Menkes Minta Perempuan Tingkatkan Pengetahuan Tentang Gizi

Menteri Kesehatan Nila Moeloek meminta para perempuan khususnya kepada para ibu untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi guna mencegah terjadinya kasus kekerdilan pada anak atau "stunting"."Ibu-ibu harus berpengetahuan tentang kesehatan, juga perilaku. Negara kita begitu subur, tidak kekurangan pangan, tapi bagaimana cara kita mengolah makanan dan mengerti tentang gizi untuk anak-anak kita," kata Nila dalam Seminar Nasional Dharma Wanita Persatuan di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara.

Nila mengungkapkan bahwa jumlah anak yang mengalami kekurangan gizi dan kekerdilan tidak hanya ditemukan di daerah pedesaan, tetapi juga terjadi di kota-kota."Di kota pun masih terjadi kekurangan gizi. Salah satunya adalah karena perilaku, ibu-ibu perlu didorong agar mengerti tentang pemberian gizi pada anak-anak kita," tutur Nila.

Data Kementerian Kesehatan 2016 menunjukkan angka kekerdilan pada anak di Indonesia 27,5 persen. Angka tersebut masih jauh seperti yang ditetapkan WHO di mana kekerdilan harus di bawah 20 persen.Selain itu, Menteri Kesehatan meminta kepada para ibu untuk mengedukasi anak-anak agar menyadari pentingnya tentang menjaga kesehatan.

Menkes Nila juga meminta peran orang tua dalam mengawasi anak-anak mengonsumsi rokok."Ibu-ibu saya titip, anak-anak kita banyak yang merokok. Kita lihat di RPJMN harus turun jadi 5 persen, tapi malah naik ke 8 persen dari 7 persen. Ingatkan anak-anak tidak merokok," ucap Nila.

Di tempat berbeda,  Ahmad Sulaeman, ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) mengatakan banyaknya serbuan makanan impor tidak saja mengancam pangan lokal tetapi juga kesehatan masyarakat. Pasalnya, pangan impor memerlukan proses yang panjang mulai dari pengawetan sampai pengiriman sebelum akhirnya bisa berada di Indonesia dan dikonsumsi masyarakat.

Ahmad menilai Indonesia memiliki kekayaan pangan. Dikatakan Ahmad Sulaeman, menikmati makanan di era global sangatlah beresiko.“Menikmati makanan di era global merupakan proses beresiko. Hanya dengan pangan lokal yang kita sudah tahu asal usul dan kekebalan tubuh kita yang menjadi perlindungan dari efek negatif,” ujar Ahmad.

Apalagi saat ini dikatakannya, penyakit tidak menular seperti penderita jantung, stroke, diabetes mengalami peningkatan.“Penyakit tidak menular saat ini mengalami peningkatan dan salah satunya bisa dicegah dengan makanan dan menerapkan pola gizi seimbang,” lanjutnya.

Sementara itu, Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone mengatakan masalah gizi tidak melulu dikarenakan uang, tetapi juga karena pengetahuan yang kurang. Untuk itu, Danone mengisi ruang-ruang kosong dengan memberikan edukasi terkait persoalan gizi.“Masalah gizi ini tentu saja dengan makanan dan minuman yang kita makan. Kita pergi ke sebuah masyarakat lihat pola makan dan makanannya. Jd maslah gizi berkenaan dengan makanannya,” ujar Arif.

“Harapan kami tentu saja kesadaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizinya meningkat. Apa yang kita makan hari ini akan berpengaruh di masa depan,” tambahnya.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) mengatakan kita ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang beragam pangan berbasis lokal sebagai bahan makanan sehat dan bergizi dengan menu seimbang. Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asupan gizi cukup dan seimbang, terutama dalam seribu hari pertama kehidupan (HPK) untuk mencegah stunting,” kata Kepala DPKP Gumas Kardinal.

Mengatasi permasalahan stunting, kata dia, diperlukan upaya dengan meningkatkan produksi pangan dan kebutuhan kalori daerah, harga pangan yang tercapai oleh masyarakat, hingga pengawasan keamanan pangan yang memadai, serta meningkatkan pengetahuan dan perilaku tentang pentingnya gizi seimbang.

”Semua permasalahan stunting juga dapat cegah jika makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung zat gizi lengkap, sesuai kebutuhan tubuh dengan jumlah berimbang antar kelompok pangan. Berdasarkan cita rasa, daya cerna, daya terima, dan daya beli masyarakat,” tuturnya.

 

BERITA TERKAIT

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

Bolehkah Anak Terkena Diabetes untuk Berpuasa?

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Agar Stamina Terjaga Saat Puasa - Penting Pahami Pola Nutrisi Sehat Saat Sahur dan Berbuka

Konsumsi masyarakat saat puasa Ramadan menjadi dua kali lipat, maka penting bagi masyarakat untuk menjaga stamina dengan apa yang dikonsumsi.…

Garmin Rayakan Hari Perempuan - Kampanyekan Jiwa Raga Bugar Lewat Run Like A Girl

Dalam rangka merayakan International Women’s Day 2024, pemimpin smartwatch GPS multisport yang inovatif, Garmin menyelenggarakan perayaan meriah di Indonesia pada…

Bolehkah Anak Terkena Diabetes untuk Berpuasa?

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut anak dengan diabetes melitus tipe satu aman untuk menunaikan puasa Ramadhan asalkan…