Mudah untuk Tingkatkan Pangsa Pasar Syariah

 

 

NERACA

 

Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan tantangan untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah agar tidak selalu berada di "jebakan" lima persen adalah hal yang sangat mudah. Menurut Wimboh, di Jakarta, Kamis, bahkan pangsa pasar perbankan syariah bisa mencapai 20 persen dalam beberapa tahun ke depan. Namun, ujarnya, perihal berapa pangsa pasar keuangan syariah dibanding konvensional bukanlah hal yang terlalu substantif.

Lebih baik, kata Wimboh, otoritas dan pelaku industri keuangan syariah fokus bagaimana mendorong masyarakat untuk mengadaptasi seluruh aspek keuangan syariah, tidak hanya berkutat pada statistik. "Target pangsa pasar lima persen itu mudah. Mau 20 persen juga bisa," ujarnya dalam Seminar Industri Syariah dan Pemerataan Perekonomian di Jakarta, Kamis (5/10).

Pernyataan Wimboh tersebut menanggapi "sindiran" yang selalu disuarakan terhadap industri keuangan syariah, khususnya sektor perbankan yang sulit meningkatkan level pangsa pasar dari lima persen terhadap pasar perbankan nasional. Baru pada 2016, pangsa pasar perbankan syariah dapat mencapai lima persen, setelah dalam beberapa tahun sebelumnya selalu berada di bawah lima persen. Saat ini pangsa perbankan syariah berada di 5,32 persen.

Wimboh mengatakan lebih baik industri keuangan syariah memikirikan upaya untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pemerataan perekonomian. Beberapa upayanya adalah dengan meningkatkan pembiayaan untuk segmen mikro. Menurutnya, boleh saja perbankan syariah juga menyalurkan pembiayaan ke segmen korporasi seperti infrastruktur, tetapi harus terukur dan tidak berlebihan. Sedangkan untuk konsumer, kata dia, risikonya terlalu besar dan berpotensi meningkatkan rasio pembiayaan bermasalah (Non-Perfroming Financing/NPF).

"Lebih baik fokus ke mikro, perluas jaringan ke daerah dan juga kembangkan semua produk dan jasa keuangan," ujar dia. Wimboh juga meminta industri keuangan syariah untuk mampu bersaing dengan konvensional dalam hal pembaruan produk. Industri keuangan syariah diminta untuk juga agresif mengadaptasi perkembangan teknologi dalam produk dan jasa keuangannya.

"Sehingga masyarakat berminat pindah ke syariah," ujar Mantan Komisaris Utama PT. Bank Mandiri Persero Tbk ini. Saat ini, dengan pangsa pasar 5,32 persen, aset perbankan syariah sebesar Rp380 triliun, dengan jumlah 13 bank umum syariah, 21 unit usaha syariah di bank dan 167 bank pembiayaan rakyat syariah.

Agar Efisien

Wakil Ketua Umum Masyrakat Ekonomi Syariah (MES), Firdaus Djaelani menyebutkan, perbankan syariah harus mencapai pangsa pasar 15 persen untuk dapat efisien. Upaya untuk mencapai pangsa pasar tersebut yakni dengan cara membentuk bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Juli 2017 total aset perbankan syariah sudah mencapai Rp 388,65 triliun atau berkontribusi 5,46 persen terhadap aset perbankan nasional.

"Kalau sekarang kan masih 5,5 persen. Jadi akan mencapai skala ekonomi kalau pangsa pasar sudah mencapai 15 persen seperti malaysia. Artinya, kalau sudah segitu, mulai efisien," ujar Firdaus. Kondisi perbankan syariah yang saat ini naik turun, kata Firdaus, disebabkan masih kurangnya skala ekonomi perbankan syariah. Untuk itu diperlukan berbagai upaya agar dapat mendorong pertumbuhan perbankan syariah dalam industri perbankan nasional.

Salah satu upaya yang diusulkan oleh MES kepada pemerintah yakni dengan membentuk bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Wacana yang pernah digaungkan oleh pemerintah adalah dengan melakukan merger antara bank Syariah anak usaha BUMN seperti Mandiri Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah serta Unit Usaha Syariah BTN. Kendati begitu hingga saat ini usulan tersebut belum dijalankan oleh pemerintah. "Kan bisa merger bank BUMN Syariah. Kalau digabung, misalnya bisa mencapai ekuitas Rp 15 triliun, lalu ditambahkan lagi modalnya supaya bisa masuk kelas BUKU (bank umum kegiatan usaha) 4," kata Firdaus.

 

BERITA TERKAIT

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…