Indonesia Pantau Pergantian Pucuk Pimpinan The Fed

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan memantau kemungkinan pergantian pimpinan Bank Sentral AS (The Federal Reserve) yang dapat berdampak pada perkembangan sektor keuangan dan perekonomian global secara keseluruhan. "Tentunya kita akan melihat siapa yang akan terpilih dan bagaimana arah kebijakannya," kata Sri Mulyani saat ditemui di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa (24/10).

Sri Mulyani mengatakan bahwa pergantian pimpinan The Fed tersebut bisa memengaruhi kondisi perekonomian global meski kebijakan moneter yang diambil akan tergantung pada data perekonomian AS terbaru, terutama data pergerakan harga dan tingkat pengangguran. "Pada dasarnya pergerakan di sektor riil AS apakah dari sisi 'unemployment' atau dari sisi inflasi harga-harga akan sangat menentukan posisi dari kebijakan The Fed. Selama ini The Fed mengatakan bahwa kebijakan mereka akan sangat bergantung pada data," ujarnya.

Setelah pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga acuan dan normalisasi neraca keuangan (balance sheet) the Fed, kali ini giliran rencana pergantian pimpinan the Fed yang dikhawatirkan mengguncang pasar keuangan. Hal ini juga yang dikhawatirkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo yang menyatakan pergantian pucuk pimpinan the Fed dapat memberikan guncangan bagi pasar keuangan yang berimbas pada tertekannya nilai tukar Rupiah.

"Yang kita lihat di akhir tahun yang utama adalah rencana pemilihan pimpinan the Fed yg baru. Kita lihat presiden AS lagi memanggil pejabat-pejabat yang jadi alternatif untuk menjadi pimpinan the Fed. Itu banyak membuat market bergejolak," ujar Agus. Saat ini begitu banyak informasi yang membuat pasar menduga-duga siapa yang menjadi pemimpin berikutnya. Agus menuturkan pergantian pimpinan the Fed memang menjadi sorotan pasar. Pasalnya, pejabat yang terpilih biasanya akan mencerminkan tipe kepemimpinannya seperti apa saat menjadi pemimpin the Fed.

"Market itu kalau belum jelas siapa yang terpilih masih terus akan melakukan kajian. Kajian-kajian itu yang membuat market agak bergejolak," ucap Agus. Agus menilai para pelaku pasar keuangan kini sudah tidak lagi dihantui kenaikan suku bunga acuan the Fed, ketidakpastian normalisasi neraca keuangan The Fed maupun rencana reformasi perpajakan yang akan dilakukan Presiden AS Donald Trump. Justru yang kini menjadi perhatian adalah pergantian pimpinan The Fed.

"Kita lihat juga perkembangan di Eropa. Itu kondisi di Italia ada kredit bermasalah cukup tinggi. Lalu ada persoalan geopolitik yang mesti diwaspadai. Ada juga persoalan di semenanjung Korea perlu diwaspadai. Ini kondisi-kondisi yang kita harus terus menyimak," jelasnya. Terlepas dari hal itu, BI meyakini kondisi perekonomian domestik masih cukup kuat menahan gejolak eksternal. "Tapi secara umum ekonomi Indonesia menunjukkan kondisi pulih. Semoga pemulihan ini lebih cepat," tutupnya.

Dilansir Reuters, Presiden Donald Trump pada hari Senin (23/10) waktu setempat menyatakan kepada para awak media bahwa dia telah ‘sangat, sangat dekat’ untuk menentukan siapa yang harus memimpin bank sentral AS setelah mewawancarai lima kandidat untuk jabatan tersebut. Kelima kandidat tersebut adalah Gubernur The Fed saat ini Janet Yellen, anggota Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell, ekonom Stanford University John Taylor, kepala penasihat ekonomi Presiden Trump Gary Cohn, dan mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh.

Penunjukan kandidat yang memiliki pandangan atas kebijakan moneter yang lebih hawkish dapat mengangkat pergerakan dolar. Investor juga mengikuti perkembangan reformasi perpajakan AS. Persetujuan Senat mengenai resolusi anggaran pada hari Jumat (20/10) meningkatkan harapan bahwa rencana pajak yang diusung Trump itu akan bergerak maju tahun ini.

Dari Jepang, koalisi partai Perdana Menteri Shinzo Abe mencetak kemenangan yang menentukan. Hal ini sekaligus meyakinkan investor bahwa reformasi ekonomi "Abenomics" akan berlanjut, termasuk kebijakan moneter bersifat longgar yang diterapkan Bank of Japan. “Sentimen minat terhadap aset berisiko terhenti untuk saat ini. Hasil pemilu Jepang tidak terlalu mengejutkan dan telah diperkirakan,” ujar Masashi Murata, pakar strategi mata uang senior di Brown Brothers Harriman, seperti dikutip dari Reuters.

 

BERITA TERKAIT

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan pada Perempuan

    NERACA Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan pada Perempuan

    NERACA Jakarta – Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan…