NERACA
Jakarta - Dalam rangka meningkatkan daya saing sektor agro industri nasional, PT HM Sampoerna Tbk sebagai produsen rokok terus perluas program jaringan kemitraan. Program kemitraan yang dinamakan sistem produksi terpadu bertujuan meningkatkan kualitas dan kuantitas tembakau di Indonesia sehingga para petani dapat bersaing dalam rantai pasar nasional maupun global. Program yang sarat inovasi ini dilakukan melalui perusahaan pemasok tembakau sejak 2009 dan telah melibatkan 27.500 petani dengan luas lahan 24.500 hektar.
Perusahaan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengungkapkan, para petani yang mengikuti program sistem produksi terpadu mampu meningkatkan produktivitas mereka hingga 25%. Maka dengan demikian, program sistem produksi terpadu juga mendukung salah satu program Nawacita, yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis, dalam hal ini pertanian.
Kata Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk, Mindaugas Trumpaitis, sistem produksi pertanian yang berkesinambungan merupakan kunci pembangunan sektor pertanian berdaya saing tinggi yang mampu menyejahterakan para petani Indonesia.”Program kemitraan menjadi komitmen kami dalam menjalankan usaha yang efisien dan berkelanjutan dengan melibatkan banyak aspek, terutama di wilayah yang menjadi pusat bisnis perusahaan. Inovasi ini tidak akan berhenti sampai di sini. Perusahaan senantiasa berkomitmen menghadirkan terobosan guna meningkatkan produktivitas mitra bisnis kami agar terus berkembang sehingga akan berdampak terhadap kesejahteraan kehidupan mereka, terutama petani tembakau dan cengkih,” ujarnya.
Disebutkan, para petani yang tergabung dalam program sistem produksi terpadu, di antaranya, diperkenalkan teknologi dan praktik terbaik di bidang pertanian. Mereka, misalnya, diperkenalkan teknik pembakaran dengan sistem rocket barn yang mampu menghemat konsumsi bahan bakar hingga 16%, dan alat aplikasi penghambat tunas yang mampu menghemat waktu pengerjaan hingga lebih dari 60%.
Asal tahu saja, sistem produksi terpadu telah diperkenalkan kepada sejumlah petani yang berada di daerah penghasil tembakau di Indonesia seperti Rembang, Lombok, Wonogiri, Malang, Jember, Blitar dan Lumajang. Selain teknologi, para petani mitra juga akan mendapatkan pendampingan sistem pertanian yang baik, akses permodalan, sarana dan prasarana pertanian serta akses pasar yang terjamin bagi hasil produksi para petani.
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…
NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…
Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…