TV Kabel Kini Migrasi Menggunakan Jaringan Internet

Para pengusaha TV Kabel yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha TV Kabel Indonesia (Aptekindo) mulai melakukan proses migrasi perubahan dari TV analog ke teknologi IPTV (Televisi Protokol Internet) yaitu layanan televisi dengan jaringan Internet.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha TV Kabel Indonesia (Aptekindo) Bambang Subijantoro , mengatakan , perkembangan penyiaran televisi di Tanah Air telah memasuki era televisi dengan jaringan internet dan mulai meninggalkan penggunaan frekuensi radio, sinyal satelit, dan televisi kabel.   “Dengan memasuki dunia IPTV maka kami akan turut menyebarluaskan internet sampai ke desa-desa bahkan sampai ke perbatasan. Hal ini karena anggota kami tersebar sampai di daerah-daerah perbatasan dan lokasi-lokasi blank spot yang belum terjangkau teknologi konvensional,” katanya.

IPTV adalah layanan dimana data dari signal televisi digital ditransmisikan melalui Internet Protokol. Teknologi ini lebih murah dan efisien dibandingkan teknologi siaran yang ada sekarang yang menggunakan coaxial cable dan atau televisi satelit, karena IPTV tidak perlu membangun infrastruktur baru.

Bambang Subijantoro menjelaskan, hingga kini masih banyak daerah di Indonesia yang belum mendapatkan akses terhadap siaran televisi dan radio. Melalui televisi teknologi IPTV maka daerah-daerah blank spot tersebut akan dapat menikmati siaran televisi sekaligus akses internet. “Program internet murah yang menjadi program pemerintah dapat saling mengisi dengan program Aptekindo yaitu migrasi dari TV Analog ke IPTV yang berbasis internet,” paparnya.

Dengan demikian, lanjut Bambang, Aptekindo turut berperan membantu pemerintah menuju pemanfaatan broadband yang saat ini digalakkan sebagai upaya efisiensi penggunaan frekuensi.

Sedangkan, Sekretaris Jenderal Aptekindo Andi Umar MS, menambahkan bahwa organisasi Aptekindo selama ini mewadahi para pengusaha TV kabel di seluruh Indonesia yang selama ini secara legal menjalankan usaha di bidang penyiaran televisi berbayar.

Menurutnya, Aptekindo sendiri berdiri pada 2008 yang merupakan organisasi profesi skala nasional dalam bidang penyiaran televisi kabel berlangganan. “Anggota Aptekindo di seluruh Indonesia sudah mencapai lebih dari 100 perusahaan TV kabel,” ungkapnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Muchlis, Sekretaris Jenderal Go TV Kabel Indonesia, menyebut kalangan operator TV Kabel yang mayoritas mengaku sebagai para pengusaha kecil dan memiliki banyak keterbatasan, terkadang harus menerima nasib diskriminalisasi.

Padahal, sebagai corong perpanjangan informasi dari Stasiun TV nasional, hal tersebut mestinya tidak pernah ada. Karena bagaimanapun juga, tidak bisa disangkal bahwa masih sangat banyak daerah di Indonesia yang tidak bisa secara langsung menerima siaran dari stasiun-stasiun TV Nasional.

Pada ruang ini, para Pengusaha TV Kabel Indonesia mencoba mengambil peran. Sehingga, publik pada akhirnya bisa menikmati siaran dari jaringan TV Nasional.

Karena nasib diskriminasi inilah, Gabungan Operator (GO) TV Kabel Indonesia mendeklarasikan Gerakan Nasional Tayang FTA Gratis. Jajaran pendiri GO TV Kabel Indonesia membeberkan permasalahan-permasalahan yang sekian tahun membelit para pengusaha TV kabel di Indonesia. "Sudah seharusnya semua program yang mengudara pada Free To Air (FTA) yang merupakan Freekuensi publik, tidak bisa diklaim oleh salah satu stasiun TV Nasional," katanya.

Sayangnya, lanjut dia, dengan mendalilkan pada UU Paten Dan Hak Cipta, pengusaha-pengusaha kecil TV Kabel Indonesia harus menerima nasib disomasi untuk membayar konten siaran pada jalur frekuensi tersebut. Lebih ironis lagi, ia menambahkan, beberapa pengusaha malah diintimidasi, jika tidak memenuhi tuntutan tersebut akan dipolisikan.

Oleh karennya, dia berharap dengan wadah Asosiasi TV Kabel Indonesia ini akan membantu mereka mengatasi segala macam bentuk tekanan yang diterima selama ini. Dan, memang seperti gayung bersambut, salah satu agenda utama Go TV Kabel Indonesia tidak lain untuk membantu para anggotanya keluar dari segala bentuk premanisme penyiaran.

BERITA TERKAIT

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…

BERITA LAINNYA DI Teknologi

Bantu UKM Kembangkan Bisnis, Salesforce Luncurkan Pro Suite

  NERACA Jakarta - Salesforce meluncurkan edisi terbaru Pro Suite yang tersedia di market Indonesia. Sebuah solusi yang fleksibel, terukur,…

Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Kenalkan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia

  Menggabungkan Seni dan Teknologi, Ink Lords Ciptakan Desain Kemasan dari Makhluk Mitologi Indonesia NERACA Jakarta - Minat terhadap ‘Creative…

Kolaborasi dengan Timezone - Coocaa Indonesia Bagi THR TV 86 Inch dan Ratusan Juta Rupiah

Coocaa, sebagai brand TV no. 1 di Indonesia berkolaborasi dengan Timezone Indonesia ingin berbagi kebahagiaan serta perasaan dan pengalaman yang…