Sektor Bisnis - Investasi Industri Kreatif Alas Kaki dan Kulit Capai Rp7,62 Triliun

NERACA

Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Ngakan Timur Antara mengatakan Industri kreatif di Indonesia sudah memberikan kontribusi yang baik untuk membantu perekonomian nasional. Hal tersebut bisa terlihat dari meningkatnya jumlah industri kreatif di Indonesia.

"Sektor Industri kreatif alas kaki dan Kulit mengalami perkembangan dengan cepat, Investasi industri kulit dan produk kulit serta alas kaki pada tahun ini melesat nyaris empat kali lipat menjadi Rp7,62 triliun dibandingkan dengan tahun lalu. Sebagai informasi untuk sektor industri alas kaki, Indonesia berhasil menduduki posisi ke-5 sebagai eksportir dunia setelah Tiongkok, India, Vietnam, dan Brasil dan market share-nya di pasar internasional mencapai 4,4 persen," ujar Ngakan saat mewakili Menteri Perindustrian membuka acara “ Pameran Kulit, Produk Kulit, dan Alas Kaki 2017” di Jakarta, Selasa (7/11).

Kepala BPPI mengatakan berdasarkan data Trade Map, pertumbuhan ekspornya positif dari USD 4,85 miliar pada tahun 2015 atau naik 3,3 persen menjadi USD 5,01 miliar tahun 2016. Terkait dengan hal tersebut ada tiga faktor yang mendorong industri dapat maju, yakni teknologi, modal, dan skill. Ketiga faktor itu harus saling melengkapi, khusus faktor skill, sekolah kejuruan diharapkan menyiapkan tenaga yang andal untuk mengisi kebutuhan dunia industri saat ini. Pemerintah juga memberikan bekal ilmu pengetahuan dasar soal industri kepada anak didik yang kemudian akan dikembangkan oleh dunia industri.

"Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian sedang mempersiapkan program pendidikan vokasi industri untuk menciptakan tenaga kerja SMK yang link and match dengan industri yang kompeten dan profesional yang akan bersinergi dengan perusahaan alas kaki. Sebagai wujud pelaksanaan tugas tersebut, Kemenperin telah menyusun program pembinaan dan pengembangan yang link and match antara SMK dan industri, dengan sasaran sampai tahun 2019 sebanyak 1.775 SMK meliputi 845.000 siswa untuk dikerjasamakan kepada 355 perusahaan industri," tukas Ngakan.

Saat ini Ditjen IKM juga memiliki program e-Smart IKM yang menjadikan “virtual sentra IKM”, mediator IKM dengan e-commerce, dan menjadikan branding IKM yang diintegrasikan dengan marketplace dan e-commerce yang telah ada dan beroperasi di tanah air. Ide dasar e-Smart IKM berasal dari keprihatinan akan maraknya produk-produk impor yang beredar, baik di marketplace maupun ¬e-commerce bertujuan agar produk IKM dalam negeri dapat menjadi showcase produk sendiri dan bukan menjadi reseller produk negara lain, dan saat ini produk-produk unggulan e-Smart IKM sudah terakses melalui e-Commerce marketplace yang sudah ada (Bukalapak.com, Blanja.com) dan akan terus ditingkatkan kedalam program  e-Commerce pada umumnya.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta pelaku usaha industri kulit, alas kaki dan aneka memperkuat merek nasional untuk bisa dikenal di dunia global. “Dengan menjadi merek global, produk kulit, alas kaki dan aneka asal Indonesia akan dicari oleh dunia internasional,” kata Airlangga saat Temu Usaha Menperin dengan Pelaku Usaha Industri Kulit, Alas Kaki dan Mode di Jakarta

Airlangga menyampaikan, selama ini, Indonesia masih menjadi basis manufaktur untuk produk kulit dengan merek-merek internasional dan belum memproduksi merek nasional.Padahal, lanjutnya, industri dalam negeri mampu memproduksi produk kulit, alas kaki dan mode dengan kualitas internasional.Menurut Airlangga, belanja iklan menjadi hal yang tidak kalah penting dalam memperkenalkan merek-merek nasional, sehingga pemerintah bersama pelaku usaha perlu memprioritaskannya.

Diketahui, industri kulit, alas kaki dan aneka mencakup 11 kelompok industri, yaitu industri penyamakan kulit, industri barang dari kulit, industri alas kaki, industri kacamata, industri alat ukur waktu dan industri musik.Selain itu, industri mainan, industri alat tulis, industri perhiasan, industri alat olahraga dan industri pengolahan lainnya.

Menurut data Kemenperin, pertumbuhan industri aneka hingga triwulan II/2016 mencapai 3,84 persen, turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,93 persen. Kecenderungan penurunan terjadi pada industri pengolahan lainnya, seperti payung, korek api gas, rambut palsu, kancing sorong, yakni mengalami pertumbuhan negatif 3,63 persen. Sedangkan, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki mengalami pertumbuhan yang cukup baik mencapai 7,74 persen.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…