Tawarkan Saham IPO Rp 1.160 Per Lembar - Panca Budi Idaman Bidik Dana Rp 857 Miliar

NERACA

Jakarta – Danai ekspansi bisnis dalam pembangunan dua gudang baru, PT Panca Budi Idaman Tbk, perusahaan produsen plastik ini akan go public di pasar modal lewat aksi korporasi penawaran saham umum perdana atau initial public offering (IPO) dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 857 miliar.

Panca Budi Idaman atau PBI berencana melepas 738,8 juta saham baru melalui IPO ini dengan nominal Rp100 per saham. Jumlah ini akan setara 33% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO ini. Dalam due diligent dan public expose, perseroan memutuskan untuk melepas sahamnya pada investor publik dengan rentang harga antara Rp810 hingga Rp1.160 per saham.”Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana segar baru antara Rp598 miliar hingga Rp857 miliar,”kata Tan Hendra, Direktur Keuanga PBI di Jakarta, Selasa (31/10).

Disebutkan, nantinya sebesar 70% dari dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal pembangunan gudang, pabrik, dan pengadaan mesin, sementara 30% sisanya untuk modal kerja. Kat Tan, perseroan akan membangun 7 gudang baru dan 2 pabrik di Jawa dan Sulawesi untuk pengembangan pasar. “Kebutuhan investasi per gudang berkisar antara Rp45 miliar hingga Rp55 miliar, sementara per pabrik antara Rp85 miliar hingga Rp90 miliar,”tuturnya.

Saat ini, kapasitas produksi kantongan plastik perseroan adalah sekitar 72.000 ton per tahun dari 7 pabrik, sementara penjualannya lebih besar yakni antara 90.000 ton hingga 100.000 ton per tahun.Selama ini, perseroan mengandalkan produksi dari pabrik pihak ketiga untuk memenuhi permintaan penjualan tersebut. Tujuh pabrik perseroan yang telah ada tersebar masing-masing satu unit di Medan, Cilegon, Solo, dan 4 unit di Jabodetabek.

Dua pabrik baru yang akan dibangun perseroan akan menambah kapasitas produksi perseroan masing-masing 27.000 ton per tahun. Pada 2019 mendatang, setelah kedua pabrik baru ini beroperasi, perseroan sudah tidak lagi mengandalkan produksi dari pabrik pihak ketiga.

Djonny Taslim, Direktur Utama dan Pendiri PBI, mengatakan perseroan memfokuskan gudang dan pabriknya di Indonesia bagian timur untuk mendukung program pemerintah membangun Indonesia dari pinggiran.”Di Indonesia bagian timur kita lihat potensinya sangat besar. Kita lihat program pemerintah juga sangat fokus di Indonesia Timur. Dengan adanya pembangunan di sana sekarang membuat kita lebih efisien untuk membuka pabrik di Indonesia timur,” ungkapnya.

Dirinya tidak kuatir dengan isu pelemahan daya beli selama ini, mengingat kantong plastik merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Perseroan sendiri menyasar end user di pasar tradiosional yang relatif stabil kebutuhannya.“Yang kita masuki adalah pasar becek, segmen yang benar-benar sangat bawah,”jelasnya.

Perseroan masuk ke bursa dengan membawa laporan kinerja keuangan yang cukup prima. Tan Hendra mengatakan, sepanjang sembilan bulan tahun ini, perseroan sudah membukukan penjualan 20% lebih tinggi dibandingkan kinerja setahun penuh 2016. Adapun, penjualan setahun penuh 2016 adalah Rp3,17 triliun, sehingga penjualan September 2017 adalah sekitar Rp3,8 triliun. Dengan demikian, kinerja hingga akhir tahun ini dipastikan jauh lebih tinggi.

Di sisi lain, tahun lalu laba bersih perseroan melonjak 885% dibandingkan kinerja 2015, atau meningkat dari hanya Rp14 miliar menjadi Rp138 miliar. Margin laba bersih pun meningkat drastis dari 0,5% menjadi 4,36%. Periode bookbuilding IPO perseroan berlansung mulai akhir bulan ini hingga 15 November 2017. Pernyataan efektif dari OJK diharapkan sudah bisa dikantongi pada 7 Desember 2017. Pada 11 Desember 2017 saham perseroan ditargetkan sudah listing di BEI.

Tiga sekuritas menjadi join lead underwriter (JLU) perseroan, yakni BCA Sekuritas, Bahana Sekuritas, dan CIMB Sekuritas. Ketiga JLU menilai, kisaran harga IPO perseroan masih cukup kompetitif sehingga berpotensi ramai peminat, apalagi perseroan hadir dengan kinerja yang baik di bursa. Kisaran harga IPO sebesar Rp810 hingga Rp1.160 per saham mencerminkan nilai PE antara 7 kali hingga 10 kali berdasarkan proyeksi kinerja 2018. Kisaran PE ini masih dalam rentang yang menarik bagi investasi masyarakat di sektor produk konsumer.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…