Impor Banten Agustus Naik 3,58 Persen

Impor Banten Agustus Naik 3,58 Persen

NERACA

Serang - Impor Provinsi Banten pada Agustus 2017 naik 3,58 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari 838,16 juta dolar AS menjadi 868,17 juta dolar AS.

“Meningkatnya impor Banten pada bulan tersebut karena impor nonmigas naik 7,86 persen dari 562,79 juta dolar AS menjadi 607,01 juta dolar AS, meski impor migas turun 5,16 persen menjadi 261,16 juta dolar AS dari sebelumnya 275,37 juta dolar AS,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Kamis (5/10).

Penurunan impor, menurut Soebeno, utamanya akibat dari turunnya nilai impor untuk komoditi hasil minyak dibanding Juli 2017. Dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (2016), nilai impor Agustus 2017 mengalami peningkatan 10,58 persen. Penyebab utama peningkatan impor ini adalah kenaikan impor migas sebesar 50,17 persen meskipun impor nonmigas turun 0,69 persen.

"Khusus untuk impor migas, pergerakan nilai impor hanya disebabkan oleh perubahan impor komoditi hasil minyak mengingat untuk komoditi migas yang lain, tidak tercatat kegiatan impor," ujar dia.

Peran impor komoditi nonmigas pada kumulatif Agustus 2017 masih sangat dominan yaitu 70,78 persen. Dominasi komoditi nonmigas juga dapat dilihat dari perannya terhadap impor pada bulan Juli dan Agustus 2017 yang secara berturut-turut tercatat sebesar 70,90 persen dan 70,78 persen.

Dibanding periode Januari-Agustus 2016, impor Banten periode yang sama pada tahun 2017 meningkat 31,96 persen. Peningkatan tersebut utamanya disebabkan oleh impor komoditi migas yang mengalami peningkatan hingga 70,94 persen.

Golongan barang yang paling banyak di impor Banten adalah bahan kimia organik yang mencapai nilai 233,37 juta dolar AS, menyusul gula dan kembang gula 67,88 juta dolar AS serta besi dan baja senilai 50,91 juta dolar AS.

Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Agustus 2017 adalah Australia dengan nilai impor sebesar 106,87 juta dolar AS, diikuti oleh Singapura dan Thailand masing-masing dengan impor sebesar 89,09 juta dolar AS dan 72,56 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 210,24 juta dolar AS.

Pangsa impor terbesar untuk Agustus 2017 masih berasal dari golongan bahan baku/penolong, yaitu mencapai 95,77 persen, sementara untuk barang konsumsi dan barang modal, masing-masing sebesar 2,03 persen dan 2,20 persen.

“Pangsa impor untuk golongan bahan baku/penolong itu meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016. Sebaliknya, pada golongan barang konsumsi dan barang modal terjadi penurunan pangsa impor yang cukup signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” kata Soebeno.

Sementara, nilai ekspor Banten pada Agustus 2017 turun 0,46 persen dibanding bulan sebelumnya, yakni dari 990,19 juta dolar AS menjadi 985,67 juta dolar AS. Soebeno mengatakan turunnya ekspor Banten karena nilai ekspor nonmigas yang turun 0,58 persen dari 989,97 juta dolar AS menjadi 984,21 juta dolar AS. Sementara ekspor migas naik 549,10 persen dari 0,22 juta dolar AS menjadi 1,45 juta dolar AS."Khusus ekspor migas, peningkatan tersebut lebih disebabkan oleh nilai ekspor komoditi hasil minyak dan gas yang mengalami peningkatan, mengingat pada komoditi minyak mentah tidak terdapat kegiatan ekspor pada bulan Agustus 2017," kata dia di Serang, Rabu (4/10).

Dibanding sama tahun 2016, nilai ekspor Banten Agustus 2017 mengalami peningkatan 28,11 persen. Peningkatan ekspor tersebut didorong oleh ekspor nonmigas yang naik 28,54 persen meskipun dibarengi oleh penurunan ekspor migas sebesar 60,53 persen. Ant

 

BERITA TERKAIT

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Riset Tetra Pak: Perusahaan Makanan dan Minuman Berkomitmen Meminimalkan Penggunaan Plastik

NERACA Jakarta - Tetra Pak belum lama ini melakukan survei kepada perusahaan makanan dan minuman atas komitmen keberlanjutan yang dilakukan…

Pemkot Bogor Fokus Tangani Sampah dari Sumbernya

NERACA Kota Bogor - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, melalui Satgas Naturalisasi Ciliwung mendampingi warga di wilayahnya fokus menangani…

Beras Medium di Kota Sukabumi Alami Penurunan Harga

NERACA Sukabumi - Harga beras medium di sejumlah kios di Pasar Pelita dan Tipar Gede Kota Sukabumi alami penurunan harga…