Ambil Untung Investor Bikin IHSG Loyo

NERACA

Jakarta –Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (5/10), IHSG BEI ditutup melemah 49,56 poin atau 0,83% menjadi 5.901,90 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 9,10 poin (0,91%) menjadi 982,85 poin.

Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan bahwa IHSG bergerak melemah seiring dengan aksi ambil untung oleh investor menyusul momentum penguatan mulai mereda karena minimnya sentimen pendorong.”IHSG terkoreksi setelah mengalami kenakan selama dua hari berturut-turut hingga menembus rekor baru. Mayoritas saham mengalami pelemahan dimana sektor perdagangan dan jasa, konsumsi, dan industri dasar memimpin pelemahan," paparnya di Jakarta, kemarin.

Di siis lain, dia menambahkan bahwa investor asing yang melanjutkan aksi lepas saham turut mempengaruhi pola gerak IHSG. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia pada (Kamis, 5/10), investor asing kembali mencatatkan jual bersih atau "foreign net sell" di pasar reguler sebesar Rp553,49 miliar.

Secara teknikal, dia mengatakan bahwa pergerakan sejumlah indikator IHSG menunjukan mulai masuk dalam area jenuh beli (overbought). Diperkirakan, IHSG akan bergerak di kisaran 5.856-5.921 poin pada akhir pekan. Sementara itu tercatat frekuensi perdagangan sebanyak 293.900 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 7,017 miliar lembar saham senilai Rp6,255 triliun. Sebanyak 129 saham naik, 217 saham menurun, dan 101 saham tidak bergerak nilainya atau stagnan.

Bursa regional, di antaranya indeks bursa Nikkei ditutup naik 1,90 poin (0,01%) ke 20.628,56, indeks Hang Seng menguat 205,97 poin (0,73%) ke 28.379,18, dan Straits Times menguat 24,15 poin (0,75%) ke posisi 3.260,80. Sebaliknya pada pembukaan perdagangan, IHSG dibuka menguat 3,25 poin atau 0,05 persen menjadi 5.954,72 poin. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 0,82 poin (0,06%) menjadi 992,78 poin.”IHSG kembali bergerak menguat, namun relatif terbatas di tengah ketidakpasatian global," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere.

Nico Omer mengemukakan bahwa situasi geopolitik yang terjadi di Korea Utara masih menjadi salah satu faktor yang dikhawatirkan pasar, situasi itu dinilai dapat mengangggu pertumbuhan negara-negara di kawasan Asia.”Kondisi geopolitik di Korea Utara yang memanas dapat berdampak ke ekonomi negara global, terutama di negara-negara Asia, termasuk Indonesia," katanya.

Sementara dari dalam negeri, lanjut dia, sentimennya relatif cukup kondusif. Pemerintah menyampaikan daya beli masyarakat tidak mengalami penurunan menyusul ekonomi Indonesia yang sedang menggeliat, didukung oleh pertumbuhan di berbagai sektor.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa optimisme pasar terhadap perbaikan ekonomi Indonesia terlihat dari terjaganya inflasi, peningkatan cadangan devisa, tren surplus neraca perdagangan, dan data positif lainnya sehingga mempengaruhi pola gerak IHSG.

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…