NTP Banten September Naik 0,85 Persen

NTP Banten September Naik 0,85 Persen

NERACA

Serang - Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Banten secara umum mengalami kenaikan 0,85 persen dibandingkan bulan sebelumnya dari 99,83 menjadi 100,69.

"Angka kenaikan NTP sebesar itu yang diperoleh dari hasil pemantauan harga-harga perdesaan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, dikarenakan laju kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) yang sebesar 0,88 persen lebih cepat dari laju kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang sebesar 0,02 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Jumat (6/10).

Kenaikan NTP September 2017 disebabkan oleh naiknya NTP pada ketiga subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang naik 1,21 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,26 persen, dan subsektor perikanan naik sebesar 0,47 persen. Sementara Subsektor tanaman hotikultura dan peternakan masing-masing turun 0,25 persen dan 0,60 persen.

Soebeno mengatakan kenaikan It pada September 2017 disebabkan naiknya It pada ketiga subsektor yakni subsektor tanaman pangan yang naik 1,69 persen; It subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 1,26 persen; dan It subsektor perikanan naik 0,49 persen. Sedangkan It pada subsektor hortikultura dan subsektor peternakan masing-masing turun 0,23 persen dan 0,47 persen Pada September 2017 indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen. Hal ini terjadi karena Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan 0,01 persen dan Indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,04 persen.

Kenaikan indeks BPPBM ini disebabkan naiknya empat kelompok yakni kelompok bibit 0,39 persen, pupuk, obat-obatan, dan pakan naik 0,05 persen; biaya sewa dan pengeluaran lain naik 0,04 persen; kelompok transportasi naik 0,03 persen. Kelompok penambahan barang modal mengalami penurunan 0,18 persen dan kelompok upah buruh tidak mengalami perubahan.

Dari pantauan di empat Kabupaten di Provinsi Banten, terjadi inflasi di perdesaan sebesar 0,01 persen. Pemicu inflasi ini adalah kelompok sandang sebesar 0,38 persen. Lima kelompok lainnya yang mengalami inflasi yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen, kelompok perumahan 0,10 persen, kelompok transportasi dan komunikasi 0,06 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,04 persen, dan kelompok kesehatan terjadi inflasi sebesar 0,01 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,27 persen. Ant

 

BERITA TERKAIT

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Calon Ketua PWI Jaya Iqbal Irsyad Kuatkan Koordinasi bersama Tim

NERACA Jakarta - Calon Ketua PWI Jaya periode 2024-2029, Iqbal Irsyad, bersama Calon Ketua DKP PWI Jaya, Berman Nainggolan, serta…

Fitur Sosial Media Ada di e-Commerce, Apakah Melanggar?

NERACA Jakarta - Mendekati tenggat waktu yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakni hingga April 2024, dikabarkan bahwa proses integrasi…

Ayo Kejar Reward Melalui Western Union bjb

NERACA Bandung - bank bjb terus melakukan inovasi berupa program yang memberikan kemudahan dan keuntungan bagi nasabah. Paling anyar, bank…