The Fed Tunda Kenaikan Bunga

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS), the Federal Reserve (the Fed), memutuskan untuk menunda kenaikan suku bunga meski pertumbuhan ekonomi AS tetap solid pascabencana alam. Penundaan kenaikan suku bunga ini sudah banyak diprediksi. 

Tahun ini saja, The Fed sudah dua kali menaikkan suku bunga seiring pemulihan ekonomi AS. Namun, para analis memprediksi kenaikan suku bunga akan the Fed lakukan pada Desember mendatang. ''Ketidakpastian dampak ekonomi akibat badai sudah terjawab. Saat ini the Fed melihat penguatan ekonomi AS,'' kata kepala analis keuangan Bankrate.com, Greg McBride, seperti dikutip BBC, Rabu (1/11).

Menurut McBride, pemulihan ekonomi AS tidak juga menjadi alasan the Fed menaikkan suku bunga. Ia mengaku itu akan sangat mengherankan. Pertumbuhan ekonomi AS sendiri mencapai tiga persen di kuartal tiga 2017. Posisi itu merupakan yang salah satu yang terbaik sejak 2014. Di sisi lain, para ekonom bertanya-tanya soal inflasi AS yang tidak tumbuh cepat. Karena itu, sebagian ekonom melihat kondisi saat ini tidak menjamin The Fed akan menaikkan suku bunga.

The Fed ingin inflasi di kisaran dua persen. Namun estimasi terakhir menyatakan tingkat inflasi sekitar 1,3 persen. The Fed ingin inflasi bergerak mendekati target mereka dalam jangka menengah. Rapat The Fed berjalan sehari sebelum Presiden AS Donald Trump mengumunkan rencana penunjukkan gubernur baru The Fed. Trump berencana mengganti Janet Yellen yang masa tugasnya akan berakhir pada Februari mendatang dengan anggota dewan gubernur The Fed Jerome Powell. Meski begitu, Trump menampik hal itu dengan menyebut kinerja Yellen sangat bagus.

The Fed mempertahankan suku bunga acuan sehari sebelum sosok Ketua Fed periode berikutnya diumumkan oleh Presiden Donald Trump. "Saya akan mengumumkan ketua baru Federal Reserve, besok. Saya pikir Anda akan sangat terkesan dengan orang ini," kata Trump pada pertemuan kabinet, Rabu (1/11). Trump baru saja menyelesaikan wawancara dengan lima kandidat Ketua Fed berikutnya, termasuk gubernur Fed saat ini Jerome Powell.

Lalu, ekonom Stanford University John Taylor, mantan gubernur Fed Kevin Warsh, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Gary Cohn dan Ketua Fed saat ini Janet Yellen. Masa jabatan Yellen akan berakhir Februari mendatang. Trump kemungkinan besar akan menunjuk Powell, mantan pejabat Departemen Keuangan AS, untuk jabatan tersebut. Jika Trump mencalonkan dia, Powell kemungkinan akan melanjutkan pendekatan Yellen secara bertahap dan berhati-hati dalam pengetatan kebijakan moneter.

 

BERITA TERKAIT

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Kredit Perbankan Meningkat 12,40%

    NERACA Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengatakan kredit perbankan meningkat 12,40 persen secara year on year (yoy) pada triwulan I-2024,…

Bank Saqu Catat Jumlah Nasabah Capai 500 Ribu

    NERACA Jakarta – Layanan perbankan digital dari PT Bank Jasa Jakarta (BJJ) yaitu Bank Saqu mencatat jumlah nasabah…

Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD untuk Dukung Transaksi Non Tunai

    NERACA Jakarta – Bank DKI menggandeng komunitas Mini 4WD untuk memperkenalkan aplikasi JakOne Mobile sebagai upaya mendukung penerapan…