Efisiensi dan PHK Massal - Pelaku Pasar Menanti Kebangkitan Bisnis TAXI

NERACA

Jakarta – Masa kejayaan bisnis taksi konvensional mulai sirna seiring dengan maraknya pengguna jasa taksi online. Alhasil perusahaan yang tidak siap beradaptasi dengan perubahan dinamis industri digital bakal ditinggal pasar dan kondisi inilah yang dialami PT Express Trasindo Utama Tbk (TAXI) yang terus merugi tiap tahunnya.

Hingga semester pertama tahun ini mengalami penurunan pendapatan hingga 57% menjadi Rp158,73 miliar dibandingkan semester pertama 2016 sebesar Rp374,06 miliar. Parahnya lagi, TAXI harus memikul rugi sebesar Rp133,11 miliar di semester pertama tahun ini meski pada periode yang sama tahun lalu pun perseroan telah membukukan rugi sebesar Rp42,89 miliar.

Hal tersebut pun membuat TAXI harus melakukan efisiensi dan penyesuaian jumlah karyawan dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Perseroan hingga kuartal ketiga tahun ini telah melakukan PHK kepada sebanyak 400 karyawan. Selain itu, guna melunasi pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp500 miliar, perseroan pun berencana untuk menjual aset tanah yang dimilikinya seluas 14,5 ha.

Apa yang menimpa TAXI mendapatkan respon serius dari pemerintah dengan merilis kebijakan dan aturan tarif taksi online. Sementara Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyatakan keprihatinannya atas PHK yang menimpa karyawan Taksi Express dan rencananya akan memanggil pihak terkait untuk menyikapi masalah itu.”Saya prihatin atas kejadian PHK itu, tapi mungkin eksternalnya kita akan panggil. Kita harus menyikapi karena ini penghidupan masyarakat banyak, kita harus care," kata Budi di Jakarta, kemarin.

Meski begitu Budi meminta pihak Taksi Ekpress juga tak tinggal diam. Dia meminta perusahaan itu melakukan perubahan. Menurutnya, persaingan antara taksi konvensional dengan taksi online tak dapat dihindarkan. Dia menyebut Peraturan Menteri nomor 26 sudah memberikan kesempatan agar keduanya seimbang.”Yang ingin saya katakan online itu memang keniscayaan, industri memang harus berubah. Oleh karenanya dalam rangka kita membuat PM 26 kita lakukan kesetaraan. Kesetaraan ini yang kita harapkan membuat mereka berkesempatan untuk mengimprovisasi, membuat model bisnis yang baru,"tegasnya.

Bagi analis First Asia Capital, David Sutyanto, keputusan yang diambil TAXI untuk melakukan efisiensi dengan cara mengurangi jumlah karyawan kemungkinan akan membuat beban operasional perusahaan lebih ramping.”Meraka sudah jual aset dan juga PHK karyawan jadi bisa lebih ramping. Saat ini kondisi bisnis taksi kionvensional memang lagi seret," ujarnya.

David menegaskan, penurunan harga saham TAXI bukan dikarenakan oleh adanya PHK, tetapi lebih disebabkan karena buruknya kinerja yang dicatatkan perusahaan akhir-akhir ini. Menurutnya, para pelaku pasar saat ini menunggu hasil dari efisiensi yang dilakukan perusahaan. Meski sementara waktu ini pelaku pasar masih cenderung akan menjauhi saham TAXI."Harga saham akan sesuai dengan kinerja perusahaan. Jadi, kita lihat setelah ini akan lebih baik atau tidak,” terangnya.

Sebaliknya, analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada memandang jika turunnya harga saham TAXI memang disebabkan dengan adanya PHK yang dilakukan oleh TAXI. Pasalnya, adanya PHK tersebut sangat memperlihatkan jika perusahaan saat ini sedang mengalami kesulitan keuangan. Dengan begitu, pada akhirnya para pelaku pasar memutuskan untuk menghindari saham TAXI.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…