Volvo Investasi US$11 Miliar Selama Lima Tahun - Pasca Diakuisisi Geely Group

NERACA

Jakarta - Volvo Car Corporation, perusahaan otomotif yang berpusat di Swedia, merencanakan investasi sebesar US$11 miliar untuk lima tahun ke depan setelah diakuisisi oleh Zhejiang Geely Holding Group, perusahaan otomotif China pada Maret 2010 lalu.

Ini sebagai salah satu bukti kebangkitan perekonomian negeri Tirai Bambu tersebut dan merupakan bagian dari misi ambisius Geely untuk memperluas bisnisnya di Eropa. Sebelumnya, Volvo dikuasai oleh produsen otomotif Amerika Serikat, Ford Motor. Namun, berdasarkan kesepakatan di Gothenburg, Swedia, Ford akhirnya bersedia menjual Volvo kepada Geely senilai US$1,8 miliar. Harga ini jauh lebih rendah dibanding dengan kocek yang harus dirogoh Ford Motor saat menguasai Volvo pada 1999, yakni US$6,45 miliar.

Pernyataan tersebut diungkapkan CEO Volvo Car Corporation Stefan Jacoby seperti dikutip dari Associated Press (AP) di Jakarta, Sabtu (26/2). Kesepakatan akuisisi ini akan meraup dana sebesar US$1,5 miliar, dimana Volvo berencana untuk meningkatkan kas perusahaan, yang salah satunya akan digunakan untuk investasi. Kemudian, hingga tahun 2015 mendatang, Volvo berencana meningkatkan penjualan menjadi 200 ribu unit. Sedangkan pada 2020, Volvo berharap dapat melipatgandakan penjualannya sebesar 800 ribu unit.

"China memainkan peranan yang sangat penting dalam rencana pertumbuhan. Kami juga berencana untuk pertumbuhan yang lebih signifikan di Amerika Serikat dan Eropa serta pasar potensial lainnya seperti di Australia dan Brazil. Walaupun sudah bagian dari Geely, kami jamin akan tetap independen,” jelasnya.

Sayangnya, Stefan tidak menjelaskan dengan detail terkait investasi tersebut. Sebagai informasi, walaupun pengoperasian pabrik Volvo di Swedia dan Belgia, namun Geely berencana akan membuat basis produksinya di wilayah Chengdu, Provinsi Sichuan.

Kantor pusat juga rencananya akan dibangun di pusat bisnis di Shanghai. Saat ini, Volvo sedang mencari lokasi produksi di wilayah Daqing. Chengdu dipilih karena merupakan home base-nya Geely.

Namun saat ini, produksi Volvo masih ditangani oleh perusahaan patungan milik AS, Ford Motor, yang terletak di wilayah Chongqing.

Di tengah krisis ekonomi yang melanda AS dan Uni Eropa, Ford pada 2008 memutuskan untuk menjual Volvo. Ford memilih berkonsentrasi pada produk-produk inti seperti Ford, Lincoln, dan Mercury. Perjanjian akuisisi ini ditandatangani tanggal 29 Maret 2008 oleh eksekutif Ford dan Presiden Geely, Li Shufu, dan disaksikan Menteri Industri dan Teknologi Informasi China, Li Yizhong serta Menteri Wirausaha dan Energi Swedia, Maud Olofsson. (ardi)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…