Gandeng Ormas GP Ansor - OJK di Sulteng Gelar Edukasi Pasar Modal

NERACA

Palu - Menyadari penetrasi pasar modal tidak bisa dilakukan sendiri oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ataupun lembaga SRO lainnya, maka kerjasama dengan lembaga pendidikan dan organisasi keagamaan menjadi pilihannya. Berangkat dari hal tersebut, OJK Sulawesi Tengah (Sulteng) bekerja sama dengan Gerakan Pemuda Ansor setempat mendorong komunitas pemuda di daerah itu untuk mengenal pasar modal sehingga ikut berinvestasi.”Peluang berinvestasi di pasar modal sangat besar terutama untuk anak muda. Berinvestasi di pasar modal tidak mesti harus orang kaya," kata Kepala OJK Sulawesi Tengah, Syukri Andi Yunus di Palu, kemarin.

Menurut Syukri, pemuda memiliki potensi untuk berinvestasi di pasar modal karena tidak harus menunggu modal besar. Apalagi kata Syukri, pasar modal saat ini sudah berbasis dalam jaringan (online), sementara di sisi lain anak muda kini menguasai komunikasi elektronik melalui android dan hal tersebut tentunya menjadi sangat mendukung.

Syukri menegaskan, pengawasan terhadap pasar modal saat ini juga sangat tinggi sehingga tidak ada peluang bagi pelaku pasar modal untuk melakukan investasi bodong. Disebutkan, salah satu organisasi pemuda di Sulawesi Tengah yang konsisten melakukan kaderisasi dan memiliki banyak kader adalah Gerakan Pemuda Ansor sehingga sangat strategis menjadi mitra OJK dalam rangka literasi keuangan salah satunya melalui pasar modal.

Gayungpun bersambut dan mendapatkan respon positif dari kader-kader Ansor dan pelaku usaha lainnya. Bendahara GP Ansor Sulteng, Jumri Tahang mengatakan, selama ini dirinya masih sangat minim dalam memahami pasar modal. Selama ini kata dia, dirinya memahami pasar modal hanya untuk kalangan pelaku usaha besar sehingga peluang untuk anak muda yang memiliki modal sedikit tidak bisa menjangkaunya.”Saya baru paham sekarang ternyata pasar modal tidak mesti harus modal besar. Satu sampai lima juta saja kita sudah bisa berinvestasi dengan beli saham," tuturnya.

Jumri mengatakan, selama ini dirinya hanya melek dengan bank dan asuransi, padahal pasar modal juga memiliki peluang yang besar sebagai investasi alternatif dan permodalan. Sementara itu bidang edukasi dan perlindungan konsumen OJK Sulawesi Tengah, Wahyu Krisnanto mengungkapkan, selama ini 70% saham di pasar modal dikuasai oleh asing dan salah satu penyebabnya di Indonesia literasi keuangan masih sangat rendah sehingga hanya sedikit yang melirik peluang investasi di pasar modal tersebut. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…