BNI Syariah Bukukan Laba Rp246 miliar

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - BNI Syariah membukukan laba bersih Rp246 miliar pada triwulan III-2017, tumbuh 14,6 persen dibandingkan periode yang sama 2016 yang tercatat Rp215 miliar. "Pertumbuhan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan dan kontribusi komposisi rasio dana murah serta efisiensi operasional yang juga terus terjaga," kata Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo saat jumpa pers di Kantor Pusat BNI Syariah, Jakarta, Kamis (19/10).

Pembiayaan BNI syariah sendiri per September 2017 tumbuh 15,3 persen, dari Rp19,5 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp22,5 triliun. Dari total pembiayaan tersebut, sebagian besar merupakan pembiayaan untuk segmen konsumer sebesar 52,7 persen. Untuk pembiayaan konsumer, sebagian besar portofolio didominasi oleh produk Griya iB Hasanah sebesar 84,9 persen.

Selanjutnya, pembiayaan BNI lainnya yaitu di segmen ritel produktif atau usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 21,8 persen, pembiayaan komersial 18,1 persen, pembiayaan mikro 5,9 persen, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 1,5 persen.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah per September 2017 mencapai Rp27,6 triliun, tumbuh 21,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp22,8 triliun. Porsi dana murah (CASA) dalam DPK meningkat dari 47,4 persen menjadi 48,7 persen. Dengan pertumbuhan pembiayaaan dan DPK tersebut, aset BNI Syariah tumbuh 19,4 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp26,8 triliun.

Firman menambahkan, pertumbuhan kinerja yang positif tersebut tidak lepas dari peran BNI sebagai induk perusahaan. Bentuk sinergi BNI Syariah dengan BNI diantaranya Syariah Channelling Outlet (SCO) di mana nasabah BNI Syariah dapat melakukan transaksi syariah di 1.490 kantor cabang BNI. "Selain itu, bersama BNI Incorporated melaksanakan pembiayaan bersama atau supply chain financing infrastruktur, Haji dan Umrah Business, serta event bersama lainnya," ujar Firman.

Sebelumnya, Plt Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengatakan sampai akhir tahun pihaknya menargetkan pembiayaan mampu mencapai Rp 23,1 triliun. Mengacu pada pencapaian akhir tahun 2016 sebesar Rp 20,5 triliun, artinya BNI Syariah optimis pembiayaan mampu tumbuh mencapai 12,68% secara tahunan atau year on year (yoy). Adapun, sampai bulan Agustus 2017 Dhias mengungkap pihaknya telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 22,5 triliun.

"Target kami di RBB Rp 23,7 triliun, secara konservatif kami patok Rp 23,1 triliun akhir tahun paling tidak," ungkapnya. Untuk mencapai target tersebut anak usaha syariah PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) ini mengatakan akan masuk ke sektor pembiayaan infrastruktur yakni proyek pemerintah. Hanya saja, sampai saat ini pihaknya masih tetap fokus ke segmen konsumer. Pasalnya menurut Dhias, pembiayaan infrastruktur cenderung memiliki tenor yang panjang serta yield rendah. "Konsumer memang masih 54% pembiayaan ke sana, sampai akhir tahun juga masih di sekitar itu," tambahnya.

Selain pembiayaan yang dipatok naik, perseroan juga menarget dana pihak ketiga (DPK) mampu menembus angka Rp 27,95 triliun sampai dengana akhir 2017. Jumlah tersebut diasumsikan naik 15,5% dibanding pencapaian akhir tahun lalu sebesar Rp 24,2 triliun. Sementara dari sisi kredit bermasalah atau non performing loan (NPF) pihaknya akan menjaga di level 3,3%.

 

BERITA TERKAIT

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial

HUT Ke 61, TASPEN Gelar Empat Kegiatan Sosial NERACA  Jakarta – PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) (TASPEN)…

Sektor Keuangan Siap Memitigasi Dampak Konflik Timur Tengah

    NERACA Jakarta – Rapat Dewan Komisioner Mingguan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2024 menilai stabilitas sektor…

Rupiah Melemah, OJK Diminta Perhatikan Internal Bank

      NERACA Jakarta – Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abdul Manap Pulungan memandang bahwa…