Targetkan Listing di Akhir Tahun - Royal Prima Bidik Dana IPO Rp 1 Triliun

NERACA

Jakarta – Bila tidak ada aral melintang, PT Royal Prima, pengelola Rumah Sakit Umum (RSU) Royal Prima akan mencatatkan saham perdananya di pasar modal akhir tahun ini. Niatan IPO sendiri dimaksudkan untuk mendanai ekspansi bisnis, seperti yang sudah dilakukan emiten rumah sakit sebelumnya.

Pada aksi korporasinya berupa penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO), perusahaan mengincar perolehan dana segar lebih dari Rp 1 triliun. Michael Mok Siu Pen, Direktur PT Royal Prima mengatakan, perusahaannya berniat melepas sekitar 20% saham ke publik. "Royal Prima mengincar perolehan dana IPO sekitar US$ 100 juta," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dengan kurs saat ini di posisi Rp 13.550 per dollar AS, maka dana yang dibidik Royal Prima tak kurang dari Rp 1,35 triliun. Dana IPO itu, lanjut Michael, akan disalurkan bagi sejumlah proyek. Semisal pengembangan rumah sakit, pembelian alat kesehatan bagi pusat layanan jantung dan kanker, serta akuisisi rumah sakit.

Michael menargetkan, pencatatan dan perdagangan saham Royal Prima sudah bisa terlaksana pada Desember 2017. Proposal IPO pun kini sudah diserahkan ke PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Sekedar mengingatkan, sebelumnya Michael pernah bercerita, pihaknya berencana mencaplok dua rumahsakit. Satu diantaranya dahulu merupakan rumah sakit ibu dan anak yang berlokasi di kawasan Alam Sutera, Tangerang.

Hingga kini Royal Prima memiliki aset di empat lokasi. Dua di antaranya berada di Medan dan sisanya di Tebing Tinggi dan Jambi. Adapun Salah satu unit rumahsakit yang berlokasi di Medan, menyediakan hingga 754 tempat tidur. Rumahsakit di Medan ini juga akan kembali dibangun, sehingga total jumlah ketersediaan tempat tidur menjadi 1.100 hingga 1.200 unit. "Selain rumahsakit milik pemerintah, rumahsakit di Medan ini merupakan rumah sakit swasta terbesar di Asia Tenggara," kata Michael.

Royal Prima didirikan oleh I Nyoman Ehrich Lister. Selain rumahsakit, Royal Prima mendirikan perguruan tinggi bernama Universitas Prima Indonesia dengan banyak program bidang studi, termasuk Fakultas Kedokteran. "Selain menyelenggarakan pelayanan kesehatan, kami mencetak tenaga medis dari Universitas Prima Indonesia," ujar Michael.

Salah satu unit rumahsakit yang berlokasi di Medan mampu menyediakan 754 tempat tidur. Rumahsakit di Medan ini juga akan kembali dibangun, sehingga total jumlah ketersediaan tempat tidur menjadi 1.1001.200 unit. "Selain dari rumahsakit milik pemerintah, rumahsakit di Medan ini merupakan rumah sakit swasta terbesar di Asia Tenggara," tutur Michael.

Dia membandingkan dengan rumahsakit swasta lain di Indonesia, di mana satu unit memiliki 350-400 tempat tidur. Michael juga menyatakan pada akhir 2017 bakal membuka rumahsakit spesialis mata di Medan. Satu hal yang cukup menarik, pada 2018, Royal Prima mengagendakan rencana akuisisi dua rumahsakit di Jakarta. "Satu rumah sakit yang akan kami akuisisi, dahulu merupakan rumah sakit ibu dan anak di wilayah Alam Sutera," ungkap Michael.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…