Pemerintah Perlu Tingkatkan Anggaran Kesejahteraan Petani

 

 

NERACA

 

Jakarta - Lembaga Riset Indonesia CIPS menyatakan pemerintah perlu meningkatkan alokasi anggaran bagi berbagai program yang bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di Tanah Air. "Pemerintah sebaiknya mengalokasikan ulang anggaran untuk program perlindungan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sejahtra (KIS) dan kartu Indonesia Pintar (KIP)," kata Kepala Bagian Penelitian CIPS Hizkia Respatiadi di Jakarta, Selasa (24/10).

Menurut Hizkia Respatiadi, anggaran untuk benih, pupuk dan beras subsidi cukup besar senilai Rp52 triliun, atau dua kali lipat dari ketiga program sebelumnya. Pemerintah, lanjutnya, dinilai juga dapat menerapkan program yaitu Asuransi Pertanian untuk Petani Padi (AUTP). "Asuransi ini bertujuan untuk mengompensasi kehilangan pendapatan petani akibat gagal panen yang disebabkan oleh banjir, kekeringan, hama maupun penyakit tanaman," ucapnya.

Berdasarkan penelitian dari CIPS, di beberapa daerah seperti Indramayu, Jawa Barat, Kebumen dan Cilacap di Jawa Tengah, kebanyakan petani menilai program bantuan yang diberikan pemerintah kurang efektif untuk memperbaiki kesejahteraan mereka. Ia mencontohkan subsidi benih, di mana ada petani yang menilai program itu kurang efektif untuk membantu mereka karena benih subsidi berisiko berkualitas buruk, serta memiliki ketidakpastian periode distribusi sehingga lebih memilih benih nonsubsidi.

Sebelumnya, Komisi IV DPR menginginkan fakultas pertanian yang tersebar di berbagai daerah seharusnya mampu meningkatkan jumlah petani guna mengantisipasi menurunnya generasi muda pedesaan yang ingin menjadi petani. "Banyak fakultas pertanian di seluruh Indonesia, kenyataannya jumlah petani menurun," kata Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Viva Yoga Mauladi.

Menurut Viva Yoga, inovasi pertanian yang dikembangkan Indonesia tidak berdampak positif terhadap peningkatan produksi pertanian karena berbagai inovasi alat sistem pertanian yang digunakan masih diimpor. Kementerian Pertanian telah "merayu" generasi muda agar semakin banyak yang mau menjadi petani di berbagai daerah sebagai upaya mewujudkan visi pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

"Fakta terjadi di semua belahan dunia. Jumlah petani muda menurun, yang tersisa petani yang sudah berusia tua," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi dalam Seminar Hari Pangan Sedunia ke-37 yang diselenggarakan di Pontianak, Rabu (18/10). Menurut Agung Hendriadi, penurunan jumlah pemuda petani tersebut adalah karena banyak generasi muda yang bermigrasi dari desa karena tidak tertarik bekerja di lahan pertanian.

Ia berpendapat bahwa yang membuat menarik bagi anak muda pada saat ini adalah yang memiliki nilai tambah serta memiliki sentuhan teknologi yang selaras dengan perkembangan era global saat ini. "Kami akan coba pertanian kita mempunyai margin keuntungan yang tidak kalah kalau kita bekerja di luar pertanian. Jawabannya adalah teknologi karena banyak anak muda yang tertarik mengembangkan aplikasi," paparnya.

 

BERITA TERKAIT

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…