Banten Masih Butuh Banyak Impor Kimia Organik

Banten Masih Butuh Banyak Impor Kimia Organik

NERACA

Serang - Provinsi Banten masih membutuhkan banyak impor bahan kimia organik untuk keperluan sejumlah industri kimia setempat, karena persediaan di dalam negeri tidak mencukupi.

“Besarnya permintaan terhadap bahan kimia organik, maka impor golongan barang tersebut nilainya lebih besar dibandingkan yang lain, yaitu mencapai 233,37 juta dolar AS, disusul gula dan kembang gula serta besi dan baja dengan nilai impor masing-masing sebesar 67,88 juta dolar AS dan 50,91 juta dolar AS,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Selasa (10/10).

Total impor nonmigas Banten pada Agustus 2017 naik 7,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 562,79 juta dolar AS menjadi 607,01 juta dolar AS. Nilai impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang utama naik 15,79 persen atau sebesar 79,31 juta dolar AS, dari sebelumnya 502,39 juta dolar AS menjadi 581,70 juta dolar AS. Sedangkan pada golongan barang lainnya terjadi penurunan 58,09 persen atau sebesar 35,08 juta dolar AS.

“Peran impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang utama pada Januari - Agustus 2017 mencapai 93,64 persen, dengan peran tertinggi berasal dari bahan kimia organik yaitu mencapai 34,80 persen (1.764,09 juta dolar AS) kemudian diikuti oleh gula dan kembang gula sebesar 14,83 persen atau senilai 751,54 juta dolar AS serta besi dan baja sebesar 10,90 persen atau 552,73 juta dolar AS,” ujar dia.

Peran tujuh golongan barang lainnya dari sepuluh golongan barang pada Agustus 2016 masih kurang dari 10 persen, sementara peran golongan barang lainnya di luar sepuluh golongan barang tercatat sebesar 6,36 persen.

Ia mengatakan enam dari sepuluh golongan barang non migas mengalami peningkatan nilai impor kecuali gula dan kembang gula, bahan bakar mineral, ampas/sisa industri makanan, serta gandum-ganduman. Peningkatan tertinggi berasal dari golongan barang bahan kimia organik yaitu 44,82 juta dolar AS disusul oleh mesin/peralatan listrik yang naik sebesar 36,40 juta dolar AS. Sementara itu, empat dari sepuluh golongan barang utama lainnya mengalami peningkatan nilai impor masing-masing kurang dari 32 juta dolar AS dimana peningkatan terendah terjadi pada golongan barang garam, belerang, kapur dengan peningkatan sebesar 5,06 juta dolar AS.

Lebih lanjut, jika disandingkan secara bersamaan, tujuh dari sepuluh golongan barang impor nonmigas pada Agustus 2017 tersebut kecuali bijih, kerak dan abu logam, biji-bijian berminyak, serta garam, belerang, kapur adalah golongan barang yang sama dengan bulan sebelumnya.

“Enam dari tujuh golongan barang tadi, kecuali mesin/peralatan listrik merupakan golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang impor utama Banten sejak Agustus 2016, dengan peran gabungan selama setahun terakhir, selalu tidak pernah kurang dari 75 persen,” kata Soebeno.

Adapun nilai impor dari 10 golongan barang utama itu adalah bahan kimia organik senilai 233,37 juta dolar AS, gula dan kembang gula (67,88 juta dolar AS), besi dan baja (50,91 juta dolar AS), bahan bakar mineral (49,22 juta dolar AS), mesin/peralatan listik (46,19 juta dolar AS), bijih, kerak dan abu logam (40,93 juta dolar AS), qampas/sisa industri makanan (34,02 juta dolar AS), gandum-ganduman (31,21 juta dolar AS), biji-bijian berminyak (19,69 juta dolar AS) dan garam, belerang, kapur senilai 8,28 juta dolar AS. Ant

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…