Inflasi Mereda di Pebruari 0,2%-0,3% - Meski Komoditas Pangan Tinggi

Meski Komoditas Pangan Tinggi

 Inflasi Mereda di Pebruari 0,2%-0,3%

 Jakarta,

Tekanan inflasi pada Februari 2011 diperkirakan mereda seiring dimulainya musim panen. Inflasi diperkirakan berada di level 0,2%-0,3% atau jauh lebih rendah dibandingkan inflasi Januari yang mencapai 0,89%. "Inflasi Feb 2011 saya perkirakan antara 0,2-0,3%. Tekanan inflasi pangan agak mereda, karena mulai ada panenan," kata Pengamat Ekonomi Tony A Prasetyantono, di Jakarta, Minggu (27/2).

 Namun demikian, lanjut dia, saat ini masa panen belum mencapai puncaknya, dan masih diganggu hujan yang masih cukup besar. “Sayangnya musim panen ini belum mencapai puncaknya, karena curah hujan masih tinggi di beberapa daerah,”tambahnya.

 Selain masalah panen, Tony juga mengatakan efek kenaikkan harga minyak dunia sudah mulai di atas US$100 per barrel dan jelas memberikan sumbangan inflasi. Tetapi efek sumbangan inflasi di tanah air masih kecil karena terbantu adanya BBM bersubsidi.

"Harga minyak dunia yg naik di atas US$100 per barrel juga menyumbang inflasi, meski kecil, masih ada BBM bersubsidi," katanya.

 Adapun mengenai penguatan dan stabilitas nilai tukar rupiah di bawah Rp9.000 per dolar AS juga memberi kontribusi inflasi rendah. "Jika inflasi bulanan sekitar 0,2-0,3%, karena nilai tukar menguat. Sehingga inflasi yoy akan berkisar 6,9%-7,0%," terangnya.

 Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi yoy pada Januari 2011 yang mencapai 7,02%. Pada situasi ini, lanjut Tony, suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) tidak perlu diubah atau tetap 6,75%. “Saya menyarankan agar pada kondisi seperti ini, maka BI rate tak perlu  berubah,”paparnya.

 Pasalnya rupiah masih menguat dan didukung cadangan devisa yang mencatat rekor baru US$98,5 miliar. “Menguatnya rupiah juga menguntungkan, karena memperkuat cadangan devisa,”imbuhnya.

 Ditempat terpisah, Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengakui rendahnya inflasi pada Pebruari 2011 ini  membuat laju inflasi tahunan (year on year) akan berada di bawah 7%. "Ya dia akan di bawah rata-rata tahunan untuk bulan Pebruari 2011 kelihatannya. Sehingga year on year-nya diperkirakan akan di bawah 7%," katanya.

 Namun demikian, Darmin mengakui kenaikan beberapa komoditas dan harga pangan dunia masih membayangi. Namun tekanan harga pangan ini, tak terlalu berpengatuh, sehingga inflasi di Pebruari 2011 diperkirakan akan lebih rendah dari rata-rata inflasi yang terjadi setiap Februari tahun-tahun sebelumnya.

 Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mennyebutkan tiga kebutuhan masyarakat yang mengalami kenaikan harga signifikan di Februari 2011 adalah minyak goreng (migor), tahu-tempe, dan ikan laut. Komoditas-komoditas ini berpeluang memberikan tekanan inflasi di Februari 2011.

 Kementerian Keuangan juga memprediksikan inflasi di Februari 2011 bakal berada di kisaran 0,3-0,5%. Inflasi di Februari-April 2011 akan rendah karena tekanan harga beras yang mulai melemah karena adanya panen. **cahyo

 

 

 

BERITA TERKAIT

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global

UU DKJ, Masa Depan Jakarta Dijadikan Pusat Perdagangan Global NERACA Jakarta - Lahirnya undang-undang tentang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ)…

Pemerintah akan Bentuk Tim Proyek Kereta Cepat Jakarta " Surabaya

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan segera membentuk tim untuk proyek kereta…

Surplus Neraca Perdagangan Terus Berlanjut

  NERACA Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2024, Indonesia kembali surplus sebesar 4,47 miliar dolar AS,…