Rugikan Triliunan Rupiah - Perangkat Lunak Bajakan Terinfeksi Malware

NERACA

Jakarta - Sebesar 92% laptop dengan perangkat lunak bajakan di Asia Pasifik telah terinfeksi dengan malware berbahaya. Sebuah studi keamanan siber oleh National University of Singapore (NUS) menerbitkan fakta mengejutkan tersebut. Dari studi  diketahui potensi kerugian baik di tingkat konsumen maupun kantor pemerintah bisa berakibat fatal. Studi yang diprakarsai oleh Microsoft ini juga menunjukkan, bahwa biaya untuk berinvestasi pada  perangkat lunak asli dan terbaru lebih rendah dibandingkan dengan kerugian aktual yang dialami karena pencuruan data rahasia dan informasi pribadi.

Ketua Masyarakat Indonesia Anti Pemalsuan (MIAP), Justisiari P. Kusumah mengatakan, penelitian ini dilakukan untuk menganalisa korelasi antara penggunaan perangkat lunak bajak dengan risiko infeksi malware di kawasan Asia Pasifik.”Inilah pentingnya berbagi hasil penelitian keamanan siber yang dilakukan NUS. Informasi ini tidak hanya menunjukkan pentingnya menggunakan perangkat lunak asli, tetapi juga untuk keamanan konsumen secara online," tuturnya di Jakarta, kemarin.

MIAP mengharapkan kesadaran konsumen dan bisnis seputar keamanan dunia maya harus terus selalu kritis, terutama dalam perlindungan aset dari eksploitasi kejahatan dunia maya, termasuk risiko kejahatan siber disebabkan oleh infeksi malware berbahaya. Studi dari NUS juga menyediakan praktik yang baik untuk perlindungan komputer terhadap malware antara lain jangan gunakan sistem operasi dan aplikasi yang sudah tidak diperbaharui lagi, edukasi karyaean tentang praktik siber yang aman, jaga agar perangkat lunak selalu diperbaharui dan jangan menunda penggunaan patch keamanan.

Hal senada juga disampaikan Keshav S. Dhakad, Assistant General Counsel, Digital Crime Unit, Microsoft Asia menyebutkan, malware yang menyerang komputer pengguna sofware ilegal itu berasal dari CD/DVD bajakan, produk sofware & sistem operasi bajakan.”Sebanyak 61% DVD/CD bajakan terinfeksi walware, produk sofware bajakan 42% terjangkit malware, sistem operasi ilegal 29% terjangkit malware, game and apps 19%, dan bahkan sofware antivirus bajakan juga suah terinfeksi malware 17%," kata Keshav.

Disebutkan, saat ini interkoneksi melalui jaringan internet telah menjadi sebuah kebiasaan. Bahkan sudah menjadi kebutuhan dan keharusan seperti transformasi digital dari bisnis, menjaga keterikatan dengan customer, pengembangan SDM, peningkatan sistem operasi. "Tetapi semua itu butuh security," katanya.

Namun, lanjutnya, masih banyak yang belum paham dengan teknik serangan dari penjahat cyber baik melalui email, serangan trojan, pembentukan banckdoor, transaksi bitcoin, dan lain-lain. Sementara Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (DJKI) Aidir Amin Daud mengatakan penting untuk dicatat bahwa penggunaan perangkat lunak asli bukan hanya tentang kepatuhan hukum terhadap aturan KI saja, tetapi juga keamanan dan kerahasiaan konsumen.”Yang beli produk bajakan sebenarnya tidak hanya masyarakat kalangan bawah, bisa saja dari pemerintah," katanya.

 

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…