Patok Kupon 5,875% - Obligasi INDY Oversubscribed 6,1 Kali Lipat

NERACA

Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) baru saja menetapkan nilai obligasi global yang akan digunakan untuk menambah porsi kepemilikan saham PT Kideco Jaya Agung. Nilai pokoknya ditetapkan pada level US$ 575 juta dengan kupon 5,875%. Respon calon pembeli obligasi terbilang positif. Hal ini tercermin dari total permintaan yang terakumulasi dalam orderbook pada saat penetapan harga (pricing) berasal dari sekitar 250 rekening dengan nilai mencapai lebih dari US$ 3,5 miliar atau 6,1 kali lipat.

Kata Direktur Utama INDY, Arsjad Rasjid, tingginya permintaan atas obligasi perseroan adalah bukti kepercayaan dan dukungan komunitas investor global atas strategi bisnis Indika Energy yaitu pembelian tambahan 45% saham Kideco yang akan meningkatkan porsi kepemilikan Indika Energy menjadi 91%.”Obligasi yang akan jatuh tempo pada tahun 2024 ini dilepas sejumlah 50% untuk pasar Asia, 29% untuk Amerika Serikat, dan 21% untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.
Berdasarkan tipe investor, manajer investasi menyerap sebesar 92%, bank atau private bank 7%, dan dana pensiun atau asuransi mengambil alokasi 1%,”ujarnya.

INDY akan menggunakan dana hasil obligasi tersebut untuk menambah 45% saham Kideco. Sehingga, setelah proses akuisisinya tuntas, INDY bakal menjadi pemegang 91% saham perusahaan batubara terbesar ketiga di Indonesia tersebut. Sebelumnya, Indika menandatangani perjanjian pembelian saham secara terpisah dengan Samtan Co Ltd dan PT Muji Inti Utama. INDY melakukan akuisisi tambahan 40% saham Kideco dari Samtan, dan 5% saham Kideco dari Muji. Nilai transaksi akuisisinya secara keseluruhan sekitar US$ 677,5 juta. Setelah transaksi tersebut tuntas, INDY secara resmi bakal menjadi pemegang 91% saham produsen batubara terbesar ketiga di Indonesia tersebut. "Transaksi ini diharapkan akan selesai pada akhir bulan ini," pungkas Arsjad.

Sementara lembaga rating Moody's Investors Service menaikkan rating obligasi yang diterbitkan oleh PT Indika Energy Tbk. Surat utang berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) sebesar US$265 juta tersebut disematkan peringkat B2 dari sebelumnya Caa1. Kenaikan rating itu juga seiring dengan naiknya nilai obligasi yang dikeluarkan perseroan, di mana sebelumnya perusahaan mengajukan untuk mengeluarkan obligasi senilai US$225 juta.

Pada saat bersamaan, Moody's juga meningkatkan peringkat beberapa obligasi yang dikeluarkan oleh anak usaha Indika Energy menjadi B2 dari sebelumnya Caa1. Adapun obligasi yang dikeluarkan oleh anak usaha Indika Energy, yakni Indo Energy Finance B.V senilai US$171 juta, Energy Finance II B.V sebesar US$500 juta, Indika Energy Capital II Pte Ltd dengan jumlah US$265 juta.

Analis Senior PT Binaartha, Reza Priyambada menilai, penambahan saham INDY terhadap Kideco merupakan langkah yang baik di mana nantinya dapat memberikan nilai tambah bagi INDY sebagai kontraktor tambang. Seiring meningkatnya kebutuhan akan pasokan batu bara untuk industri dan pembangkit listrik maka penambahan saham tersebut akan memberikan ruang bagi INDY untuk dapat ikut berperan dalam penyediaan sumber energi yang mana nantinya akan menambah hasil dari diversifikasi usahanya.”Dari sumber yang kami peroleh, Kideco merupakan produsen batubara terbesar ketiga di Indonesia yang berlokasi di Kalimantan Timur, dengan luas konsesi sebesar 50.921 hektare,” ujarnya.

Menurut Reza, Kideco memiliki lima wilayah konsesi, dengan cadangan batu bara potensial dan terbukti mencapai 422 juta ton serta total sumber daya mencapai 1,37 miliar ton. Saat ini Kideco memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 55 juta ton per tahun. Tahun lalu, Kideco baru memproduksi 32,1 juta ton.“Dengan adanya akuisisi INDY tersebut maka diharapkan juga dapat menambah nilai bagi Kideco terutama dalam penyediaan batu bara dan perolehan kontrak permintaan batu bara oleh pihak lainnya melalui INDY,” ungkap Reza.

Pada semester I 2017, INDY berhasil membukukan pendapatan melonjak 27%dibandingkan periode semester I 2016 yang sebesar US$ 356,6 juta menjadi US$ 453,03 juta. Porsi beban pokok terhadap pendapatannya yang turun jadi sekitar 87% dari sebelumnya sekitar 95% membuat INDY membukukan lonjakan laba kotor hingga 89 menjadi US$ 56,45 juta dari sebelumnya US$ 29,82 juta.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…