NERACA

Jakarta - PT Bank Danamon Indonesia Tbk meraup pertumbuhan laba bersih 21 persen atau Rp3 triliun hingga kuartal III-2017 setelah pendapatan menggemuk karena turunnya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) hingga 25 persen. Direktur Utama Danamon Sng Seow Wah dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (30/10), mengatakan CKPN turun menjadi Rp2,5 triliun dari Rp3,3 triliun pada periode sama tahun lalu karena rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang menurun menjadi 3,3 persen dari 3,5 persen.

Pendapatan menggemuk juga disumbang biaya dana (cost of fund) yang menurun, dengan diturunkannya suku bunga deposito. "Kami mengubah cara mengumpulkan simpanan. Saat ini lebih banyak fokus pada meningkatkan dana murah," ujar dia. Dari sisi biaya dana, beban bunga deposito menurun karena pertumbuhan simpanan deposito Danamon juga merosot sembilan persen menjadi Rp52,7 triliun. Sementara, dana murah (CASA) naik lima persen menjadi Rp47,8 trilun dengan porsi terhadap Dana Pihak Ketiga sebesar 47,5 persen.

Namun, Danamon juga tampak belum begitu menggeliat dalam menyalurkan kredit. Pertumbuhan kredit Danamon ditambah "trade finance" hanya naik dua persen atau menjadi Rp126,8 triliun. Dengan portofilio kredit itu, Danamon menikmati kenaikan marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) menjadi 9,3 persen dari 8,8 persen. Adapun pendapatan bunga bersih Danamon naik tiga persen menjadi Rp10,5 triliun.

Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 7% untuk roda dua dan 8% untuk roda empat dibandingkan setahun sebelumnya. Dengan pertumbuhan tersebut, maka pembiayaan total Adira Finance adalah sebesar Rp44,2 triliun atau tumbuh tipis 1% dibandingkan setahun sebelumnya.

Portofolio kredit Danamon antara lain kredit Usaha Kecil dan Menengah yang tumbuh 10 persen menjadi Rp27,5 triliun. Kemudian segmen korporasi, komersial dan institusi keuangan yang tumbuh tujuh persen menjadi Rp35,7 triliun. Namun, kredit mikro Danamon turun 33 persen menjadi Rp7,7 triliun. Sementara kredit perumahan atau "mortgage" tumbuh 31 persen menjadi Rp5,4 triliun. Atas penyaluran kredit dan penghimpunan DPK yang menurun itu, aset Danamon terkumpul Rp173,6 triliun atau menurun satu persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

Tercatat, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Danamon, konsolidasian berada pada posisi 22,3%, sementara CAR bank only berada pada posisi 23,8%. Sedangkan total kredit bermasalah atau non performing loan turun 6% menjadi Rp3,9 triliun. Penurunan ini menjadikan rasio kredit bermasalah secara gross Danamon tercatat pada 3,3%. 

Biaya kredit atau cost of credit juga terkurangi 25% menjadi Rp2,5 triliun. Kondisi ini menyebabkan rasio biaya kredit juga mengalami perbaikan menjadi 2,6% atau membaik 90 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu. "Kualitas aset kami menunjukkan peningkatan signifikan yang ditandai oleh penurunan biaya kredit. Pada saat yang sama, biaya dana atau cost of fund terus menurun sejalan dengan pembenahan pada pendanaan dan peningkatan rekening tabungan yang bersifat granular," kata Direktur Keuangan Danamon, Vera Eve Lim.