Danai Restrukturisasi Utang - MDRN Dapat Tambahan Aset Nusantara Agri

NERACA

Jakarta – Gali lubang tutup lubang tengah sibuk dilakukan PT Modern Internasional Tbk (MDRN) untuk melakukan restrukturisasi utang pasca dengan penutupan toko-7-Eleven yang dioperasikan anak usaha, PT Modern Sevel Indonesia. Pencarian solusi tersebut lantaran bisnis dan aset MDRN saat ini tidak mencukupi untuk melunasi kewajibannya secara penuh. "Perusahaan telah mendapat kontribusi tambahan aset untuk memfasilitasi restrukturisasi,"kata Sungkono Honoris, Direktur Utama MDRN dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Aset tambahan tersebut berupa bisnis peternakan sapi perah dan pengolahan susu, PT Nusantara Agri Sejati. Aset tersebut akan dinilai secara independen oleh agen penilaian yang terdaftar (KJPP) dan harga pembelian akan diatur lebih lanjut berdasarkan hasil penilaian ini. "Transaksi ini tunduk pada persetujuan Otoritas Jasa Keuangan dan fairness opinion dari KJPP," ujarnya.

Saham Nusantara Agri Sejati akan disumbangkan pada MDRN tanpa diperlukannya pembayaran tunai sesuai dengan perjanjian kontribusi. Harga pembelian akan dipenuhi dengan diterbitkannya obligasi wajib konversi (OWK). OWK akan menjadi subordinasi terhadap seluruh kewajiban MDRN lainnya dan tidak akan dibayar secara tunai. OWK akan dikonversi menjadi ekuitas MDRN dengan harga yang ditentukan oleh ahli penilaian independen (KJPP), dan bergantung pada persetujuan rapat pemegang saham (RUPS) MDRN.

MDRN telah menandatangani perjanjian kontribusi pada tanggal 17 Oktober 2017. Setelah ditandatanganinya perjanjian kontribusi, para pihak akan menunjuk KJPP untuk melakukan penilaian atas harga transaksi. "Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi," imbuhnya.

Transaksi kontribusi ini akan dilakukan tanpa pembayaran tunai. Maka tidak ada dampak terhadap kas perusahaan. Namun, MDRN memperkirakan target akan memberikan tambahan aset dan peluang diversifikasi bisnis terhadap MDNR. Sebagai informasi, MDRN mencatatkan penurunan pendapatan signifikan pada semester pertama 2017 atau turun 95% ke level Rp 196,2 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 455,5 miliar.

Sejalan dengan penurunan pendapatan, MDRN juga mencatatkan kerugian sebesar Rp 653,8 miliar pada semester pertama tahun ini. Kerugian membengkak dibandingkan nilai kerugian pada periode yang sama tahun lalu yakni Rp 52,4 miliar. Total aset MDRN juga tergerus menjadi Rp 1,46 triliun dari sebelumnya mencapai Rp 1,98 triliun.

Bagaimana tidak, guna melunasi utang, perseroan belum lama ini menjual asetnya berupa tanah dan bangunan yang terletak di Surabaya, Jawa Timur. Sebidang tanah hak guna bangunan seluas 20.300 meter per segi terletak di dalam provinsi Jawa Timur, kota Surabaya, kecamatan Rungkut, kelurahan Rungkut Kidul. Aset ini dijual kepada PT Golden Tulip Pratama yang berkedudukan di jalan Rungkut Industri III/20 Surabaya. Saat ini, tanah dan bangunan sedang dijaminkan pada PT Bank CIMB Niaga, Jakarta untuk menjamin utang perseroan kepada bank tersebut dan dibebani hak tanggungan peringkat pertama sebesar Rp55,202 miliar.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…