Perikanan Budidaya - Jambi Dinilai Potensial Jadi Lumbung Patin Nasional

NERACA

Jambi- Provinsi Jambi dinilai memiliki potensi besar untuk digarap sebagai sentra budidaya patin nasional. Dengan potensi pengembangan budidaya ikan air tawar yang besar, Propinsi Jambi dapat didorong menjadi lumbung ikan nasional, utamanya komoditas patin.

Demikian disampaikan Ketua komisi IV DPRI, Edi Prabowo saat meninjau sentral kawasan budidaya patin di desa Pudak, Kecamatan Kumpe Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, dalam rangkaian kunjungan kerja dalam rangka reses masa persidangan I tahun 2017-2018 di Propinsi Jambi,  sebagaimana disalin dari siaran resmi, pekan lalu. Turut serta dalam kunker tersebut yaitu Direktur Jenderal Perikanan Budidaya mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan dan Wakil Bupati Muaro Jambi.

Edi menegaskan DPR sangat mendukung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) utamanya Ditjen Perikanan Budidaya yang konsisten menggenjot produksi perikanan budidaya nasional untuk mesuplai kebutuhan pangan nasional.

“Kami apresiasi perkembangan subsector perikanan budidaya khususnya di Propinsi Jambi ini. Dukungan konkrit KKP telah memberikan dampak positif bagi pengembangan usaha budidaya ikan guna memperkuat ketahanan pangan nasional,” kata Edi saat memberikan keterangan, pekan lalu.

Edi juga menekankan bahwa terkait pemasaran hasil produksi patin, maka perlu segera menata tata niaga dengan memutus rantai distribusi pasar. Ia menyarankan Pemerintah Daerah turun tangan untuk memfasilitasi terbentuknya kelembagaan koperasi disentral produksi patin yang nantinya bisa menjalin kemitraan  langsung dengan industri pengolahan atau pasar-pasar modern, sehingga peluang pasar lebih terbuka luas.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi ikan dalam negeri, KKP terus mendorong pengembangan usaha budidaya melalui klasterisasi kawasan berbasis komoditas unggulan daerah. Menurutnya, strategi ini sangat ampuh untuk percepatan pengembangan kawasan, karena pada prinsipnya setiap komoditas yang dikembangkan memiliki karakteristik yang khas sesuai kondisi lokasi.

“Propinsi Jambi saya rasa sangat pas menjadi sentra pengembangan Patin nasional. Ini nanti akan kita prioritaskan untuk kebutuhan domestik. Di hulu nanti akan kita genjot produksinya, sementara disisi lain kita akan perbaiki sistem tata niaga dan hilirisasinya. Dengan demikian nilai tambah ekonomi patin dapat dirasakan masyarakat,” jelas Slamet.

Slamet juga mengungkapkan, kasus impor illegal produk ikan patin/dori yang terbukti mengandung tripolyphospate, dimana produk tersebut ternyata berasal dari Vietnam dipastikan akan menyebabkan hilangnya kepercayaan konsumen terhadap  produk patin Vietnam. Menurutnya, dipastikan produk patin Vietnam akan turun drastic di pasar global. Tidak hanya itu, peluang ekspor fillet patin akan sangat terbuka lebar khususnya ke Amerika Serikat, seiring dikeluarkannya kebijakan negara Amerika Serikat untuk menghentikan impor patin dari Vietnam.

“ini jadi peluang pasar buat produk patin lokal. Kita akan mulai genjot produksi, dan mendorong upaya diversifikasi produk seperti fillet/dori, sehingga bisa masuk ke pasar-pasar modern bahkan jika kebutuhan domestic terpenuhi kita bisa masuk pangsa pasar Amerika Serikat yang sebelumnya sekitar 90 persen dipasok dari Vietnam,” imbuhnya.

Dalam kegiatan kunker juga dilakukan penyerahan berbagai bantuan langsung kepada pembudidaya untuk mendukung kegiatan usaha budidaya. Dukungan tersebut antara lain: dukungan mesin pembuat pakan sebanyak 2 unit; dukungan benih ikan sebanyak 4,6 juta ekor; dukungan pakan mandiri sebanyak 5 ton; dukungan sarana dan prasarana budidaya sebanyak 12 paket; dan dukungan pengembangan minapadi seluas 10 hektar.

Disinggung terkait program perikanan budidaya yang selama ini digulirkan, Edi Prabowo menyatakan apresiasi atas dukungan program perikanan budidaya khususnya program gerakan pakan mandiri yang dinilainya berhasil dan sangat bermanfaat bagi para pembudidaya ikan khusus skala kecil. Menurutnya, masalah pakan menjadi paling krusial yang harus dicarikan solusinya agar usaha budidaya bisa menghasilkan nilai tambah yang besar. Ia menegaskan, DPR terus berupaya agar ke depan anggaran untuk program ini bisa ditambah, sehingga dapat menyentuh semua masyarakat pembudidaya ikan. “Kami komisi IV sangat mengapresiasi upaya KKP yang konsisten mendorong program pakan mandir,” ungkapnya.

 

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…