Aperni Catatkan Rugi Bersih Rp 142,59 Miliar

NERACA

Jakarta – Di kuartal tiga 2017, kinerja keuangan PT Arpeni Pratama Oceanline Tbk (APOL) mencatatkan raport merah. Pasalnya, perseroan mencatatkan rugi bersih senilai Rp142,59 miliar dari posisi sebelumnya yang surplus Rp30,06 miliar. Kuat dugaan hal tersebut terjadi lantatan susutnya pos pendapatan operasi lain menjadi Rp23,15 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp208,66 miliar.

Direktur Arpeni Pratama Oceanline, Mia Sitaresmi Surya dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, pos pendapatan operasi yang dihasilkan dari sektor lain-lain hanya mencapai Rp9,77 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun lalu pos keuangan ini masih sanggup menghasilkan pendapatan Rp195,08 miliar.”Pendapatan yang berasal dari klaim asuransi hilang, di September tahun lalu berkontribusi sekitar Rp94,13 miliar. Laba pemulihan cadangan nilai piutang turun menjadi Rp11,85 miliar dari posisi sebelumnya Rp13,48 miliar,"ujarnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan untuk pos pendapatan perseroan berhasil mengereknya ke angka Rp371,61 miliar atau meningkat 10,42% dari periode yang sama tahun lalu Rp336,53 miliar. Menilik laporan keuangan perusahaan, pertumbuhan pendapatan jasa perusahaan didorong oleh meningkatnya pendapatan jasa yang dihasilkan dari kapal milik sebesar 12,27% menjadi Rp203,29 miliar dari posisi sebelumnya Rp181,06 miliar.

Pendapatan jasa yang dihasilkan dari kapal sewa mencapai Rp96,8 miliar. Sementara dari kegiatan keagenan menghasilkan pendapatan sebesar Rp68,07 miliar. Sebagai informasi, saat ini , Arpeni masih melayani angkutan komoditas tambang curah kering terutama batubara dari beberapa klien utama.  Seperti PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Pertamina dan PT ABM Investama Tbk. Kontrak ini berkaitan dengan pasokan sumber energi untuk kebutuhan mega proyek listrik 35.000 mega watt (MW).

Saat ini, Arpeni memiliki 50 kapal.  Perinciannya adalah 24 kapal tunda, 18 kapal tongkang, dua  kapal kargo curah,  empat kapal derek, dan satu kapal oil boat.  Sebagai gambaran segmen penghasilan terbesar perusahaan ini masih berasal dari jasa pelayaran yakni mencapai Rp 11,7 miliar. Sementara pendapatan dari jasa keagenan mencapai Rp 19,5 miliar.  Sebagai catatan pada tahun 2015 manajemen APOL memang harus direpotkan urusan di pengadilan lantaran salah satu kreditur mereka menggugat pailit lantaran tak sepakat dalam restrukturisasi utang.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…