Wahai Pemuda Pemudi, Cintailah Bahasa Indonesia

 

 

“Kami, Putra dan Putri Bangsa Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia,” itulah yang menjadi salah satu potongan dari apa yang disumpahkan oleh para pemuda Indonesia 89 tahun lalu yang sekarang kita kenal sebagai momen Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober tiap tahunnya.

Melansir dari data yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2008, bahasa di Indonesia itu merupakan salah satu kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya. Kemendikbud sendiri telah mengidentifikasi 442 bahasa daerah di Indonesia. Ini menandakan betapa kita sebagai bangsa ini terdiri dari suku, adat, dan budaya yang berbeda-beda. bagaimana cara kita untuk tetap bersatu dengan situasi sedemikian rupa? Tentunya dengan penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan kita.

Kitalah nanti yang akan menggantikan generasi yang sebentar lagi akan turun dan tergantikan oleh waktu. Dari kitalah akan muncul pemikiran, gagasan, ataupun inovasi baru yang akan memajukan dan menjaga negara ini. Bahkan dikatakan oleh Dr Yusuf Al-Qardhawi, seorang ulama besar di Indonesia bahwa apabila ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemudanya hari ini.

Jika dikaitkan terhadap kedua hal tersebut, maka dapat kita simpulkan bahwa pemuda sebagai penerus bangsa harus bisa menjaga dan melestarikan segala macam bentuk dari kekayaan yang dimiliki negara, sebut saja dalam hal ini salah satunya adalah bahasa. Bagaimana caranya kita untuk bisa menjaga bahasa kita dengan baik dan benar? Mudah. Tentunya dengan cara kita sebagai pemuda menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar pula serta sesuai dengan kaidahnya.

Sekarang kita lihat fakta yang terjadi, apakah kita bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar? Di kehidupan sehari-hari saja seringkali saya lihat bahwa banyak sekali kesalahan dalam berbahasa yang bisa kita lihat terjadi. Sebagai contoh (saya yakin ini sering terjadi pada kalian) apakah di antara kalian banyak yang sadar seringkali menggunakan kalimat “agar” lalu dilanjut dengan kata “supaya” atau contoh lain seperti kalimat “kalau” dan “misalnya” yang pada hakikatnya memiliki makna yang sama dan menjadikan suatu kalimat menjadi tidak efektif.

Masih butuh contoh? Ini pun sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Lebih terbiasa manakah kalian terhadap kedua kata ini? Apakah “unduh” ataukah “download”? Atau contoh lainnya, lebih terbiasa mana kalian dengan kalimat “pencetak” atau “printer”? Tentunya kita pasti lebih terbiasa menggunakan kata “download” dan “printer” dibanding dengan kata “unduh” dan “pencetak”. Padahal “unduh” dan ”pencetak” itu merupakan Bahasa Indonesia sedangkan “download” dan “printer” merupakan Bahasa Inggris. Tidak percaya?

Coba kamu cari arti kata dari ”download” dan “printer” tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pastinya kamu tidak akan menemukan padanan kata tersebut. Kita seringkali merasa lebih bangga jika kita bisa menggunakan bahasa asing dibanding dengan Bahasa Indonesia. Kita berpikir bahwa Bahasa Indonesia itu merupakan bahasa yang lebih mudah dipelajari dibanding bahasa asing. Kenyatannya? Coba kalian lihat pada nilai rapor kalian, lebih besar mana antara nilai Bahasa Indonesia atau bahasa asingmu?

Contoh, ingatkah kamu ketika kita masih menggunakan fitur SMS dan membuat kata-kata yang digabungkan dengan angka seperti kata “4l4y”. Ataupun kita mempersingkat sebuah kata, seperti contoh pada kalimat “aq” dan “km” yang maksudnya “aku” dan “kamu” karena kita tidak ingin mengetik panjang-panjang di SMS. Okay itu masih bisa diterima alasannya, namun sekarang saat kita sudah mengenal ponsel Qwerty atau yang paling baru kita mengenal ponsel layar sentuh, apa yang terjadi? Nyatanya malah semakin memburuk.

Hal ini diperparah dengan adanya sosial media yang membuat kesalahan ini semakin membudaya dan juga viral. Kita pasti sangat mengenal 2 kata yang akhir-akhir ini seringkali muncul di dunia maya dari para warganet (saya yakin). Kedua kata itu adalah “kids jaman now” dan juga kata “T E R C Y D U K” yang tidak tahu maksudnya apa menjadi sangat viral di Internet padahal memiliki banyak kesalahan teknis. “Kids jaman now” merupakan gabungan antara kalimat Bahasa Indonesia dan bahasa asing yang kurang lebih artinya “anak jaman sekarang” dan untuk kasur “ T E R C Y D U K” itu merupakan padanan kata dari “terciduk” yang artinya “sudah diambil untuk ditahan”

Masih sangat banyak contoh lain untuk menggambarkan sedikit banyak betapa kacaunya penggunaan Bahasa Indonesia ini. Pertanyaannya adalah apakah kita sebagai pemuda akan terus membiarkan ini berlanjut hingga nanti ke anak cucu kita hingga nanti mereka tidak mengenal bagaimana Bahasa Indonesia yang sesungguhnya? Tentunya tidak kan?

Lantas bagaimana cara kita mempelajari Bahasa Indonesia dengan benar? Jawabannya adalah pelajarilah Bahasa Indonesia dengan banyak membaca sumber sumber (baik media cetak ataupun media elektronik) yang membahas hal tersebut atau belajarlah dari orang yang memang kredibel dalam bidang tersebut. Selain itu banggalah kita menggunakan Bahasa Indonesia karena seperti yang tadi dikatakan bahwa bahasa itu adalah salah satu kekayaan negara yang tidak ternilai harganya. (CNN)

 

BERITA TERKAIT

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…

BERITA LAINNYA DI

Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak

  Tanamkan Literasi Digital Sejak Dini, Perhatikan Screen Time Anak NERACA Sidoarjo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital,…

SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia

  SW Indonesia Dorong Mahasiswa Akutansi TSM Jadi Akuntan Kelas Dunia NERACA Jakarta - SW INDONESIA mendorong mahasiswa akuntansi Sekolah…

Fasilitasi Anak Berolahraga untuk Cegah Perundungan

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan pencegahan perilaku perundungan (bullying) dapat dilakukan, salah satunya dengan memfasilitasi anak untuk berolahraga. "Kenapa terjadi…