Oleh: Fauzi Aziz
Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri
Lama sudah kita menenggelamkan diri dalam persoalan ekonomi. Kegiatan dan proses ekonomi yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari sesederhana apapun prosesnya pasti akan menghasilkan nilai tambah. Input yang diproses menjadi output pasti akan menghasilkan nilai tambah karena di situ ada nilai baru yang terbentuk dari nilai sebelumnya.
Nilai tambah adalah proses tekno ekonomi yang memerlukan keterampilan dan keahlian, teknologi, kreativitas dan inovasi, managerial, kewirausahaan, modal, kerjasama, dan penguasaan pasar untuk menciptakannya. Proses ini di-blanding dalam satu sistem yang biasa dikenal dengan sistem industri. Dengan demikian, proses penciptaan nilai tambah pada dasar nya bisa dikatakan sebagai proses yang kompleks karena banyak unsur yang terlibat di dalamnya.
Jadi nilai tambah diciptakan tidak sekedar menghitung selisih antara nilai output dikurangi nilai input saja. Tapi dalam satu konsep ekonomi masih perlu dilihat juga antara lain siapa yang menikmati nilai tambah tersebut agar tujuan pembangunan ekonomi hasilnya benar-benar dirasakan manfaatnya oleh segenap lapisan masyarakat. Inilah mengapa moto yang dipakai oleh Kemenperin dikatakan bahwa industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik.
Dengan demikian, industrialisasi hakikatnya adalah merupakan usaha bisnis untuk menghasilkan kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa dengan meningkatkan nilai tambah yang kemudian didistribusikan dalam bentuk upah dan gaji bagi buruh dan karyawan agar mereka mempunyai kekuatan daya beli yang memadai; didistribusikan bagi pemegang saham dalam bentuk deviden yang menarik; dimanfaatkan bagi keperluan perusahaan untuk dapat melakukan re-investasi; dan meningkatkan pendapatan pajak bagi keperluan negara.
Dampak ekonomi yang lebih luas akibat adanya industrialisasi ini adalah menciptakan pekerjaan baru dan bisnis baru di industri terkait dan pendukung yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan pasti akan menciptakan nilai tambah baru.
Terkait dengan itu, maka proses penciptaan nilai tambah dalam sistem ekonomi industri harusnya tidak dihambat karena alasan administrasi birokrasi atau karena alasan pajak dan penerimaan negara bukan pajak, meskipun dapat difahami bahwa pajak dan penerimaan bukan pajak penting bagi kepentingan negara.
Supply chain process-nya tidak boleh dihambat karena sekali diciptakan "polisi-polisi tidur" disetiap mata rantai proses pasti akan menimbulkan beban biaya tambahan yang tidak kecil jumlahnya, dan hasilnya berarti hanya akan menggerus efisiensi. Pemahaman ini penting, dan oleh sebab itu, tindakan yang bersifat menghambat penciptaan nilai tambah harus dihilangkan agar industrialisasi dapat menjalankan misinya dengan efisien.
Berkaitan dengan itu, maka benar bila dikatakan bahwa menciptakan nilai tambah tidak bisa sekedar dilakukan dengan mendirikan pabrik, tetapi sejatinya lebih luas dari itu.
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Selain bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan dan ampunan, bulan yang suci…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Ada pemandangan aneh ketika kemarin rakyat rela…
Oleh: Marwanto Harjowiryono Widyaiswara Ahli Utama, Pemerhati Kebijakan Fiskal Risiko dapat dimaknai sebagai kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang…