Menkeu : Proyeksi IMF Berikan Kewaspadaan

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi global Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 3,6 persen pada 2017 dan sebesar 3,7 persen pada 2018 masih memberikan kewaspadaan terhadap datangnya risiko. "Proyeksi ini memberikan arah pandangan dan menjadikan kita mempunyai 'sense' terhadap risiko," kata Sri Mulyani saat ditemui di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-WB 2017 di Washington DC yang dikutip Antara, kemarin.

Sri Mulyani menjelaskan proyeksi perekonomian global tersebut lebih positif dari yang diperkirakan karena saat ini terjadi momentum pertumbuhan yang cukup kuat akibat adanya perbaikan kinerja investasi dan perdagangan internasional. Namun, IMF juga mengingatkan adanya risiko yang bisa mengganggu terjadinya pemulihan, untuk itu setiap negara diharapkan bisa membuat kebijakan yang bisa memperkuat fundamental, pada saat penguatan ekonomi sedang terjadi.

Risiko tersebut antara lain pemulihan yang belum cukup kuat karena belum didukung oleh kenaikan produktivitas, ancaman dari pembalikan modal karena normalisasi kebijakan moneter dari negara-negara maju dan krisis geopolitik. "Untuk itu, IMF mengatakan negara-negara untuk melakukan kebijakan dalam rangka memperkuat reformasi di fiskal terkait penerimaan dan belanja, kebijakan moneter serta struktural," ujar Sri Mulyani.

Menghadapi proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang lebih optimis tersebut, Sri Mulyani mengatakan pemerintah tetap menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen pada APBN 2018, karena angka perkiraan itu sudah disepakati dalam rapat Panitia Kerja dengan DPR. "Tidak akan diubah karena kita sudah membahas dengan DPR dan telah disepakati di panja A, kita sekarang fokus di panja B dan C. Tapi setelah melihat outlook ekonomi, kita bisa memperbaiki kualitas APBN dan melihat risiko serta kesempatan dari kebijakan negara maju," katanya.

Sebelumnya, IMF memaparkan tiga prioritas utama yang harus dilakukan untuk memperkuat pemulihan ekonomi global yang saat ini sedang terjadi. "Kami melihat ada tiga prioritas yaitu mempertahankan fundamental ekonomi dengan benar, mengatasi problem kesenjangan dengan serius dan membimbing generasi muda agar masa depan mereka cerah," kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde. 

Lagarde mengatakan pembenahan fundamental ekonomi harus dilakukan melalui kebijakan yang tajam, karena meski dunia sudah saling terhubung, namun masing-masing negara memilki jalan maupun cara pandang tersendiri. Untuk itu, Lagarde memastikan kebijakan moneter, fiskal dan struktural harus saling bersinergi untuk melanjutkan pemulihan dan meningkatkan propek pertumbuhan.

"Mengelola normalisasi kebijakan moneter dengan lebih 'smooth' sangat penting, begitu juga pentingnya strategi kebijakan fiskal untuk menurunkan tingkat utang tanpa mengganggu pertumbuhan dan kepercayaan," ujarnya. Lagarde juga menambahkan reformasi struktural yang dilakukan terus menerus dapat memperlihatkan potensi yang lebih besar dalam masa-masa pemulihan ekonomi.

Sementara itu, upaya untuk mengatasi masalah kesenjangan secara berlebihan bisa menghambat kinerja pertumbuhan ekonomi dan mengikis kepercayaan. "Untuk mengatasi kesenjangan, maka investasi pada kesehatan dan pendidikan, penguatan safety net, pemberdayaan wanita dan perubahan sistem perpajakan menjadi penting," ujarnya.

Lagarde memastikan pemberdayaan wanita di berbagai bidang dapat menyebabkan adanya perubahan global yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi, menurunkan kesenjangan dan menjaga keberagaman. Prioritas terakhir merupakan upaya untuk membimbing para generasi muda agar terhindar dari persoalan korupsi dan perubahan iklim yang saat ini marak terjadi.

"Korupsi yang terjadi secara sistemik bisa mengganggu kepercayaan terhadap pemerintah dan menurunkan potensi pertumbuhan ekonomi," jelas Lagarde. Upaya memerangi korupsi yang kerap terjadi melalui tindak pidana pencucian uang maupun pembiayaan terorisme telah menjadi program prioritas IMF melalui pemberian bantuan teknis ke 120 negara.

 

BERITA TERKAIT

Ditopang Kenaikan Kapasitas Listrik Geothermal, Pendapatan BREN di 2023 Naik 4,4%

  Ditopang Kenaikan Kapasitas Listrik Geothermal, Pendapatan BREN di 2023 Naik 4,4% NERACA Jakarta - PT Barito Renewables Tbk (BREN)…

Wujudkan Pendidikan Tinggi untuk Semua, Pemerintah Siapkan Pinjaman Lunak

    NERACA Jakarta – Pemerintah tengah mengkaji pinjaman sangat lunak untuk mahasiswa sebagai solusi pendanaan pendidikan di perguruan tinggi.…

OIKN Klaim Tak Ada Penggusuran dalam Proyek IKN

  NERACA Jakarta – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono menegaskan, tidak ada penggusuran yang dilakukan oleh OIKN kepada…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Ditopang Kenaikan Kapasitas Listrik Geothermal, Pendapatan BREN di 2023 Naik 4,4%

  Ditopang Kenaikan Kapasitas Listrik Geothermal, Pendapatan BREN di 2023 Naik 4,4% NERACA Jakarta - PT Barito Renewables Tbk (BREN)…

Wujudkan Pendidikan Tinggi untuk Semua, Pemerintah Siapkan Pinjaman Lunak

    NERACA Jakarta – Pemerintah tengah mengkaji pinjaman sangat lunak untuk mahasiswa sebagai solusi pendanaan pendidikan di perguruan tinggi.…

OIKN Klaim Tak Ada Penggusuran dalam Proyek IKN

  NERACA Jakarta – Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono menegaskan, tidak ada penggusuran yang dilakukan oleh OIKN kepada…