonomi Mudik 2024: Perputaran Dana Besar Namun Minim Layanan Publik

    Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, Ekonom UPN Veteran Jakarta   Pergerakan ekonomi dalam Mudik 2024 melibatkan dana besar…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pertahankan Sinergitas dan Situasi Kondusif Jelang Putusan Sidang MK

  Oleh: Kalista Luthfi Hawa, Mahasiswa Fakultas Hukum PTS   Sidang Mahkamah Konstitusi (MK) tengah menarik perhatian publik menjelang putusan…

Pemerintah Bangun IKN dengan Berdayakan Masyarakat Lokal

  Oleh: Saidi Muhammad, Pengamat Sosial dan Budaya   Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur bukan hanya tentang…

Ekonomi Mudik 2024: Perputaran Dana Besar Namun Minim Layanan Publik

    Oleh: Achmad Nur Hidayat MPP, Ekonom UPN Veteran Jakarta   Pergerakan ekonomi dalam Mudik 2024 melibatkan dana besar…