Akuisisi Dua Perusahaan Tambang - TRAM Proyeksikan Laba US$ 38 Juta di 2018

NERACA

Jakarta – Sukses mengakuisisi dua perusahaan tambang batubara terbesar, menjadi keyakinan bagi PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) bahwa perseroan bakal menuai hasil positif di tahun 2018. Bahkan perseroan memproyeksikan laba tahun depan sebesar US$ 38 juta. “Kami harap dengan perubahan bisnis ini bisa memperoleh laba sebesar US$ 38 juta di 2018,"kata Direktur TRAM, Ismail Mahruf di Jakarta, Selasa (7/11).

Laba tersebut bisa diperoleh jika kapasitas produksi batubara Trada Alam mencapai angka 3 juta hingga 4 juta ton per tahun dengan asumsi harga batubara bisa mencapai US$ 100 per ton di tahun 2018 nanti. Laba tersebut pun bisa dicapai jika harga kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di level Rp 13.325.

Terkait pendapatan, Direktur Utama TRAM Soebianto Hidayat menargetkan peralihan bisnis ke pertambangan ini bisa membuat perusahaannya memperoleh pendapatan berkisar US$ 300 juta hingga US$ 400 juta di 2018. Berkat peralihan ini pun anggaran dana belanja modal (capital expenditure/capex) melonjak menjadi US$ 10 juta sampai US$ 15 juta di tahun 2018. "Capex ini nanti akan digunakan untuk keperluan pembangunan jalan dan infrastruktur tambang GBU yang terletak di Kalimantan Timur," papar Ismail.

Asal tahu saja, perseroan begitu optimis dalam menatap kinerjanya di tahun 2018 mendatang seiring dengan mulai membaiknya harga batu bara saat ini. Oleh karena itu, rencana perseroan untuk masuk ke dalam bisnis batu bara melalui akuisisi dua perusahaan tambang dinilai langkah yang tepat dan mendapatkan respon positif dari pemegang saham dengan memberikan persetujuan untuk menggelar rights issue guna mendanai aksi korporasi akuisisi dua perusahaan tambang tersebut.

Kata Soebianto Hidayat, diversifikasi bisnis ke jasa pertambangan dan energi bertujuan untuk meningkatkan performa bisnis dan memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham. Melalui akuisisi perusahaan energi diharapkan menjadi tahap awal bagi perseroan dalam menerapkan strategi bertumbuh yang akhirnya akan memberikan nilai tambah bagi kami dan seluruh pemegang saham. "Dengan rencana akuisisi perusahaan tambang dan perusahaan jasa pertambangan, diharapkan tahun depan proyeksi keuangan TRAM sudah mencatatkan laba," ungkapnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan hingga kuartal tiga tahun ini kinerja perusahaan sejatinya sudah mulai menunjukkan kinerja yang positif. Meskipun masih menderita rugi US$ 5,96 juta, posisi itu masih jauh berkurang ketimbang rugi di September 2016 yang mencapai US$ 13,10 juta. Capaian itu merupakan buah manis dari tumbuhnya laba usaha sebesar 43% menjadi US$ 5,01 juta dari periode yang sama tahun lalu US$ 3,51 juta.

Adapun untuk pendapatan, Trada Alam Mineral juga harus menerima kenyataan bahwa pos keuangan ini mengalami penyusutan yang cukup dalam dari US$ 22,97 juta menjadi US$ 16,13 juta di September 2017. Hingga saat ini pendapatan perusahaan masih mengandalkan penyewaan dan pengoperasian kapal, pengelolaan kapal, jasa logistik, keagenan kapal, jasa catering, dan jasa handling.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…