NERACA
Jakarta – Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan kendaraan pedesaan agar segera diproduksi oleh industri dalam negeri. Selain untuk memenuhi kebutuhan alat transportasi multiguna di sektor pertanian dan perkebunan, upaya ini juga guna mendorong peningkatan ekonomi masyarakat serta mewujudkan kemandirian penguasaan teknologi oleh anak bangsa.
“Pemerintah menyiapkan regulasi kendaraan pedesaan supaya bisa dikembangkan industri nasional. Artinya, harus dibuat di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika mengunjungi Bengkel Kiat Motor di Klaten, Jawa Tengah, disalin dari siaran resmi, pekan lalu.
Pengembangan kendaraan pedesaan ini didasarkan pada program pemerintah yang tertuang di butir Nawacita, salah satunya adalah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Menperin menyebutkan, langkah yang sudah dilakukan Kemenperin dalam percepatan pengembangan kendaraan pedesaan, antara lain pembuatan prototipe, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan rantai pasok serta penyiapan infrastruktur dan model bisnis. “Aftersales-nya dan jaringan distribusinya juga tengah dipertimbangkan, termasuk uji pasarnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, kendaraan pedesaan yang dikembangkan oleh Kemenperin adalah prototipe yang siap diproduksi. Prototipe ini membuktikan bahwa anak bangsa Indonesia mampu mendesain dan memahami teknik mesin otomotif. “Prototipe ini menjadi platform kendaraan yang akan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan khususnya di daerah pedesaan. Mungkin awalnya bisa dikembangkan ke arah sinergi Solo Raya (Klaten, Jogja, Solo), setelah itu dibawa ke nasional,” papar Airlangga.
Misalnya, Bengkel Kiat Motor milik Sukiyat di Klaten, telah merampungkan tiga prototipe (mobil double cabin, mobil pick up, dan mobil peralatan pertanian) yang diberi nama Moda Angkutan Hemat Pedesaan (Mahesa). Mobil pedesaan buatannya ini bakal dibandrol dengan harga yang relatif terjangkau untuk para petani, masing-masing Rp50 juta, Rp60 juta, dan Rp70 juta.
“Besar-kecilnya harga bergantung dari kapasitas angkut hasil pertanian atau perkebunan. Rencananya pada Agustus 2018 akan mulai diproduksi massal untuk mobil angkutan pertanian," ujarnya. Menurut Sukiyat, harganya bisa murah, karena semua komponennya didapat secara lokal. "Bahan bakunya mudah dicari," imbuhnya.
Pada September 2017, Presiden Joko Widodo sempat meninjau Bengkel Kiat Motor. Menurut Presiden, pemerintah mendukung kendaraan pedesaan Mahesa bisa diproduksi massal dengan harga kompetitif dan kualitas produksi yang baik. "Pemerintah akan bantu dorong dari regulasinya, uji emisi, sertifikasi, dan mungkin dari pajaknya. Tetapi pengembangannya tergantung pada pelaku industri," ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Menperin mengungkapkan, progres pengembangan prototipe kendaraan pedesaan yang dilakukan Kemenperin, di antaranya telah dilakukan proses pengujian seperti pengujian teknis dan laik jalan di Kementerian Perhubungan, pengujian emisi di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan pengujian durability sampai 100 ribu km.
“Kami juga mendesain kendaraan pedesaan yang multifungsi ini dengan menggunakan power take off (PTO) atau mesin kendaraan yang selain untuk penggerak kendaraan, bisa juga digunakan pula sebagai penggerak mesin pertanian dan hidrolik pengangkutan,” paparnya.
Airlangga menambahkan, pada tahun 2016 sudah dikembangkan prototipe kendaraan untuk pendukung ketahanan pangan dengan membuat contoh produk kendaraan yang dapat berfungsi masing-masing sebagai perontok padi dan penggiling padi, serta kendaraan yang dapat berfungsi sebagai angkutan material (dump truck).
“Prototipe yang dihasilkan saat ini masih harus disempurnakan, baik dari desain bodi maupun performance. Dalam hal ini, Institut Otomotif Indonesia (IOI) bertugas menyempurnakan prototipe tersebut,” ujarnya. Generasi 2A untuk prototipe hasil pengembangan platform Kemenperin dan Generasi 2B untuk prototipe yang dikembangkan oleh IOI.
Di samping itu, Kemenperin telah memfasilitasi pendalaman struktur industri kendaraan pedesaan ini melalui pembinaan terhadap industri komponen, seperti kepada anggota Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO). “Sehingga sudah ada calon-calon pemasok komponen kendaraan pedesaan dari industri dalam negeri,” tuturnya.
Mengenai pengembangan SDM, Kemenperin melakukan melalui program pendidikan dan pelatihan vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan sehingga para siswanya memiliki kompetensi di bidang manufaktur dan bidang perawatan kendaraan pedesaan.
“Kendaraan yang digunakan di desa, juga akan dimonitor dan dirawat oleh SMK terdekat. Proses pelatihan manufaktur dan perawatan kendaraan pedesaan akan diawasi oleh tenaga ahli yang berasal dari pabrikan atau silver expert-nya,” jelas Airlangga.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan menjelaskan, standarisasi platform kendaraan angkutan multiguna pedesaan yang akan dikembangkan perlu meliputi bodi dan chassis untuk pick up dan passenger car, mesin yang kapasitasnya kurang dari 1000 cc, dan menggunakan power train.
NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…
NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…
NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…
NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…
NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…
NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…